Lomba Opini "Perempuan Pemimpin" Lingkar Puisi Dan Prosa Lembaga Bhinneka


Dalam sejarah, walau perempuan didiskriminasi, tapi beberapa dari mereka berhasil menjadi pemimpin yang disegani. Contohnya adalah Ratu Elizabeth (Inggris), Ratu Catherine (Russia), Ratu Maria Theresa (Austria). Bahkan para pemimpin ini dianggap jauh lebih berhasil dari kebanyakan pemimpin lelaki di jamannya. Bagaimana opini Anda tentang Perempuan Pemimpin?

Persyaratan:
  1. Jumlah kata 1000 - 2000 kata (tidak termasuk rujukan).
  2. Tulisan disertai rujukan atau referensi.
  3. Tulisan tidak pernah dipublikasi di media apapun, bukan hasil saduran, dan tidak sedang diikutkan dalam lomba serupa atau proses penerbitan dalam bentuk karya lainnya.
  4. Waktu pengiriman 3 September - 22 September (Pukul 22.00 WIB).
  5. Dikirim ke email LPP-LB (lingkarpuisiprosa@gmail.com) dengan subjek email : LOMBA OPINI PEREMPUAN PEMIMPIN. Tulisan dikirim dalam format Ms. Word (Margin Top-Left-Right-Bottom / 4-4-3-3 cm, Times New Roman 12, Spasi 1,5) dengan nama file berisi Nama dan Judul (Contoh: Do Ro – Teladan Perempuan Pemimpin).
Hadiah: Lima artikel terbaik akan dipublikasi di Majalah Bhinneka, dengan hadiah uang masing-masing Rp. 300.000,-.Para pemenang akan diumumkan tanggal 4 Oktober 2012.

Mari bersuara wahai perempuan. Mari bersuara untuk perempuan. Bersuara, bersuaralah dengan berani!

Sumber: Timeline Goodreads Indonesia.

Related Posts:

  • Jangan Khianati Dia! Oleh Ustadz Juaini Syukri, Lcs. MA. Pada waktu kita susah, tak akan ada yang mau menolong dengan cara apapun kecuali seorang hamba Allah yang masih menaruh percaya hati kepada kita. Jangan jauhi beliau apalagi lebih dari i… Read More
  • Pasar Tradisional, Nasibmu Oleh Dede Supriyatna* Malam itu, entah apa penyebabnya yang membuat saya putuskan pergi ke kost teman. Sesampainya, saya dapatkan sedang asik bermain game, sambil mengisap sebatang rokok. Langsung saja saya berujar “Rokok… Read More
  • Ketika Curhat Dilarang Oleh Dede Supriyatna* “Saat curhat dilarang.” ungkapanku padanya, sambil menunggu tanggapan atas celetukanku. “Siapa yang ngelarang, kenapa dilarang, enggak mungkin, memang ada,” begitulah reaksi yang agak histeris atas c… Read More
  • “Biar Negara Hangus Terbakar...” Oleh Ahmad Syafi’i Ma’arif* Revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949 sungguh kritikal, melelahkan, tetapi syarat dengan harapan untuk menang. Ia menyisakan berjuta pengalaman suka duka, heroisme, dan i… Read More
  • Enggak Jadi Lebaran Oleh Dede Supriyatna* Semenjak adzan magrib gema taqbir mulai terdengar berkumandang, langit hitam terlihat indah dengan pancaran kembang api, anak-anak yang asik memukul beduk, mereka ada juga yang berlari-lari, dan para… Read More

0 comments:

Posting Komentar