KESEDIHAN MADINAH AKIBAT COVID
Madinah hidup dalam saat-saat diam dan sunyi dan hati penduduknya dipenuhi kesedihan. Itu adalah pemandangan yang sangat menyedihkan dan saat yang menyakitkan, yang mencegah mereka mengunjungi Masjid Nabi SAW (shollallaahu 'alaihi wasallam). Tetapi keadaan mereka seperti keadaan seluruh penduduk dunia lainnya.
Pintu-pintu Masjid Nabawi dikunci dan shalat di dalamnya tidak diperbolehkan, kecuali bagi Imam dan segelintir orang shalat. Dan air mata pengkhotbah Masjid Nabawi bercucuran karena tidak adanya jama'ah kaum Muslimin.
"Setelah itu, wahai hamba Allah SWT (subhanahu wa ta'ala) jadikanlah rumah-rumah kalian qiblat dan lakukanlah shalat. Tanamlah di rumahmu taman surga (jannah) dan berdzikirlah pada Allah SWT. Bukalah Al-Qur'anmu dan bacalah kitab Allah SWT."
Wabah corona telah melanda seluruh dunia, dia menyebar cepat bagai api membakar daun kering dan sangat membahayakan keselamatan jiwa.
Setelah kasus pertama di Kerajaan Saudi dan banyak yang kemudian terkena, pihak berwenang menetapkan kebijakan pencegahan: yang pertama menghentikan umrah dan kunjungan ke Tanah Suci. Sejak Masjid Nabawi adalah tempat yang berkumpul di dalamnya ribuan jama'ah shalat.
Telah ditetapkan sejak 10 Rajab 1441 H, mengurangi 50% jama'ah dari kapasitas Masjid Nabawi dengan cara menutup bagian masjid lama dan menutup Raudlah. Menjalankan proses pembersihan dan sanitasi yang intensif dan berkelanjutan. Menutup masjid setelah shalat Isya' setiap hari.
Dan setelah terkonfirmasi kasus pertama virus corona di Madinah, pertama kalinya ditetapkan pada malam Jum'at, 24 Rajab 1441 H. Melarang total jama'ah shalat di Masjid Nabawi.
Yaa Allah..
Pintu masjid yang dahulu terbuka lebar kini tertutup, Mushaf yang mulia ditutup (karena tidak ada yang membacanya), wadah-wadah air zam-zam dikosongkan, alas-alas shalat dilipat, kumpulan majlis ilmu dihentikan, dan tangan-tangan penyapu pembersih masjid dihentikan, serta jalan-jalan di Kota Madinah kosong.
"Solemn silence is slowly creeping to fill over the sanctuary; rows and corridors are motionless, yet sadness and pain are articulated by these tongueless objects. The Prophet's Mosque is missing the hearts attached to it."
Ya Allah.. Semoga wabah corona segera berakhir. Makkah dan Madinah dipenuhi jama'ah seperti sediakala. Mudahkan kami sekeluarga, juga para santri dan keturunan kami ke Makkah Madinah. Wafatkan kami dalam Khusnul Khatimah. Aamiin yaa robbal'aalamiin...
Terjemahan bebas: Ahmad Bahrul Huda
Semoga sang penerjemah mengikhlaskan saya untuk meneruskan postingan ini.
0 comments:
Posting Komentar