Merunduk dan Merendahlah

Satu hari jadi bos, satu bulan jadi budak. Ini adalah mindset yang sering bikin orang gagal untuk maju. Kalau posisi Anda masih karyawan, stop deh bergaya hidup Sultan tiap kali gajian. 

Kenapa banyak orang nggak bisa sukses? Karena mereka punya mindset orang miskin. Gaji cuma cukup cukupan, tapi gaya hidup nggak mau kalah. Saya kasih contoh nyata, kebanyakan dari Anda begitu terima gaji langsung kepikiran buat healing atau liburan. 

Yang biasanya beli rokok murah, pas gajian jadi beli rokok mahal. Alasannya, apa salahnya sekali-sekali, kapan lagi. Bro, Anda sadar nggak? Gaji Anda misalnya cuma Rp2.000.000,- (Dua Juta Rupiah), dan Anda memakai Rp500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) buat foya-foya sehari doang. 

Tanpa sadar, Anda butuh seminggu kerja buat mengumpulkan uang yang Anda habiskan cuma buat sehari bersenang-senang. Anda masih butuh duit bro, bukan kelebihan duit. Kalau terus kayak gini, Anda cuma bakal jalan di tempat, orang miskin harus tau diri. 

Anda bakal terus disitu-situ saja. Mulai ubah pola pikir Anda sekarang juga. Berakit-rakit ke hulu, bersenang-senang kemudian. Belajar untuk tahan keinginan buat gaya hidup tinggi sekarang, demi kesuksesan di masa depan. 

Selama Anda masih jadi karyawan, jangan keburu gaya hidup seperti bos perusahaan. Ubah mindset Anda, simpan buat investasi, tambah ilmu, agar Anda dapat upgrade diri dan keluar dari siklus ini. Nanti setelah Anda benar-benar sukses, Anda baru bisa menikmati hasilnya dengan puas. 

Merunduk dan merendahlah, karena tanah terlalu keras untuk menyambut jatuhmu. Tapi..!!! "Jika tundukmu diinjak-injak, merendahmu di langkah. Ingat!!! Lahir pun kau berlumur darah," ucap R. Manggala. 

Selagi matahari masih terbit dari timur, tetaplah di jalur tempur. Karena selagi Tuhan yang mengatur, tidak ada kata untuk mundur. 

Sumber: Prabu.

Related Posts:

  • Ketika Curhat Dilarang Oleh Dede Supriyatna* “Saat curhat dilarang.” ungkapanku padanya, sambil menunggu tanggapan atas celetukanku. “Siapa yang ngelarang, kenapa dilarang, enggak mungkin, memang ada,” begitulah reaksi yang agak histeris atas c… Read More
  • Enggak Jadi Lebaran Oleh Dede Supriyatna* Semenjak adzan magrib gema taqbir mulai terdengar berkumandang, langit hitam terlihat indah dengan pancaran kembang api, anak-anak yang asik memukul beduk, mereka ada juga yang berlari-lari, dan para… Read More
  • “Biar Negara Hangus Terbakar...” Oleh Ahmad Syafi’i Ma’arif* Revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949 sungguh kritikal, melelahkan, tetapi syarat dengan harapan untuk menang. Ia menyisakan berjuta pengalaman suka duka, heroisme, dan i… Read More
  • Pasar Tradisional, Nasibmu Oleh Dede Supriyatna* Malam itu, entah apa penyebabnya yang membuat saya putuskan pergi ke kost teman. Sesampainya, saya dapatkan sedang asik bermain game, sambil mengisap sebatang rokok. Langsung saja saya berujar “Rokok… Read More
  • Jangan Khianati Dia! Oleh Ustadz Juaini Syukri, Lcs. MA. Pada waktu kita susah, tak akan ada yang mau menolong dengan cara apapun kecuali seorang hamba Allah yang masih menaruh percaya hati kepada kita. Jangan jauhi beliau apalagi lebih dari i… Read More

0 comments:

Posting Komentar