Liciknya Tim Sukses "Si Tukang Sruduk"

"Kami menolak rencana e-voting pada Pileg dan Pilpres 2019," begitu celoteh yang dilontarkan dari berbagai pihak.

Persiapan untuk kecurangan Pilpres 2019 sedang disusun oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan sistem E-Voting, karena pemilihan langsung Pilgub (Pemilihan Gubernur) DKI Jakarta di putaran ke-2 kemarin mereka tidak bisa berbuat curang.

Dahulu yang mereka mainkan adalah sistem Noken di Papua, dimana hak suara 300 orang dari sebuah suku bisa diwakilkan oleh Kepala Suku bersangkutan. Inilah kebobrokan dan kebodohan KPU (Komisi Pemilihan Umum), dimana sistem pemilihan model ini dianggap sah, padahal bertentangan dengan Undang-Undang.

Berangkat dari sistem Noken, Jokowi dan PDIP jadi sangat diuntungkan. Mendatang sistem Noken ini tidak boleh dibiarkan, lebih baik mereka tidak ikut mencoblos daripada merusak sistem pemilu yang telah diatur sedemikian rupa.

Melihat sistem pilgub DKI yang mulai rusak dan robohnya reputasi PDIP dan Jokowi, menjadi pertanda bahaya bagi mereka untuk melenggangkan kekuasaan Jokowi pada periode berikutnya. Untuk itu, dipaksakanlah sistem pilpres E-voting pada tahun depan untuk mendulang suara melalui kecurangan demi kecurangan sistem IT yang telah mereka siapkan.

Jika sistem e-voting benar-benar diterapkan, maka sangat berbahaya bagi demokrasi kita, karena kita tidak bisa mendeteksi dan memproteksi pencurian suara melalui IT, lantaran SDM KPU dan tim sukses tidak secanggih warga etnis Cina yang ahli di bidang itu.

Tolaknya rencana e-voting pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden mendatang menuai polemik di berbagai kalangan.

# Mari tolak wacana pileg dan pilpres 2018 dan 2019 dengan sistem e-voting karena semua infrastruktur kita belum siap untuk mengarah ke sana.

# Percayalah ini taktik PDIP yang disokong oleh komunitas IT mereka untuk melanggengkan kekuasaan Jokowi yang mulai rapuh dan mulai runtuh.

# Terlalu beresiko pemilihan dengan sistem E-voting tersebut, soalnya rekap data di laman website KPU saja mudah dibajak.

# Dapat dipastikan tim ahli dan pakar IT termasuk sistem jaringan untuk E-voting pasti dari Cina!

# Ide untuk E-voting yang direncanakan dan akan diterapkan oleh penguasa sekarang adalah strategi licik untuk bisa berkuasa kembali setelah melihat sistem pemilihan langsung tidak dapat dirusak dengan cara curang.

# Anda bantu membagikan ini berarti Anda turut serta mengantisipasi kecurangan yang akan dilakukan penguasa!

# Mari mengganti Presiden dengan sistem pemilihan langsung, bukan dengan sistem E-voting yang syarat permainan dan kecurangan berbasis IT.

Sumber : Solihin Bachtiar
MGMP PAI Jakarta Barat

Related Posts:

  • UKA-UKA di DPR Oleh Kurniawan* Sebelum berbicara jauh tentang apa yang akan ditanyangkan, ada baiknya ada sesi kata pengantar atau sekadar basi-basi untuk perkenalan perihal UKA-UKA. UKA-UKA adalah sebuah penampakkan, penampakkan itu … Read More
  • Rundown Acara Sosialisasi Pemilu Tahun 2014 Senin (16/6) - Tim S4C (Sahabat Azis Center) diundang organisasi masyarakat ASMAWI-UNJ untuk menghadiri sebuah acara bertajuk "Sosialisasi Pemilu 2014" yang diadakan oleh Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta. Acara dilaks… Read More
  • Dimensi Politik Menjijikan di Istana Bogor pada Hari Raya "Sangat prihatin. Kok terjadi saat momen idhul fitri yang harusnya dipakai sebagai wahana saling memaafkan. Sebagai bangsa kita memang belum dewasa, ya?" Begitulah kutipan note pada channel tersebut. Open House yang d… Read More
  • Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Perpustakaan Hibah - Bercermin dari pemilu legislatif 2014 yang lalu kepada Pemilihan Presiden 2014 demi sukses dan tercapainya pemilihan dengan aman serta partisipasi masyarakat dan khususnya mahasiswa, maka beliau men… Read More
  • Liciknya Tim Sukses "Si Tukang Sruduk" "Kami menolak rencana e-voting pada Pileg dan Pilpres 2019," begitu celoteh yang dilontarkan dari berbagai pihak. Persiapan untuk kecurangan Pilpres 2019 sedang disusun oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan sistem E… Read More

0 comments:

Posting Komentar