Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Tampilkan postingan dengan label Makalah Sosial Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah Sosial Politik. Tampilkan semua postingan

Tinjauan Kesejahteraan Rakyat Dipandang dari Berbagai Aspek dan Upaya Peningkatannya

Oleh Dr. Hj. Connie Chairunnisa

Apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera? Sejahtera menurut Poerwadarimata adalah aman, sentosa, dan makmur. Arti kesejahteraan meliputi keamanan, keselamatan, dan kemakmuran. Kondisi sejahtera meliputi terpenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, perawatan, dan kesehatan. Masalah kesejahteraan rakyat dipandang dari 5 aspek, diantaranya:
  1. Aspek sosial.
  2. Aspek pendidikan.
  3. Aspek pemberdayaan.
  4. Aspek karakter.
  5. Aspek peranan wanita.
Pada aspek sosial menurut versi bank dunia, sepertiga rakyat Indonesia masih dalam kemiskinan (100 juta jiwa) orang Indonesia adalah miskin. Sedangkan versi Badan Pusat Statistik (BPS) 39 juta jiwa rakyat Indonesia miskin. Jadi, disini kita bisa melihat adanya penurunan dari versi bank dunia dengan versi BPS. Mengapa demikian? Karena Indonesia dianggap negara yang terkorup rangking 1 menurut PERC, dan rangkin 114 menurut situs resmi TI.
Saat ini korupsi semakin membudaya dan mengakar di negara kita tercinta ini, mulai dari perangkat desa sampai pejabat negara korupsi. Lalu masih adakah pejabat yang jujur? Saat ini sudah langka. Kenyataannya rakyat sudah geram dan kesal melihat pejabat korup berhamburan dengan mobil mewah, sementara bangunan sekolah nyaris roboh, anak SD menyeberangi jembatan kabel hanya untuk menuju sekolah. Inikah yang dinakaman keadilan sosial??

Dari segi aspek pendidikan, menurut hasil survei PERC menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, di bawah Vietnam. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang di survei di dunia. Survei menunjukkan, Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Yang kita rasakan saat ini adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan (formal maupun non formal) setelah dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Pendidikan merupakan penopang dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bagaimana mau sejahtera, jika sekolahnya saja tidak tuntas. Data BALITBANG KEMENDIKBUD tahun 2000 menunjukkan APM untuk anak SD mencapai 94,4% (28,3 juta jiwa) masih tergolong tinggi, sedangkan SLTP masih rendah 54,8% (9,4 juta jiwa). Kalau kita lihat hal yang terjadi diatas bahwasanya layanan pendidikan usia dini di Indonesia masih sangat terbatas.

Aspek pemberdayaan masyarakat pun demikian, masyarakat di Indonesia masih belum berdaya dikarenakan terlihat banyak indikator penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang berkeliaran di jalan. Bilamana PMKS tidak terlayani dengan baik, maka bagi mereka kemerdekaan adalah sekedar lepas dari penjajahan, seharusnya kemerdekaan adalah lepas dari kemiskinan. Nasib rakyat Indonesia yang dikisahkan kaya raya ini berubah menjadi miskin dalam waktu sekejap. Gemah rimpah lohjinawi menguap entah kemana! 

Rakyat Indonesia belum dapat menggali kekayaan alamnya sendiri sehingga dieksploitasi oleh orang asing atas ketidakberdayaan itu, Indonesia hanya diberikan jatah kurang dari sepertiga keuntungan alam Indonesia sendiri. Hal ini disebabkan oleh pejabat pemerintah yang sangat murah moral harganya untuk bisa dibeli orang asing. Buktinya saja tanah akan kekayaan paling tinggi di Indonesia dapat diperjualbelikan kepada orang asing, sehingga presentase kekayaan di Indonesia yang seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia telah menurun drastis. Seharusnya pemerintah Indonesia tidaklah untuk menjual tanah di negeri ini, disewa boleh.

Kekejaman bisa dirasakan kembali dengan adanya aspek karakter, kesejahteraan rakyat Indonesia masih menjadi angan-angan belaka. Bagaimana mungkin bisa terjadi jika pada dewasa ini karakter bangsa kita dipandang sebelah mata oleh negara lain. Karena banyak kasus pada masyarakat di Indonesiaya, sehingga mereka tidak mau mengakui bahwa dirinya berasal dari Indonesia. Mereka takut negara lain memandang mereka sebagai teroris dan koruptor, yang mana negara yang memiliki segalanya tapi tidak mampu mengolah sumber daya alamnya, bahkan sering disebut negara bodoh dan terkorup. Apakah bangsa ini mau dipandang seperti itu???

Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membangun karakter bangsa, baik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal. Semua pendidikan itu pada intinya membawa perubahan karakter menjadi lebih baik. Karakter bangsa masih bisa diselamatkan dan ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran yang berkelanjutan. Proses pembelajaran membawa siswa kepada sosok generasi bangsa yang tidak sekedar memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki moral yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam jiwa siswa.

Menurut Busyro Muqoddas (Wakil Ketua KPK), aspek peranan wanita diperoleh dari kesimpulan sebuah kajian, perempuan mempunyai peran yang signifikan untuk perubahan dalam pemberantasan korupsi. Walaupun memang ada sejumlah wanita yang terjerat dalam kasus korupsi, namun jumlahnya tergolong sedikit dan tidak bisa digeneralisir. Kaum perempuan hendaknya dapat menjaga nilai-nilai moral dan akhlaq, karena dengan begitu akan memberi dampak, termasuk pencegahan terjadinya tindak korupsi.

Dalam pernyataan Muqoddas yang pernah dilansirkan, para isteri bisa mengontrol suami mereka dalam bekerja agar tidak membawa uang haram hasil korupsi. Selain sebagai isteri pendamping suami, diharapkan wanita bisa menjadi seorang ibu yang memberikan keteladanan terhadap anak-anaknya. Pendidikan di rumah sangat penting dilakukan oleh seorang ibu.

Kalau kita lihat dari permasalahan-permasalahan diatas pastinya akan memunculkan solusi dan pendekatannya, diantaranya sebagai berikut:
  • Solusi aspek sosial: melalui pendekatan sosial dan ekonomi guna dapat mengukur garis kemiskinan masyarakat, melalui 3 metode pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Strategi yang diluncurkan pemerintah adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Program Keluarga Harapan (PKH), serta Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Program Bantuan Langsung Tunai.
  • Solusi aspek pendidikan melalui metode pendekatan sistematik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, upaya yang telah dilakukan pemerintah menuntaskan wajar (Wajib Belajar) 12 tahun (SD, SLTP, SLTA) berupa pengucuran bantuan BOS dan BOP.
  • Solusi aspek pemberdayaan masyarakat melalui metode pendekatan bidang kesejahteraan sosial yang terus menerus dikembangkan bersama dengan pengembangan ekonomi, upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah membentuk kelompok usaha bersama (KUBE) di daerah miskin yang didahului dengan bimbingan sosial, pelatihan keterampilan berusaha, bantuan stimulasi, dan pendampingan.
  • Solusi aspek karakter melalui pendekatan peningkatan mata pelajaran akhlaq dan moral di semua program studi, dari mulaiTK, SD, SLTP, SLTA, hingga di Perguruan Tinggi.
  • Solusi aspek peranan wanita melalui metode pendekatan pembinaan keluarga secara keseluruhan dengan menitikberatkan kepada metode saling asih (kasih sayang), saling asuh (melakukan bimbingan), dan saling asah (mempertajam) peranan wanita untuk memperbaharui diri secara terus menerus pada empat bidang dasar kehidupan, yaitu fisik, enomsional, mental, dan spiritual (IQ, EQ, dan SQ).
Kesimpulan dari topik permasalahan diatas adalah permasalahan kesejahteraan rakyat, perlu dipikirkan bersama dari seluruh elemen bangsa Indonesia yang berkaitan dengan lima aspek mendasar, yaitu aspek sosial, aspek pendidikan, aspek pemberdayaan, aspek karakter, dan aspek peranan wanita. Yang paling utama dari kelima aspek yang dibahas untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah masalah kejujuran dan moral bangsa yang hampir pudar, karena adanya kepentingan pribadi dan golongan (alias korupsi), solusi dan upaya diarahkan kepada perbaikan akhlaq dan moral melalui pendidikan.

Saran dari penulis adalah demi terwujudnya kesejahteraan rakyat, diharapkan tekad yang kuat dari seluruh elemen tata kelola negara (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif) untuk memerangi korupsi. Membangun karakter bangsa diperlukan kedisiplinan tinggi seluruh komponen bangsa dengan upaya menyiapkan kondisi, sarana & prasarana, kurikulum, dan kegiatan pendidikan yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti yang bermoral dan berakhlaq. Peran dan fungsi dari lembaga pengawas maupun lembaga pemeriksa keuangan negara yang sudah berjalan dengan baik, perlu ditingkatkan lagi melalui sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Rekonsiliasi & Resolusi Konflik

UJIAN AKHIR SEMESTER
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
(KODE: POL 3078)
  1. Apa yang Anda pahami tentang gagasan Peacebuilding From Below? Apa dua hal yang disarankan Adam Curle kepada PBB setelah menjelaskan bahwa resolusi konflik yang hanya melibatkan aktor dari luar arena konflik seringkali tidak efektif?
  2. Ada dua pandangan umum mengenai Contact Hypothesis. Pertama, semakin kerap dan tinggi frekuensi hubungan pihak-pihak yang bertikai, maka akan semakin mudah proses mencapai rekonsiliasi. Kedua, dengan mengasumsikan bahwa pagar yang baik menciptakan tetangga yang baik, pemisahan pihak-pihak yang terlibat konflik secara fisik, bila mungkin, adalah cara terbaik untuk mengakhiri konflik. Jelaskan pandangan Anda mengenai kedua hal di atas, dan sertakan contoh-contoh dimana masing-masing metode itu dapat diterapkan!
  3. Terorisme dipandang sebagai bagian dari fokus studi disiplin ilmu resolusi konflik dengan dua pertimbangan pokok. Pertama, terorisme didefinisikan sekadar sebagai political action untuk mencapai tujuan. Ini artinya, ia sama dengan aksi-aksi lain, yang mungkin dianggap lebih konvensional, untuk mencapai tujuan politik. Kedua, terorisme harus dipahami dalam konteks yang lebih luas sehingga dapat menyentuh pertanyaan fundamental: mengapa aksi politik yang menggunakan metode teror dapat terjadi. Dengan demikian, disiplin ilmu resolusi konflik memisahkan terorisme dari sentimen-sentimen primordial yang dengan sederhana mengaitkannya pada isu semacam perang salib dan misi suci illahiah. Selanjutnya, Ramsbotham membagi tiga kategori terorisme berdasarkan pelakunya. Sebutkan dan jelaskan!
  4. Sebutkan setidaknya dua sumber utama konflik di masa depan, dan jelaskan bagaimana masyarakat global harus menyikapinya sejak dini!
  5. Juga sebutkan dan jelaskan empat tahap yang ditawarkan Ramsbotham untuk mengeliminasi terorisme!
  6. Pankhurst dan Pearce menawarkan empat tahap atau pendekatan untuk menghilangkan "bias gender" dalam resolusi konflik. Dua dari empat tahap itu adalah menegaskan peranan wanita sebagai agen sosial, dan menghilangkan "bias laki-laki" dalam pengumpulan data pada kasus-kasus yang distudi. Sebutkan dua tahap atau pendekatan lainnya dan jelaskan!
  7. Pihak ketiga menjadi bagian penting dalam dinamika sebuah konflik. Di sisi lain, terkadang tidak mengambil tindakan untuk terlibat dalam sebuah konflik juga dapat dipandang sebagai bagian dari keputusan yang diambil dalam konteks resolusi konflik. Hal-hal seperti inilah yang ikut mendasari pertanyaan mengenai etika dalam mengintervensi konflik. James Laue mengidentifikasikan lima peran pihak yang mengintervensi konflik. Sebutkan kelimanya!
  8. Sebutkan dan jelaskan secara singkat setidaknya lima dari delapan prinsip dalam mengintervensi konflikyang dirumuskan oleh Ramsbotham!
Sumber: Teguh Santosa, MA. (Dosen), pada Jum'at, 2 Juli 2010.