Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan

Terhipnotis Sate Kambing Madura Pelni

Hampir setiap bulan selalu mampir ke lapak ini, dimana tusukan-tusukan daging dibakar pakai arang hingga kepulan asap putih mengenai orang yang melewatinya. Setiap gibasan kipas diperjuangkan dan dipertahankan agar bara api yang menyala tidak padam begitu saja. 

Daging sate disini lokasi sangat terjangkau bagi pecinta kuliner tusukan. Di lapak Sate Madura yang berlokasi di dekat pintu masuk Imperial Tower RS. Pelni Petamburan terdapat dua waktu shift bergantian setiap harinya. Waktu siang gerobak Cak Ghofur yang mangkal di tempat. Sedangkan kalau malam sejak jam setengah enam sore, gerobak Cak Jaenal yang menempati lapak ini. 

Semua daging sate yang disajikan oleh mereka sangatlah fresh dan cukup untuk melayani hampir ratusan porsi setiap harinya. Bisa dikatakan lapak Sate Madura disini tuh sangat laris dan setiap harinya selalu habis terjual. Dengan daging yang sangat renyah di lidah dan mudah digigit di dalam mulut. 

Harga sate yang ditawarkan pun sangat pas di kantong dengan kualitas restoran bintang empat. Daging sate Madura yang dihidangkan oleh mereka adalah sate daging ayam dan sate daging kambing. Sate ayam hanya merogoh kocek seharga Rp18.000,- per porsinya. Sedangkan sate kambing seharga Rp28.000,- per porsi. 

Uniknya daging sate kambing disini ada yang berbeda dibanding dengan lapak sate Madura lainnya. Mereka menyelipkan gajih di antara setiap tusukan satenya. Ini yang membuat saya terhipnotis dengan lapak sate yang dijual oleh mereka. 

Sepengetahuan saya pribadi, tidak gampang mengolah dan membakar gajih kambing di atas bara api. Biasanya langsung hancur atau lumer dilalap api menjadi minyak lemak. Dagingnya pun sangat empuk, udah seperti makan daging steak yang ada di restoran. 

Namun ketika lemak gajih kambing dimasukkan ke dalam mulut, rasanya langsung krenyes dan lumer di dalam. Tapi harap berhati-hati yaa bagi yang memiliki penyakit kolesterol, saya sarankan tidak mengkonsumsi sate secara berlebihan. 

Yaa begitulah testimoni yang bisa saya bagikan kepada pecinta kuliner daging sate ayam maupun kambing. Bagi yang kepo, silahkan grebek aja langsung ke gerobak Sate Madura Bang Ghofur dan Bang Jaenal yang berada di pinggir jalan raya depan Imperial Tower RS. Pelni (persis dekat parkiran motor yang baru). 

Sumber: Wafi.

Semua Berhak Minum Enak

Entah bagaimana ini ceritanya, sing penting minuman ini bener-bener melepas dahaga, walaupun masih pagi tenggak aja langsung, sebelum hunting foto di wilayah Epicentrum, Jakarta Selatan. 

Foto: Wifi.

Opening Sate Taichan Veteran


Malam ini kita keliling kuliner, sekarang kita berada di Veteran, Jakarta Selatan. Dapat undangan dari salah satu kawan Brotherhood bernama Daffa Bolang, kalau ada Opening Sate Taichan di tempat kakaknya dia. Berlokasi di depan Ruko Kantor TSF - Jalan Bintaro Permai II No. 2, Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12330. 

Dalam rangka opening, diberlakukan pelayanan gratis (free). Hanya 10 orang saja yang mendapatkan sate taichan gratis tersebut. Cukup ramai malam ini, dari berbagai kalangan dari pertemanan, persahabatan, hingga keluarga, bahkan pembeli umum pun turut hadir dalam rangka opening tersebut. 

Sesampainya di lokasi segera disambut oleh salah satu kawan yang juga merupakan pernah jadi murid dulu. Dan adiknya ternyata masih sempat mengenal saya, yaa karena dulunya juga pernah sempat dididik oleh saya. 

Kemudian dihidangkan seporsi Sate Taichan berikut dengan lontongnya. Alhasil ketika sate taichan tersebut masuk ke dalam mulut, sudah mulai terasa aroma dari bumbu taichannya. Hhhmmmm... cukup gurih dan nikmat di lidah, serta tekstur lontongnya pun sebagai pelengkap turut lembut juga. 

Begitulah hasil penilaian saya pribadi dari kuliner Sate Taichan yang berada di wilayah Veteran. Semoga usahanya selalu lancar dan terus berlanjut sampai saya bisa kesini lagi. 

Foto: Mohammad Hibatul Wafi Al Badruzzaman.

Nasi Bebek Pilar Kedoya

Nasi Bebek pasti Anda kerap kali terdengar di telinga. Kuliner ini termasuk masih banyak peminatnya, dari pedagang kaki lima hingga restoran dapat dijangkau oleh para pembelinya. 

Namun jika di restoran pembeli mungkin akan merogoh harga lebih tinggi dibanding yang dijual di kaki lima atau gerobak dorongan. 

Pernah saya beli melalui online nasi bebek ternama dengan porsi setengah ekor, harganya mencapai Rp50.000,- (lima puluh ribu rupiah). Memang enak sih sesuai dengan harganya. 

Berbeda dengan nasi bebek yang dijual oleh pedagang gerobak kaki lima, harganya pun pasti sudah di bawah standar harga restoran, dan sangat terjangkau pula. 

Tetapi perlu diingat, kalau pecinta kuliner nasi bebek bukan soal harga, melainkan yang dinilai itu adalah rasa gurihnya, tekstur bebeknya, keempukan daging bebek, bahkan sambal yang digunakan seimbang atau tidak. 

Banyak nasi bebek yang dijual di kaki lima juga harus dipertimbangkan dan pintar dalam memilih lapak mana yang harus dikunjungi. Karena ada beberapa penjual nasi bebek yang main asal jual, yang penting dapat cuan. Mereka tidak pernah mempertimbangkan soal cita rasa, bahkan ada yang tidak peduli dengan pembelinya. 

Pernah juga saya mencicipi hidangan nasi bebek di lapak kaki lima, seringkali mendapatkan daging yang keras dan kecil pula, tetapi harganya lumayan agak mahal, setengah harga restoran. 

Nah, disini saya akan membagikan pengalaman dalam kuliner nasi bebek. Keunggulan hidangan disini berbeda dengan tempat lain. Harga kaki lima, tapi kualitas restoran. 

Daging bebek yang cukup empuk, rasa yang gurih tidak pahit, bumbu hitamnya pun juga sangat nikmat di lidah. Untuk porsi dagingnya juga lumayan besar, perkiraan saya daging bebeknya besar dengan potongan delapan. Yang menariknya dengan kualitas tersebut, harga yang sangat fantastis. Pecinta kuliner hanya cukup merogoh kocek nominal Rp23.000,- (dua puluh tiga ribu rupiah) saja. 

Setiap datang kesana pasti antriannya selalu ramai. Bahkan pernah kehabisan, padahal masih jam 10 malam. Lokasinya berada di Jalan Kedoya Raya, patokannya dekat Lapangan Pilar Kedoya. 

Mesti dicoba ini mah bagi pecinta kuliner nasi bebek, dijamin terpuaskan di lidah. Begitulah pengalaman saya dalam kuliner tersebut. Bahkan teman saya di Jatinegara ada yang ingin mencicipinya, usai diceritakan tentang nasi bebek terenak dan termurah yang pernah saya kunjungi. 

Foto: Mohammad Hibatul Wafi Al Badruzzaman.

Kopi Bewok

Terasa panas menjelang sholat Jum'at hari ini, menyusuri sepanjang jalan Pegangsaan Timur dari Kantor Golkar sampai ke ujung akhir Pegangsaan pas jelang pertigaan kalau ke kiri arah RSCM dan kalau lurus menuju Pramuka. 

Terlihat hampir di sudut jalan, terlihat kedai kopi kecil mungil nyempil, dan rasanya ingin mencoba dan merasakan sensasi kopi yang terpampang dengan nama "Kopi Bewok". Pasti para reader sudah mengira kalau penjualnya dengan paras tampang bewok, yaa memang betul sekali. 

Akhirnya kusambangi kedai tersebut, lalu memesan ice mochachito. Baru sekitar empat seruput dengan sedotannya, sudah habis saja. Namun adzan Jum'at sudah berkumandang, dan tanpa basa basi lagi, segera kutanyakan lokasi masjid terdekat. Dan ditunjuklah masjidnya arah ke sekolah menengah pertama atau biasa kita sebut SMP. Di sekolah tersebutlah saya melaksanakan sholat Jum'at berjama'ah. 

Sumber: Wafi.

Harga MURAH, Rasa MEWAH


Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan persiapan lebaran Idul Fitri, banyak para pengusaha dari berbagai kalangan mulai dari home industri sampai ke tingkat yang lebih tinggi yang menjajakan kuliner berupa kue-kue lebaran, pakaian muslim, sampai parcel-parcel yang akan dibagikan oleh perusahaan-perusahaan kepada pegawainya sebagai THR. 

Kini telah hadir promosi kue lebaran yang mana harganya murah dengan cita rasa yang mewah, diantaranya kue sagu susu, kue sagu coklat, dan kue sagu keju. Kue-kue ini dijajakan dengan kemasan toples kecil, cup kecil, hingga cup besar. Dan juga harga yang ditawarkan sangat menarik, mulai dari Rp 35.000,- hingga Rp 85.000,-.
  • Kemasan Toples.
Harga Rp 35.000,-
  • Kemasan Cup Kecil.
Harga Rp Rp 50.000,-
  • Kemasan Cup Besar.
Harga Rp 85.000,-

NB: Pembelian dari masing-masing kemasan diatas 10 pcs akan mendapatkan potongan harga sebesar Rp 5.000,-

Bagi yang berminat, untuk pemesanan dapat menghubungi Wafi melalui Telp./WA di 081319091084 atau 02194992010

Habiskan Malam Di Angkringan

Oleh Dede Supriyatna*

Kata angkringan, merupakan sebuah warung yang menjajakan makanan seperti, nasi kucing, sate kulit, sate ayam, sate usus, sate telur, sate bakso. Dan juga berserta minumannya yang terdiri dari es teh, es jeruk, dan wedangan yang dapat menghangatkan tubuh, yakni susu jahe.

Dan adapun untuk menu nasi kucing ini yang mungkin sedikit aneh, sebuah menu berupa nasi dengan lauknya, dan ditambah sambal berada dalam satu bungkus, bungkusan pun dapat berupa daun pisang, atau pembungkus lain. Lalu kenapa nasi kucing, ada orang yang mengatakan namanya nasi kucing, hal ini disebabkan porsi nasi tersebut, yakni seukuran dengan porsi makanan kucing.

Sebuah makanan yang sederhana, sesederhana tempat untuk menjajakan makanan dan tempat para pembeli, tak perlu sebuah ruangan yang besar, atau hal-hal yang wah, hanya diperlukan sebuah gerobak yang di naungi oleh tenda. Lalu di samping gerebak tersebut terdapat kain yang menutupnya, sedangkan untuk menerangi gerobak tersebuk digunakan senter.

Mereka, para pembeli dapat menikmati makanan tersebut di dalam tenda, atau pun di luar gerobak dengan berduduk beralaskan tikar, atau hal yang lain. Untuk kata angkringan sendiri merupakan kata berasal dari daerah Jawa Tengah, lebih khusunya, yakni daerah Yogyakarta dan sekitarnya, dan di daerah Solo juga terdapat angkringan. Namun kini, untuk menikmati hidangan tersebut tak perlu ke daearah asalnya. Sebab keberadaannya telah merambat di kota-kota besar, seperti halnya yang terletak tak jauh dari pertigaan Gintung. Jika dari arah Lebak Bulus maka akan melewati pertigaan tersebut, dan .... [Baca Selengkapnya]

Kopi Kring-Kring...

Oleh Dede Supriyatna*

Bagaimana rasanya jika saat mengobrol tanpa adanya secangkir kopi? Mungkin ada yang menganggap keberadaan kopi tidak terlalu penting, tapi akan berbeda pula bagi para penikmat kopi. Bagi mereka yang menganggap kopi sudah menjadi bagian dari tongkrongan, tentunya akan merasakan bagaimana rasanya jika tidak terdapat secangkir kopi.

Apa yang mereka lakuakan, mungkin mereka akan berlari untuk mencari tempat ngopi lalu melanjutkan obrolannya. Dengan adanya secangkir kopi dapat memberikan sebuah pencerahan yang dapat suasana hangat antarnya terjalin. Warung kopi biasanya disebut dengan warkop, mereka berdiam dalam satu ruang dan menunggu pembeli. Para pembeli memesan kopi lalu mengobrol dengan santai... [Baca Selengkapnya]

Toraja Di Phoenam

Oleh Dede Supriyatna*

Tanah Toraja, sebuah nama yang sudah tak asing terdengar. Lalu apa yang membuat namanya begitu terkenal? Mungkin salah satunya adat-budaya, sehingga membuat para wisatawan berkunjung. Namun, selain itu semua, ada satu hal yang tak kalah terkenal, yakni biji kopi yang berasal dari Toraja.

Biji kopi yang dalam urasan rasa bisa disejajarkan dengan biji kopi yang lainya, semisal biji kopi yang berasal dari Aceh, atau luar Indonesia.  Namun, dalam urusan rasa semuanya kembali pada selera masing-masing, yang jelas dalam masalah rasa kopi Indonesia tak kalah dengan yang Negara yang lainnya.  

Lantas apa yang menjadikan pembeda antar kopi? Untuk pertanyaan tersebut biarlah mengalir begitu saja, dan tak usah direnungkan untuk mencari perbedaan.  Sejujurnya dalam masalah ini, saya pun belum dapat membedakannya. Tapi, yang perlu kita lakukan hanyalah merehatkan sejenak segala macam aktivitas sambil menikmati secangkir kopi, sambil menikmatinya, dan semoga saja mampu memberikan sensasi kala ujung lidah menyentuh cairan hitam tersebut.

Dan untuk menikmatinya, kita tak perlu datang ke Toraja, cukup singgah di warung kopi Phoenam yang terletak tak jauh dari Tugu Tani, tepatnya berada di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.  Untuk masalah harga cukup lumanya murah, secangkir kopi seharga Rp 9000,00, dengan suasana santai yang dapat dijadikan aternatif untuk tempat tongkrongan..... [Baca Selengkapnya]

Sejahtera Dengan Kopi

Oleh Dede Supriyatna*

Diseruput sedikit saja atau sekedar membasahi lidah, lalu biarkan lidah mengecap rasa tersebut, dan jika tak bisa diucapkan maka tak usah diucapkan, memang bukan untuk diucapkan, melainkan dirasakan. Terkadang rasa tak perlu diucapkan dan hanya dirasakan. Jikalau dipaksakan untuk diungkapan hanya membuat kehilangan rasa. Sebab ungkapan tak mampu mewakili rasa yang sesungguhnya. 

Sebagaimana bahasa enak, seakan mewakili semua rasa tentang enak, enak yang bagaimana? Dan kita hanya kebingungan untuk menjawabnya. Seperti itu kisah kopi yang terhidang saat kami berjalan menyusuri malam, lalu singgah disalah satu kedai kopi.

Dan tatkala pesanan telah tersaji di meja, secangkir kopi dengan kepulan asap menaburkan aroma khas. Dengan perlahan-lahan bibir menyentuh muka cangkir dan secara berlahan menyeruputnya, sebuah seruputan pertama menempel pada ujung lidah, tak ada yang mengetahui apa yang terjadi? Dan yang kutahu ini hanyalah kopi, kopi  yang berasal dari daerah Aceh. 

Perasaan itu, mengingatkan pada hidangan kopi yang sudah-sudah, sebagaimana pada berada di dalam mal yang menjajakan hidangan kopi luwak yang harga satu cangkir mencapai Rp 100.000,00, dan ada juga kopi Toraja dengan harga mencapai Rp 85.000,00. 

Harga yang cukup menguras kantong, atau bisa dikatakan cukup mahal untuk sebagaian orang. Maka hanya sebagaian orang yang rela mengeluarkan uang sebanyak itu, agar dapat merasakan kenikmataan kopi. Tapi, untuk sebuah kenikmatan berapapun akan dibayar, apalagi jika seseorang telah mengalami kecanduan. 

Dalam obrolan malam itu, kami berbicara seputar kopi, apakah daerah tertentu mewakili rasa kopi yang berbeda? “iya” sebuah jawaban yang cukup singkat, tapi mengundang rasa ingin tahu yang cukup dalam bagaiman rasa kopi tersebut, khususnya bagi para pencinta kopi. [Baca Selengkapnya]