Kuliah, Peras Keringat Dulu

Oleh Ayip Tayana*

Pada akhir pekan, saat matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, orang-orang masih terlelap tidur, namun botol susu, tempat makan, dan botol minuman berbahan plastik itu sudah berbaris rapih seakan sedang upacara bendera. Tepat di belakang botol itu ada seorang pemuda bertopi coklat dengan sorot mata yang tajam.

Barisan benda plastik adalah itu, adalah barang dagangannya, Abdul Muis harus merapihkan barang sebelum para pembeli berdatangan. Pemuda kelahiran Cirebon 7 Januari, telah berjualan selama kurang lebih 2,5 tahun, bertempatkan di pasar Sandratex Ciputat Tangerang Selatan (Tangsel), yang memang kebetulan pasar itu, bukan pada hari Sabtu dan Minggu.

”Untuk lebih tepatnya, saya berjualan dimulai semenjak bulan Ramadhan 1431 H lalu” ujarnya sambil mengambil secangkir kopi yang ada disebelahnya. Hal ini harus ditempuhnya tak lain bertujuan untuk meneruskan pendidikan saya. Sekarang saya sudah semester VII, Jurusan Psikologi, UIN Jakarta.

Mungkin ini, jalan yang harus ditempuh untuk memenuhi biaya dan kehidupan sehari-hari, dan belajar mandiri. Awalnya, saya menjadi desain pada salah satu percetakan yang bertempat di Ciputat, waktu itu, saya masih semester II.

Namun, Pemuda yang ditinggal Ayahnya sejak duduk dibangku kelas 6 SD merasa kurang cocok dengan pekerjaan tersebut, sehingga diputuskan untuk memilih berdagang. ”Aku enggak betah diem, mas, inginnya gerak terus, ngadepin dengan computer, kan buat BT”.

Terkadang saat berjualan, ia ditemani oleh teman satu kampung yang kebetulan sama-sama kuliah di UIN Jakarta. Sahabat karibnya, yakni Eef juga telah berteman dari kecil. Sahabat karibnya, acapkali membantu berjualan.

Meskipun sebagian waktunya digunakan untuk memeras keringat, dan juga kuliah, ia juga merupakan seorang aktivis, hal ini terlihat dari kegiatanya yang mengikuti sebuah organisasi ekstra kampus dan pernah menjabat sebagai elit kampus.

Kedudukan sebagai elit kampus, membuat dia merasa malu untuk berterus terang perihal pekerjaannya sebagai pedagan kaki lima. Namun, dari kebiasaannya berjualan membuat dia membuang jauh-jauh rasa tersebut.

Meskipun, demikian ia tak menjadikan pribadi yang sombong dalam persahabatan, ia merupakan sahabat yang baik hati. Hal ini, diungkapkan Ayip salah satu teman kosan lainnya. Ayip menambahkan, semisal dalam persolan uang, ”Aku sering pinjam uang ke dia, tapi dia ga mau nagih.”

Bahkan ada keinginan untuk memeberikan hasil berjualan untuk orang tuanya, tapi untuk saat ini saya belum bisa. Dari hasil penjulan sendiri hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, dan sebisa mungkin saya tabung untuk kebutuhan kuliah.

Dan ia tambahkan jadwal jualannya bukan hanya pada pagi di hari Sabtu dan Minggu pagi, melainkan pada malam haripun ia berjualan di Jalan Jambu dan kampung Sawah, hal itu bermula dari seorang sesama pedagang yang menelepon.

*Aktif menulis di Angkringanwarta.

Related Posts:

  • Di Indonesia Pahlawan, di Singapura Penjahat Oleh Moh. Hibatul Wafi Perpustakaan Hibah - Sempat kita membicarakan perbincangan beberapa waktu silam, seorang sosok yang dikenal sebagai penjahat di negara yang dijuluki sebagai Kota Singa. Ya, dia itu adalah pahlawan t… Read More
  • Mahasiswi Sastra Inggris Hafal 30 Juz By : Rahma Sari* Banyak mahasiswa UIN Jakarta yang memiliki kemampuan menghafal al-Qur'an, salah satunya Satilah Fitrianti (23), mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora semester 7. Konon i… Read More
  • Lima Asosiasi Keraton Oleh Mohammad Hibatul Wafi Albadruzzaman* Pada saat menjelang lokakarya yang lalu di Hotel Grand Cempaka, muncul sosok Raja Maluku XIV yang saat ini dipimpin oleh Ukulatu ML Raja Samu Samu VI, dimana beliau sangat dike… Read More
  • Memupuk Kepedulian pada Sesama Ditulis oleh Agita Surya Pertiwi* Kecintaan Ranny Junita Amalia (23), terhadap dunia pendidikan dan anak-anak dhu'afa sudah lama tertanam. Hal itu pula yang melatarbelakangi dirinya mau menjadi relawan sosial, yakni meng… Read More
  • Motivator Muda Ternama di Asia By : Melki Amirus Soleh* Siapa sangka mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, itu kini menjadi motivator muda ternama di Asia. Edvan M Kautsar tak hanya berbakat, tapi juga… Read More

0 comments:

Posting Komentar