Sampurasun Aki Lengser dalam Pernikahan Adat Sunda

Welcome to our wedding Wulan & Fajrul, support by Jakarta Tenant Decoration. Pernikahan yang mengangkat dengan unsur tema Sunda ini sering membawa perhatian para tamu undangan. Apalagi kalau sudah muncul seorang kakek tua dalam pernikahan adat Sunda, yang biasa disebut dengan Aki Lengser atau Ki Lengser

Aki Lengser merupakan tokoh sentral dalam upacara pernikahan adat Sunda yang bertugas sebagai penasihat dalam pernikahan, panutan, dan penghantar pengantin. Ciri khas Aki Lengser adalah berperawakan bungkuk yang berpakaian adat serba hitam, sarung diikat di pinggang, ikat kepala (totopong), gigi ompong, dengan gerakan tari yang lucu. 

Makna adanya Aki Lengser ini sebagai simbol pengingat bahwa pernikahan bukan hanya soal pesta mewah, melainkan kesederhanaan dan kebahagiaan yang sejati. Aki Lengser biasanya disandingkan dengan tokoh bernama Ambu, wanita paruh baya yang mendampinginya. Lengser sendiri dalam budaya Sunda merupakan pesuruh dari kerajaan. 

"Ini si nini nya demen banget nyolekin bang jenang, terpesona ma kumis kali ya 😀." 

Aki Lengser seringkali berucap kata "Sampurasuuunnnn...." Sampurasun adalah kata sapaan dalam bahasa Sunda yang memiliki beberapa arti, yaitu Mohon maaf, Mohon ampun, Permisi, atau Ucapan keselamatan. Jadi, Sampurasun adalah ungkapan permohonan maaf yang artinya "saya mohon dimaafkan" yang dalam bahasa Sunda adalah "abdi nyuhunkeun dihapunten". 

Kata Sampurasun berasal dari bahasa Sunda Kuno yang merupakan singkatan dari kata sampura dan sapun. Sampurasun juga bisa diartikan sebagai penggalan dari istilah sampura atau samprana yang berarti sempurna. 

Sampurasun biasanya diucapkan sebagai kata pembuka ssat bertamu, memulai percakapan, atau bergabung ke kerumunan orang. Jawaban yang tepat untuk sampurasun adalah "rampes" yang artinya "baik dimaafkan". 

Don't regret your past. Just learn from it and improve. Every mistakes a lesson and every challenge an opportunity to grow. Instead of dwelling on what went wrong. Focus on what it taught you. The past is a guide, not life sentence. Use it to shape better future by embracing your growth, moving forward, and becoming the best version of yourself. 

Jangan sesali masa lalumu. Belajar saja darinya dan tingkatkan. Setiap kesalahan adalah pelajaran, dan setiap tantangan adalah kesempatan untuk berkembang. Daripada memikirkan apa yang salah. Fokus pada apa yang diajarkannya kepada Anda. 

Masa lalu adalah panduan, bukan hukuman seumur hidup. Gunakan itu untuk membentuk masa depan yang lebih baik dengan menerima pertumbuhan Anda, bergerak maju, dan menjadi versi terbaik dari diri Anda. 

Sumber: Zainal Abidin.

Related Posts:

  • Latar Belakang Persiapan WRHF Tahun 2013 merupakan tahun budaya bagi kota Jakarta dimana Bapak Gubernur mengadakan pesta budaya untuk para raj, sultan, pemangku adat, penglingsir untuk berkumpul di Jakarta dengan mempresentasikan budaya lokalnya masing-m… Read More
  • Persiapan "Hari Pariwisata Dunia" di Jakarta Berita Acara (23/9) - Sejak tanggal 8 September 2014 lalu sampai saat ini, persiapan dari crew yang akan mengadakan event Gebyar Budaya dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia. Hari Pariwisata Dunia sering disebut ke… Read More
  • Lokakarya Dibuka Oleh Gubernur DKI Berita Acara (21/12) - Lokakarya pada festival agung keraton tanggal 13 Desember silam dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau rakyat ibukota sering memanggi namanya dengan sebutan AHOK. Beliau menyam… Read More
  • Lokakarya Festival Agung Keraton Sedunia 2014 Berita Acara (10/12) - Keraton merupakan sebuah bentuk peradaban dari manusia yang menjadi latar belakang kebudayaan suatu bangsa dan berdirinya sebuah negara. Pada beberapa negara, bentuk pemerintahan kerajaan masih digun… Read More
  • Skenario World Royal Heritage Festival 2014 Berita Acara (12/12) - Sebagai tindak lanjut event Festival Agung Keraton Sedunia tahun 2013 lalu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta akan menyelenggarakan Lokakarya Festival Agung Keraton Sedunia (World Ro… Read More

0 comments:

Posting Komentar