*
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak. Sedangkan tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya, tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya.
**
Berikut contoh tokoh biografi pada aliran Tasawuf Akhlaki dan Tasawuf Falsafi:
HASAN AL-BASHRI
Biografi Singkat Hasan Al-Bashri:
Hasan Al-Bashri yang nama lengkapnya Abu Sa'in Al-Hasan bin Yasar adalah seorang zahid yang masyhur di kalangan tabi'in. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H (632 M) dan wafat pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H (728 M), ia dilahirkan dua malam sebelum Khalifah Umar bin Khattab wafat. Ia dikabarkan bertemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan peperangan Badar dan 300 sahabat lainnya.
Ajaran Hasan Al-Bashri:
Hamka yang takut menyebabkan hatimu tentram yang lebih baik daripada rasa tentram yang menimbulkan rasa takut. Dunia adalah negeri tempat beramal. Barangsiapa dunia dengan perasaan benci dan zuhud ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya. Namun, barangsiapa bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya terhambat dengan duri, ia akan sengsara dan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat ditanggungnya.
Tafakur membawa kita pada kebaikan dan berusaha mengerjakannya, menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita untuk tidak mengulanginya lagi. Sesuatu yang fana betapa pun sedikitnya waspadalah terhadap negeri yang cepat datang dan pergi serta penuh tipuan.
IBN ATHAILLAH AS-SAKANDARY
Biografi Singkat Ibn Athaillah As-Sakandary:
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Athaillah As-Sakandary (wafat 1350 M), dikenal seorang sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki serta tokoh ketiga dalam tarikat Al-Syadzili penguasaannya akan Hadits dan Fiqih membuat ajaran-ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syari'at yang kuat. Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan diantaranya Al-Hakim, kitab ini ditunjukkan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid tasawuf.
***
Maqamat merupakan hasil usaha manusia. Contoh dalam konteks ini dikatakan dengan maqam-maqam (maqamat) yang dihasilkan dari latihan spiritual seorang hamba. Sedangkan Ahwal adalah suatu kondisi atau keadaan jiwa yang diberikan oleh Allah SWT kepada seorang hamba. Contoh kondisi seseorang yang menunjukkan kedekatan kepada Tuhan mereka tanpa dilalui latihan-latihan spiritual dengan kata lain kondisi atau status seorang hamba terhadap Tuhannya yang merupakan anugerah dari Tuhan tanpa melalui usaha beberapa latihan atau pembelajaran.
****
Menurut saya masih, karena Tasawuf obat ketenangan jiwa di tengah pandemi Coovid-19. Pandemi Covid-19 yang telah menyebar luas di dunia, termasuk di Indonesia berdampak buruk dalam segala aspek hidup. Pada aspek ekonomi, ratusan tenaga kerja mengalami PHK karena merosotnya ekonomi bangsa. Mereka yang masih memiliki pekerjaan pun tetap dihantui rasa takut akan masa depan.
Belum ada kepastian yang nyata kapan Covid-19 ini berakhir yang membuat semua orang gelisah. Ditambah lagi berita yang bermunculan di media mainstream terus menerus menerangkan angka kenaikan jumlah pasien positif dan pasien meninggal. Itulah mengapa para sufi hidupnya selalu tenang, tentram, dan bahagia terlepas dari perubahan kondisi lingkungan sekitar seperti apapun.
Tasawuf melatih hati kita tidak mencintai dunia secara berlebihan, sehingga jika sewaktu-waktu hal yang kita cintai hilang, kita tidak akan gundah, karena cinta yang kita berikan bagai dunia hanyalah sewajarnya saja. Tasawuf juga melatih hati agar tidak takut pada apaun, sehingga jika ada hal yang menakutkan datang, diri kita sudah siap menghadapinya. Tasawuf selalu berusaha menjaga hati agar hanya Allah SWT semata yang menjadi raja di dalam hatinya.
*****
0 comments:
Posting Komentar