Merdeka 100%

Oleh Dede Supriyatna*

Berapa hari yang lalu seorang teman berkata pada saya, ia mengungkapkan tentang kemerdekaan 100% yang digagas oleh Tan Malaka. Atas apa yang diungkapkannya, akhirnya kami tanpa sadar berdialog perihal tersebut.

Secara pribadi, saya kurang mengetahui pemikiran Tan Malaka, jadi wajar jika saya menanyakan perihal kemerdekaan 100% tersebut. Dari mempertanyakan maksud dari kemerdekaan 100%? Lalu secepat kilat teman saya menjawabnya, ia mengatakan bahwa dalam kemerdekaan 100% tak ada yang menginterpensi atau pun diinterpensi. Lalu kembali saya bertanya padanya, apakah sekarang kita sudah merdeka 100%? Secara tegas, ia menjawab belum. Sebab kita masih diinterpensi.

Selintas Panjang lebar ia menjabarkan tentang Indonesia, kita masih dijajah oleh pihak asing, dan kita masih dijajah oleh orang Indonesia sendiri, begitu banyak penjabaran darinya. Tapi,satu hal yang hendak saya simpulkan dari obrolan, yakni bagaimana ia berbicara tentang pengusaha asing yang berkerjasama dengan orang-orang Indonesia.

“Lantas solusinya bagaimana, agar kita terlepas dari penjajahan dan kita dapat merdeka 100%?” Sepertinya teman saya kaget dengan pertanyaan saya, lalu ia merenung untuk menjawabnya. Belum sempat ia menjawab, saya telah berkomentar kembali, mungkin Indonesia suka untuk dijajah dan tak mau merdeka.

Jika Indonesia suka untuk dijajah, lalu bagaimana mungkin kita dapat merdeka 100%. Kita lihat saja dari hal-hal yang terkecil, yakni makanan, dan minuman. Coba tengok saja beberapa orang yang secara sengaja datang ke KFC, atau sejenisnya, dan begitu juga dengan minumannya berapa orang yang datang untuk nongkrong di Seven Eleven, atau sejinisnya. Bukankah kita telah diinterfensi oleh makanan dan minuman tersebut. [Baca Selengkapnya]

0 comments:

Posting Komentar