Monev Kinerja PNS Jakarta Timur 2023

Jakarta | Rabu, 20 Desember 2023 - Kepada yang terhormat, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur.

Pembuatan Pesan Izin GDPR

Rabu, 1 November 2023 - Admin berniat ingin membuka google adsense guna mengecek penghasilan dari adsense,...

Asphalt 9: Ares S1 Grand Prix - Greenland Coastal Ice

Senin, 16 Oktober 2023 - Setelah mencoba tes rekam video melalui software Clipchamp, akhirnya gw mencoba kembali merekam video game.

Claim Daily Events Asphalt 9

Senin, 16 Oktober 2023 - Testing record video pake software Clipchamp.

Penginputan EKIN Bulan Juli 2023

Selasa, 1 Agustus 2023 - Info PTK memberitahukan kepada seluruh PNS dan CPNS di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

PT. HIJAS LINE TUJUH TUJUH - HIJAS TRANS 77
Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan

Apa yang Kita Pikirkan, Itulah yang Akan Terjadi

Suatu hari, Rasulullah SAW menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.

Beliau bersabda: "Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu." Orang itu menjawab, "Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orangtua yang sudah renta, bisa menyeretnya ke lubang kubur." Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah SAW bersabda: "Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya." (HR. Ibnu Majah)

Sungguh indah apa yang disabdakan Rasulullah SAW (shallaahu 'alaihi wasallam).

Perhatikan pesan-pesan Rasulullah SAW berikut ini:

"Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya." (HR. Tirmidzi)

"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan Allah SWT." (HR. Ahmad)

  • Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.
  • Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.
  • Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal.
  • Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses.
  • Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit.
  • Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat.

Inilah, The Law of Attraction atau biasa kita sebut Hukum Tarik Menarik, yang merupakan sunnatullah (sunnah Allah) yang berlaku di alam semesta.

You are what you think (Anda adalah apa yang Anda pikirkan).

Ketika Anda membuat status di Facebook, Twitter, Instagram buatlah pilihan kata yang baik, karena kata-kata merupakan juga do'a.

Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita. Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada suatu keadaan.

Pada dasarnya tugas kita sebagai manusia hanya ada 2 (dua), yaitu berusaha optimal dan berdo'a. Sedangkan selanjutnya itu kuasa Allah SWT.

Nabi SAW bersabda: "Ketika seorang hamba berkata Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illa Billah, maka Allah SWT berfirman, "Lihatlah (hai para Malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepada-Ku." (HR. Ahmad)

Pikirkan yang baik-baik, berkata yang baik, bertindaklah yang baik-baik, dan In Syaa Allah datang juga yang baik-baik!

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Yaa Rabb, tolong jaga pikiran, hati, dan lisan kami serta para kerabat dan sahabat ini Yaa Allah...

Robbanaa Taqabbal Minna (Yaa Allah SWT terimalah dari (amalan kami), aamiin yaa robbal'aalamiin...

Renungkanlah Wahai Sahabatku Semua yang Tercinta!


Video diatas merupakan kiriman dari Edi, S. yang pernah dibagikan di Whatsapp 16 September 2017.

Taman Hati (Raudhat al-Qulub)

"Jadilah kalian di dunia ini, seperti seorang asing atau penyeberang jalan." (H.R. Bukhari)

Menarik sekali mengikuti pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, seorang 'alim faqih, zahid, tabib nafsani (dokter hati), ketika mensyarahkan nasehat Rasulullah SAW. yang bermula diberikan kepada sahabat 'Abdullah Ibnu 'Umar, seperti dikutip di atas.

Ibnu Qayyim berkata:

"Bagi orang mu'min, rumah sesungguhnya adalah surga (jannah), sebab Adam a.s. bermula sebagai penghuni surga dan bakal kembali ke surga. Karena itu, seorang mu'min hendaknya tidak menjadikan dunia ini sebagai rumah yang sesungguhnya dan hendaknya hidup di dunia ini bagai seorang musafir asing. Kita harus berhati-hati dan bersungguh-sungguh menempuh perjalanan safar karena harus kembali ke rumah dengan selamat."

Di siniliah letak urgensi kalbu (hati) manusia agar selalu mengawal keseluruhan diri untuk tidak bergeser dalam perjalanan menuju rumah yang sesungguhnya. Kalbu yang sehat-selamat akan menjadi garda bagi seseorang dari kemungkinan penyimpangan arah perjalanan hidup, bahkan lebih dari itu akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki.

"Janganlah Engkau hina-kan aku (Ya Allah) pada hari mereka dibangkitkan, yaitu hari di mana tidak bermanfaat harta kekayaan maupun anak keturunan kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang selamat-bersih." (QS. Asy-Syu'ara: 87-89)

Raudhat al-Qulub

Taman bunga adalah tempat bersemainya warna warni bunga yang enak dipandang dan dinikmati, bahkan menjadi buah-buahan yang banyak manfaatnya.

Taman hati artinya taman tempat bersemainya hati manusia menjadi sejuk dan bercahaya, tenang dan ceria, bahkan berbuah perilaku yang terhormat dan amalan-amalan yang bukan saja berdaya guna untuk dirinya, tetapi juga untuk yang lainnya.

Sahabat Nabi, 'Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata, sebagaimana dinukilkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Al-Fawaid:

"Cari hatimu di tiga tempat (taman): Pada saat mendengarkan al-Qur'an, pada saat berada di majlis-majlis dzikir, dan pada saat sedang menyendiri. Kalau kamu tidak mendapatkan hatimu sendiri di tiga tempat (taman) itu, maka segera mohonlah kepada Allah Ta'ala hati yang lain (yang hidup), karena sesungguhnya ketika itu kamu tidak mempunyai hati lagi." (Al-Fawaid, hal. 217-218)

Tanpa mengenyampingkan taman-taman yang lain, baik kiranya dikaji dan difahami ketiga taman yang disebutkan sahabat Nabi itu, sebagai orang yang sangat berkompeten menerjemahkan sosok, keseharian, dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Membaca dan Menghayati al-Qur'an

Al-Qur'an adalah petunjuk Allah SWT bagi manusia, yang berlaku abadi dan tidak pernah mengalami perubahan sedikit pun. Membaca dan menghayatinya memberikan makna dan nilai yang amat besar, antara lain:
  • Sebagai suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT, Al-Qur'an adalah satu kitab yang membacanya saja sudah merupakan ibadah, memenuhi perintah Allah SWT. (QS. Al-Muzammil: 1-5). Inilah bentuk apresiasi yang paling elementer terhadap Al-Qur'an. Tilawah Qur'an, karenanya, juga menjadi salah satu ciri pokok sebuah komunitas Muslim. Banyak Hadits Nabi SAW yang mendorong setiap mu'min untuk gemar dan sering tilawah Al-Qur'an.
  • Sebagai satu upaya penyucian hati. Al-Qur'an adalah obat hati dari berbagai jenis penyakit hati, pembawa rahmat bagi orang beriman. (QS. Yunus: 57, QS. Al-Isra': 82).
  • Sebagai upaya mengokohkan iman. Membaca Al-Qur'an berarti membaca Kalamullah, menyebut asma Allah SWT dan sifat-Nya, menghayati kebesaran dan keagungan-Nya, yang pada gilirannya semua ini akan bisa memperkokoh iman seseorang. (QS. Al-Anfal: 2).
  • Sebagai upaya meluruskan pola pikir. Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang kebenarannya serba pasti. Akal pikiran manusia menjadi baik dan lurus kalau selalu dalam bimbingan Al-Qur'an. (QS. Al-An'am: 115-116, QS. Al-Isra': 9).
  • Sebagai upaya mengenali manhaj (sistem) Allah SWT yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta dimana manusia sebagai unsur utamanya, menjadi standar baik dan buruk, benar dan salah, halal dan haram. (QS. Al-Baqarah: 185, QS. An-Nahl: 89).
Sesungguhnya makna dan nilai di atas telah terangkum dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW, yang menyatakan:

"Sesungguhnya Allah Ta'ala mengangkat derajat sejumlah kaum dengan kitab Al-Qur'an ini, dan merendahkan derajat kaum yang lain dengannya pula." (H.R. Muslim dari 'Umar bin Al-Khaththab)

Majlis-Majlis Dzikir

Taman hati yang lain adalah majlis-majlis dzikir, majlis-majlis ta'lim, di mana seseorang berada di tengah kebersamaan jama'ah dan mendapatkan nuansa dan semangat taqarrub ilallah. Terlebih lagi jika Al-Qur'an lah yang menjadi hidangan utama majlis-majlis itu. Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:


Manfaat Al-Qur'an dan Sujud


Hal yang membuatku malu pada diri sendiri
  • Pernahkah kamu berpikir andai kita perlakukan Al-Qur'an seperti halnya Handphone kita saat ini?
Lihat...
  • Bagaimana kalau kita selalu membawanya kemanapun kita pergi, dalam tas dan saku?
  • Bagaimana jika kita selalu melihatnya dan membacanya beberapa kali dalam sehari?
  • Betapa kita gugup dan terburu-buru balik pulang saat lupa membawanya?
  • Bagaimana jika kita memperlakukan Al-Qur'an seolah kita tak bisa hidup tanpanya?
  • Dan memang benar, kita tak bisa hidup tanpanya...!
  • Bagaimana jika kita berikan itu kepada anak-anak kita sebagai hadiah?
  • Bagaimana jika kita selalu menyempatkan untuk membacanya di saat bepergian?
  • Bagaimana jika kita buat dia sebagai prioritas? Seperti contoh status berikut: "Al-Qur'an is my best friend."
Mungkin hanya 7 % yang akan menyebarkan pesan ini... Jadilah salah satu dari mereka dan sebarkan kepada saudara-saudara Muslim lainnya. Janganlah jadi bagian dari 93 % yang enggan menyebarkan pesan ini. Coba pikirkan tentang Hari Pembalasan (Hari Kiamat), sekalipun sekali saja. Kita sadar betul kalau hampir setiap hari selalu membuka dan bertukar pesan, email, dan sebagainya dengan teman-teman. Lalu kita share guyonan atau canda gurau dan gosip.

Tetapi, berapa kali kita buka Al-Qur'an dan membaca firman Allah SWT (Subhanahuwata'ala)?
  • Jika kamu bersama-sama temanmu atau keluargamu, bagikan pesan ini kepada mereka...!!
Terbukti dalam Penelitian:
  1. Mendengarkan Al-Qur'an mengurangi menyebarnya sel kanker di tubuh manusia bahkan menghancurkannya.
  2. Memanjangkan Sujud semakin menguatkan ingatan kita dan mencegah stroke.
Kemudian syaithon berkata:
"Aku heran bagaimana bisa manusia mengatakan mereka cinta Allah SWT tetapi mengabaikan perintah-Nya, dan mengklaim benci padaku, tapi nyatanya mereka patuh pada rayuanku."

Gerakan Cinta Masjid - Pagi

Menyesal Karena Masuk ISIS

Oleh Sarli Amri

Fulan: Abah, akhirnya kita ketemu lagi. Aku kangen sama abah.

Abah: Kamu siapa ya?

Fulan: Aku Fulan anakmu bah, masa abah lupa?

Abah: Fulan, kamu kok gosong begini nduk, mana tangan sama kaki kamu berpisah dari badan lagi.

Fulan: Aku habis melakukan bom syahid bah.

Abah: Maksudnya? Bom bunuh diri?

Fulan: Bom syahid bah, bukan bom bunuh diri.

Abah: Syahid ndasmu! Yang kamu lakukan itu bunuh diri nduk, dan mencelakakan orang lain.


Fulan: Oh jadi abah lebih berpihak pada para kafir dan thoghut itu daripada mujahidin seperti fulan?


Abah: Bentar, sejak kapan kamu jadi gampang kofar kafir begitu? Perasaan pas dulu abah mati kamu masih anggota geng motor?

Fulan: Bah, sejak abah mati, fulan taubat, fulan ngaji dan jadi mujahidin, sampai fulan melakukan bom syahid.

Abah: Emang siapa guru ngaji kamu?

Fulan: Itu bah, ustadz nganu bin ngono, terkenal dengan sebutan ustadz abu gosok.

Abah: Nganu bin ngono, kok sepertinya abah gak asing ya sama nama itu. Loh sejak kapan dia jadi ustadz?

Fulan: Emang kenapa bah?

Abah: Dia kan intel, dulu pas abah jadi tukang demo sering ketemu.

Fulan: Waduh, sebenarnya ustadz abu gosok itu intel ya bah, berarti fulan ketipu donk?

Abah: Lah iya, makanya jadi orang jangan lugu banget. Disuruh bom bunuh diri kok mau. Haha.

Fulan: Aduh sialan, liat aja kalau fulan bisa hidup lagi, mau fulan tonjok muka si abu gosok itu.

Abah: Emang dia ngajarin apa aja ke fulan?

Fulan: Dia ngajarin fulan supaya bai'at ke daulah islamiyah, dan selain daulah islamiyah kafir dan halal darahnya.

Abah: Maksud kamu ISIS?

Fulan: Iya bah.

Abah: Aduh kamu ini, kan masih ada NU, Muhammadiyah, Tarbiyah, Salafi, Hizbut Tahrir, Jama'ah Tabligh, dan lain-lain. Kenapa kamu malah ngaji sama ISIS?

Fulan: Fulan kan dulu anak geng motor bah, jadi ISIS sesuai sama passion fulan. Haha. Yang lain gak seru gak ada doktrin jihadnya.

Abah: Nduk, jihad itu bukan bom bunuh diri gini caranya, kamu belajar yang sungguh-sungguh, kamu bekerja dengan sungguh-sungguh itu jihad.

Fulan: Abah menyimpangkan nama jihad, itu konspirasi orang kafir melemahkan Islam bah.

Abah: Ok gini, emang kamu fikir dengan teror gini peradaban Islam akan jaya? Coba baca sejarah, peradaban Islam maju karena sains dan ekonominya maju.

Fulan: Tapi kan, dulu Nabi juga perang bah?

Abah: Ya, tapi perang Nabi gak kayak ISIS sekarang, perang Nabi dalam rangka membela diri bukan menginvasi, itupun ada etikanya. Lah kalian ngebom dalam suasana damai bukan perang, emang Nabi pernah contohkan?

Fulan: Iya bah, fulan menyesal, fulan salah.

Abah: Lan, tau gak, dulu tempat tinggal kita itu sekelilingnya tukang mabuk dan pelacuran. Lalu abah bangun musholla, dan perlahan-lahan mereka pada taubat. Abah ingin kamu melanjutkan dakwah abah, bukan kayak sekarang gini.

Fulan: Maafin fulan  bah, fulan ingin gentayangan, dan memberitahu bahaya ISIS ke temen-temen fulan yang masih hidup. Fulan gak mau mereka jadi seperti fulan nasibnya.

Abah: Wkwkwkwk... gentayangan, emang suster valak bisa gentayangan? Kita dah beda dunia nduk.

Fulan: Loh kok abah tau valak? Emang di akhirat ada film conjuring bah?

Abah: Wis gak usah dibahas. Intinya hari ini kita butuh yang berani hidup daripada berani mati. Kata KH. AHMAD DAHLAN, jangan kamu bilang siap mengorbankan jiwamu untuk Islam, karena suatu saat pasti kamu mati juga. Namun yang penting siapkah kamu mengorbankan hartamu untuk Islam?

10 Sunnah di Hari Raya 'Idul Fitri

Oleh Yuni Marlina

Berikut merupakan 10 sunnah pada hari raya 'Idul Fitri:
  1. Bangun pagi.
  2. Mandi pagi, ini sesuai dengan HR. Al-Baihaqi.
  3. Berpakaian rapih sesuai sunnah, sesuai dengan HR. Bukhari dan Muslim.
  4. Makan sebelum shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. Bukhari.
  5. Jalan kaki ke tempat shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. At-Tirmidzi.
  6. Takbir ketika menuju tempat shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. Al-Baihaqi.
  7. Shalat 'Idul Fitri berjama'ah, sesuai dengan HR. Bukhari.
  8. Dengarkan khutbah, sesuai dengan HR. Abu Dawud.
  9. Ucapkan Tahniah, sesuai dengan HR. Ibnu Rajab.
  10. Pulang shalat 'Idul Fitri dengan rute berbeda, sesuai dengan HR. Bukhari.
HR. merupakan singkatan dari Hadits Riwayat, maksudnya hadits yang diriwayatkan.

Do'a yang Dipanjatkan Malaikat Jibril

Oleh Isfahani Fadhil

Do'a yang dipanjatkan Malaikat Jibril dan diaminkan Rasulullah SAW setelah Rasulullah SAW turun dari mimbar usai menyampaikan khutbah 'Idul Fitri:

  1. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya dan tidak mau meminta maaf kepada keduanya. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
  2. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya, orang yang jahat kepada tetangganya dan mereka tidak mau meminta maaf. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
  3. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya seorang isteri yang durhaka kepada suaminya dan dia tidak mau meminta maaf. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
Karena itu pada moment 'Idul Fitri ini kita manfaatkan untuk saling meminta maaf dan bersilaturrahim kepada kedua orangtua (bagi yang keduanya atau salah satunya masih hidup), kepada tetangga, dan kepada pasangan hidup.

Mudah-mudahan kita tidak menjadi orang yang dido'akan Malaikat Jibril dan diaminkan Rasulullah SAW, jika puasanya tidak diterima oleh Allah SWT.

Aamiin Allahumma Aamiin.

Puasa Syawal Tanda Kesempurnaan Puasa Ramadhan

Oleh Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi

Ibadah puasa memang sudah selesai, tapi bukan berarti ibadah juga selesai, karena ibadah itu sampai maut menjemput.

Oleh karenanya, jangan lupa, untuk kesempurnaan puasa Ramadhan kita, semangatlah untuk puasa sunnah 6 hari Syawal, sebagaimana dalam hadits Abu Ayyub al-Anshari:

Dari Abu Ayyub al-Anshari -radhiyallahu 'anhu-bahwasanya Rasulullah-shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh." (HR. Imam Muslim dalam shahihnya 1164).

Hadits ini menunjukkan disyari'atkannya puasa enam hari pada bulan Syawwal, baik bagi kaum pria maupun wanita. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ahli ilmu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ka'b al-Akhbar, Sya'bi, Thawus, Maimun bin Mihran, Abdullah bin Mubarok, Ahmad bin Hanbal, dan Syafi'i.

Ingatlah saudaraku, membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki beberapa faedah yang cukup banyak, diantaranya:

  1. Puasa enam hari Syawwal setelah Ramadhan berarti meraih pahala puasa setahun penuh.
  2. Puasa Syawwal dan Sya'ban seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu, untuk sebagai penyempurna kekurangan yang terdapat dalam fardhu.
  3. Puasa Syawwal setelah Ramadhan merupakan tanda bahwa Allah menerima puasa Ramadhannya, sebab Allah apabila menerima amal seorang hamba, maka Dia akan memberikan taufiq kepadanya untuk melakukan amalan shaleh setelahnya.
  4. Puasa Syawwal merupakan ungkapan syukur setelah Allah mengampuni dosanya dengan puasa Ramadhan.
  5. Puasa Syawwal merupakan tanda keteguhannya dalam beramal shaleh, karena amal shaleh tidaklah terputus dengan selesainya Ramadhan, tetapi terus berlangsung selagi hamba masih hidup.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa puasa sunnah enam hari Syawwal itu tidak harus berturut-turut setelah Idul Fitri, kapan itu selagi masih di bulan Syawwal, maka boleh hukumnya.

Ash-Shon'ani berkata: "Ketahuilah bahwa pahala puasa ini bisa didapatkan bagi orang yang berpuasa secara berpisah atau berturut-turut, dan bagi yang berpuasa langsung setelah hari raya atau di tengah-tengah bulan."

Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah maupun di akhir bulan Syawwal. Namun, yang lebih utama adalah bersegera melakukannya usai hari raya.

Dengan demikian, maka kita dapat mengetahui kesalahan keyakinan sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa puasa sunnah syawwal harus pada hari kedua setelah hari raya, bila tidak maka sia-sia puasanya!!

Namun, jika engkau wahai saudaraku masih punya tanggungan puasa Ramadhan, maka lunasilah terlebih dahulu sebelum puasa sunnah Syawwal.

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata: "Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan, kemudian dia memulai puasa enam Syawwal, maka dia tidak mendapatkan keutamaan pahala orang yang puasa Ramadhan dan mengiringnya dengan enam Syawwal, sebab dia belum menyempurnakan puasa Ramadhan."

Catatan: Sebarkanlah ilmu ini kepada yang lainnya, siapa tahu ada yang bersemangat melaksanakannya. Karena sebab dirimu sehingga engkau pun meraih pahala dengan sebab tersebut.

Hari Kebahagiaan dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW

Oleh Sandi Abu Hudzaifah

Bismillah, Alhamdulillah Washalaatu Wassalaamu 'Alaa Rasuulillaah, Amma Ba'du.
Tak terasa sebentar lagi kita akan berpisah dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Semoga Allah SWT menerima segala amalan shaleh yang kita lakukan dan mengampuni segala kesalahan yang terjadi di bulan ini.

Besok adalah hari raya, hari yang penuh dengan kebahagiaan. Mari kita jadikan hari raya dan penuh kebahagiaan ini menjadi lebih bermakna dengan mengikuti sunnah Nabi SAW berikut:

  1. Disunnahkan sebelum berangkat menuju tempat shalat 'Idul Fitri untuk memakan beberapa buah kurma atau makanan lainnya. (HR. Bukhari)
  2. Disunnahkan untuk mandi sebelum shalat 'Idul Fitri sebagaimana halnya disunnahkannya mandi pada hari Jum'at, memakai baju terbaik, dan memakai wewangian. (HR. Abu Dawud)
  3. Disunnahkan mengumandangkan Takbir ketika berangkat ke tempat shalat 'Idul Fitri hingga Imam keluar atau berdiri untuk melaksanakan shalat. (HR. Bukhari dan selainnya)
  4. Berangkat ke tempat shalat dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Dan disunnahkan untuk memilih jalan yang berbeda antara pergi dan pulangnya. (HR. Bukhari)
  5. Wanita Haidh dan Nifas juga tetap ikut serta bersama orang-orang yang berangkat shalat, namun mereka memisahkan diri dan tidak bergabung di tengah-tengah orang yang akan melaksanakan shalat. (HR. Bukhari)
  6. Mengucapkan ucapan selamat hari raya kepada sesama dengan lafadz-lafadz yang mubah (boleh). (Diriwayatkan dari Jubair bin Nufair dan dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
Demikian beberapa sunnah pada hari 'Idul Fitri yang bisa kami kumpulkan, semoga Allah SWT menerima puasa, shalat, dan lantunan Al-Qur'an yang kita lakukan selama bulan ini, dan semoga Allah menggolongkan kita semua sebagai orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.

Penting Bagi Ummat Muslim

Hari ini dan besok jangan mengakses google dan youtube, karena dua jaringan portal media tersebut akan merilis film trailer "degrading Nabi Muhammad SAW." The movie trailer is very very insulting.....

PENTING...!
Hari ini dan besok mohon dengan sangat untuk tidak masuk ke portal google dan youtube, karena mereka akan menayangkan film yang menghina Rasulullah SAW. Kalau ada 1,5 juta orang yang tidak membuka portal tersebut, maka mereka akan rugi sebesar 210 juta dollar US.

Kalau kita cinta Rasulullah SAW, tolong sebarkan info ini kepada ummat Islam. Mulai hari ini untuk 3 hari, semua ummat Muslim diminta untuk berhenti menggunakan google dan youtube, karena mereka enggan untuk menamatkan film yang menghina Nabi kita, Muhammad SAW.

Ambil waktu lebih kurang 5 menit untuk sebarkan informasi ini yang didapat dari media sosisal Whatsapp, agar kita bisa menjawab pertanyaan dari Allah SWT. apabila ditanya apa yang kita perbuat bila Nabi kita dijadikan bahan lelucon. Harap Anda tidak membiarkan info ini berhenti di Anda. Mohon sebarkan...!!!

Takut Berbuat Dosa

Perpustakaan Hibah - Rizki adalah seorang rajin dan sholeh. Pada hari Jum'at, berpulang sekolah ia langsung ke musholla sekolah. Dia mengajak Dani untuk mengerjakan sholat Jum'at. Rizki mengatakan, "Dani! Ayo kita melaksanakan sholat Jum'at."

Tetapi sebaliknya, Dani menyuruh Rizki untuk tidak melaksanakan sholat Jum'at dan Dani mengatakan, "Rizki! Kamu jangan melaksanakan sholat Jum'at, lebih baik kita bermain saja."

Lalu Rizki merasa gelisah karena dia bingung untuk memilih sholat Jum'at atau bermain dengan Dani.

Dani mengatakan lagi, "Mengapa kamu diam, sudah kita bermain saja, tidak perlu sholat Jum'at karena hanya membuang-buang waktu saja."

"Aku tidak bisa, aku takut untuk meninggalkan sholat Jum'at, karena bagiku sholat Jum'at itu penting." Rizki menjawab.

"Baiklah jika kamu ingin sholat Jum'at, silahkan saja. Tetapi aku ingin bermain bersama teman-teman yang lain." Dani menjawab.

"Baiklah jika kamu ingin bermain, tetapi apakah kamu tidak takut dengan siksaan api neraka di akhirat nanti, hanya kamu lebih memilih bermain dibanding sholat." Rizki menjawab.

"Apakah itu benar Rizki?" Dani menjawab dengan nada gelisah dan muka cemas.

"Iya, apalagi kamu sudah meninggalkan sholat selama hidupmu." Jawab Rizki.

"Baiklah jika begitu, aku berjanji tidak akan meninggalkan sholat lagi." Ucap Dani.

"Alhamdulillah kalau begitu, mari kita melaksanakan sholat Jum'at berjama'ah." Kata Rizki.

"Baiklah, ayo kita sholat." Dani jawab.

Amanat yang dapat diambil sebagai kesimpulan adalah semoga teman-teman semua dapat mengikuti akhlaq Rizki yang sholeh dan rajin.

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 4 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Erika Paripurna (Penulis)
Nindhira Annisa Putri Setiadi (Ketua)
Nabilla Hasna Putri Kusuma (Juru Bicara)
Nabila (Anggota)
Nida Safira (Anggota)
Yuda Hari Pratama (Anggota)
Khairan Khamil Afnal (Anggota)

Anak Kecil yang Taqwa Kepada Allah SWT

Perpustakaan Hibah - Suatu hari Abu Yazid Al-Busthami menunaikkan ibadah sholat Tahajud. Tiba-tiba anaknya yang masih kecil berdiri, sholat di sampingnya. Abu Yazid merasa kasihat melihat anaknya yang masih kecil itu ikut sholat bersamanya, karena umumnya anak sekecil seusianya tidur di saat malam yang larut. Apalagi malam itu udara terasa begitu dingin, orang-orang dewasa pun akan merasa berat meninggalkan tempat tidur mereka.

Abu Yazid berkata pada anaknya, "tidurlah wahai anakku, malam masih panjang."
Anaknya mengatakan, "lalu mengapa ayah sholat?"

Abu Yazid mengatakan, "Anakku, aku memang dituntut sholat malam."
Anaknya malah menjawab dengan ayat Al-Qur'an yang ia hafal, "Aku telah menghafal firman Allah SWT yang berbunyi Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa kamu berdiri sholat kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan orang-orang yang bersama kamu (Nabi). Lalu siapa orang-orang yang berdiri sholat bersama Nabi SAW?"

Abu Yazid menjawab, "tentu saja para sahabat beliau."
Anak Abu Yazid kembali mengatakan, "jangan menghalangiku untuk meraih kemuliaan menyertaimu dalam ketaatan kepada Allah SWT."

Abu Yazid dengan penuh kekaguman berkata, "Anakku kamu masih kecil dan belum mencapai usia dewasa."
Anaknya menjawab, "Ayah, aku melihat ibu sewaktu menyalakan api. Dia memulai dengan potongan-potongan kayu kecil untuk menyalakan kayu-kayu yang besar, maka aku takut Allah SWT memulai dengan kami para anak kecil sebelum orang-orang dewasa pada hari kiamat nanti. Jika kita lalai dari ketaatan kepada-Nya."

Abu Yazid tersentak dengan ucapan anaknya itu dan kagum dengan rasa takut kepada Allah SWT yang dimiliki anaknya, walaupun masih sangat kecil. Abu Yazid berkata, "Anakku berdirilah, kamu lebih berhak dengan Allah SWT daripada bapakmu."

Maha Suci Allah SWT, yang mengubah keadaan. Hari ini anak-anak kita jauh dari Allah SWT, mereka sibuk dengan hal-hal yang menjauhkan mereka dari Allah SWT, mereka sibuk dan terbiasa dengan akhlak dan budi pekerti yang rendah. Kalau generasi dahulu, sejak kecil mereka telah mengenal ketaatan. Mungkin tidak berlebihan apabila kita katakan anak-anak sekarang sejak kecil telah mengenal kemaksiatan, kecuali yang diselamatkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya menjadi teladan bagi anak-anak mereka, mencontohkan perbuatan ketaatan, dan program yang memuat akhlak yang hina, karena anak-anak meniru apa yang mereka saksikan.

Mudah-mudahan Allah SWT memberi taufiq kepada kita dan keluarga kita untuk selalu menaatinya. Amanat yang akan disampaikan adalah belajarlah sholat dari usia dini dan jangan meninggalkan sholat, walaupun hukumnya sunnah maupun wajib.

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 3 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Dyah Retnani Trimaulidya Sari (Penulis)
Bunga Oktaviani Fasillah (Ketua)
Abadi Pratama (Juru Bicara)
Aida Syahrani (Anggota)
Ananda Reneisha Putri Wibowo (Anggota)
Arief Isnandar (Anggota)
Daniel Mukhtar (Anggota)

Kejujuran Saudagar Permata

Perpustakaan Hibah - Pada suatu hari seorang saudagar perhiasan di zaman Tabi'in bernama Yunus bin Ubait, menyuruh saudaranya menjaga kedainya karena ia akan melaksanakan sholat. Ketika itu datanglah seorang Badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli diantara Badwi tersebut dengan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi.

Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan kepada suatu barang yang sebenarnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh Badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya. Di tengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubait. Lalu Yunus bin Ubait bertanya kepada si Badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya, sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya.

"Berapakah harga barang ini kamu beli?" Saudagar Yunus bertanya kepada Badwi itu.
"Empat ratus dirham." Badwi itu menjawab.
"Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai supaya saya dapat kembalikan uang selebihnya kepada saudara," kata saudagar Yunus lagi.
"Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham."

Tetapi saudagar Yunus itu tidak mau melepaskan Badwi itu pergi. Didesaknya juga agar Badwi tersebut kembali ke kedainya dan bila tiba akan dikembalikannya uang barang yang berupa baki tersebut kepada Badwi. Setelah Badwi itu beredar, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya.

"Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah SWT atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan harga dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.
"Tetapi dia sendiri yang mau membelinya dengan harga empat ratus dirham," saudaranya mencoba mempertahankan bahwa dia di pihak yang benar.
"Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri," kata saudagar Yunus lagi.

Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Karena ini menunjukkan pribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tentram, karena tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas, dan memberi rezeki. Dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah SWT di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzholimi di jiwa atau di harga." (Diriwayatkan Lima Imam kecuali Imam Nasa'i).

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 2 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Loeh Sakylah Vergina (Penulis)
Zahra Dzahab (Ketua)
Marcelino Budi H. (Juru Bicara)
Aprilli Ivaddah (Anggota)
Andrea Marshyanda Putri (Anggota)
Muhammad Jasir (Anggota)
Muhammad Andy Setiawan (Anggota)

Khalifah Umar dan Gadis Jujur

Perpustakaan Hibah - Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam, sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala, di dalamnya terdengar orang bisik-bisik. Khalifah Umar menghentikan langkahnya, ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan dari bilik-bilik. Khalifah Umar mengintipnya tampak seorang ibu dan anak perempuannya sedang ribut dari hari ke hari. "Rasanya semakin berat saja, aku khawatir jika akan kelaparan", kata ibunya.

Anak perempuan itu terdiam, tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang telah berisi susu. "Nak, kita campur saja susu itu dengan air supaya penghasilan kita cepat bertambah", bisik ibunya secara mendekat.

Anak perempuan itu tercengang ditatapnya wajah ibu yang keriput. Ah wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya, namun ia segera menolak keinginan ibunya.

"Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!" gumam Khalifah Umar.

Khalifah Umar beranjak meninggalkan gubuk itu, kemudian beliau cepat-cepat pulang ke rumahnya. Dan keesokan paginya, Khalifah Umar memanggil putranya yaitu Asmih bin Umar dan diceritakannya tentang seorang gadis jujur penjual susu tersebut.

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 1 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Dwi Nova (Penulis)
Dhea Mutia (Ketua)
Reyhan Alfansyah (Juru Bicara)
Dwi Murti (Anggota)
Salwa Zetira (Anggota)
Naufal Prayoga (Anggota)
Saifullah (Anggota)

Efek Budaya Barat

Oleh Yusuf

Di Indonesia banyak sekali beredar budaya barat yang kebanyakan merusak tatanan kehidupan keberagamaan generasi muda kita. Salah satu budaya yang selalu dirayakan begitu memasuki pertengahan bulan Februari adalah hari Valentine yang oleh sebagian masyarakat, tanggal tersebut diagungkan sebagai hari kasih sayang. Momentum ini sering dijadikan ajang para remaja untuk melampiaskan kasih sayang dalam bentuk yang salah, yakni berhubungan seksual sesama remaja yang belum menikah, dengan alibi bentuk kasih sayang.

Kita mungkin masih ingat tahun lalu, ketika menjelang tanggal 14 Februari, ditemukan di beberapa minimarket di sekitar Jakarta, paket parcel yang isinya berbagai cokelat, termasuk dalam paket tersebut terdapat produk kondom. Tentu saja orang dengan mudah bisa mengerti, kalangan remaja lah yang menjadi objek sasaran dari penjualan paket tersebut, karena faktanya di lapangan, memang yang banyak merayakan hari kasih sayang adalah dari kalangan remaja.

Dua kenyataan tersebut di atas, menggambarkan betapa kondisi masyarakat kita saat ini sangat memprihatinkan. Generasi muda kita sepertinya menjadi objek kebobrokan moral dari sebuah upaya sistematis dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya demi mengeruk uang. Rela dan tega mengorbankan nasib generasi muda kita, yang merupakan tumpuan harapan dan calon pemimpin di masa depan.

Hal ini harus menjadi perhatian khusus kita, khususnya orang tua dan para pendidik, untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mendampingi anak-anak remaja di kedua momentum tersebut. Tentu maksudnya bukan berarti bahwa kita hanya mewaspadai anak-anak kita dari kemungkinan buruk tersebut. Yang lebih penting lagi adalah membekali anak-anak kita sejak dini dengan kesadaran adanya pengawasan dari Allah SWT. (muraqabatullah).

Kesadaran inilah yang akan mengantarkan anak-anak kita pada perilaku yang baik, yang sejalan dengan norma-norma agama. Mereka tidak hanya menjadi orang baik ketika ada di samping orang tuanya, atau ketika diawasi oleh orang tuanya, tapi selalu sadar adanya pengawasan Allah SWT. sehingga tingkah lakunya akan terkontrol.

NB: Tulisan ini pernah dimuat dalam Buletin Mimbar Jum'at - Menggali Khazanah Islam - No. 09 Th. XXVI 18 Rabiul Akhir 1434 H - 1 Maret 2013 Jum'at I.