Peristiwa penembakan imam masjid New York merupakan kasus kebencian yang menargetkan Muslim di Amerika Serikat (AS).
NEW YORK – Motif penembakan imam masjid New York dan asistennya masih abu-abu. Namun, anggota parlemen menduga aksi ini adalah kejahatan berdasar kebencian. Pada Sabtu (13/8) siang, imam masjid New York, Amerika Serikat (AS), Maulana Akonjee (55 tahun), dan asistennya, Thara Uddin (66), ditembak usai melaksanakan ibadah. Keduanya dilaporkan sedang dalam perjalanan pulang setelah shalat di Masjid al-Furqan di sekitar Taman Ozone, Queens.
Dalam perkembangan terbaru, putri imam Maulana Akonjee, Naima Akonjee, mengatakan, ayahnya tak punya musuh. "Ia tidak punya masalah dengan siapa pun," kata Naima dikutip AP kemarin.
Kepolisian New York masih terus melakukan penyelidikan. Sejauh ini polisi belum mengetahui motif penembakan dan menyebut tidak ada indikasi penyerangan atas dasar agama korban. Pelaku saat ini masih buron dan polisi tidak memberikan keterangan mengenai proses pencarian pelaku.
Menurut juru bicara Kepolisian New York, seperti dikutip Aljazirah, kedua korban didekati seseorang dari belakang yang langsung menembakkan sejantanya ke arah kepala kedua korban. Saat ditembak, Akonjee dan Uddin mengenakan pakaian khas Muslim. Keduanya meninggal dunia setelah dibawa ke Jamaica Medical Hospital Center.
Tersangka penembakan terlihat saksi mata lari meninggalkan lokasi dengan tetap membawa senjata di tangannya. "Saat ini kami sedang ekstensif melakukan penyelidikan mendalam di lokasi penembakan, termasuk pemeriksaan video dan saksi-saksi tambahan," ujar Wakil Kepala Departemen Kepolisian New York (NYPD) Henry Sautner.