Sampurasun Aki Lengser dalam Pernikahan Adat Sunda

Sabtu, 21 Desember 2024 - Budaya

Hydro Jet System

Sabtu, 14 Desember 2024 - Teknologi

Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Enggak Jadi Lebaran

Oleh Dede Supriyatna*

Semenjak adzan magrib gema taqbir mulai terdengar berkumandang, langit hitam terlihat indah dengan pancaran kembang api, anak-anak yang asik memukul beduk, mereka ada juga yang berlari-lari, dan para ibu-ibu semenjak sore sibuk mengayam janur menjadi sebuah ketupat. Semua bersuka ria menyambut hari kemenangan, hari kemenangan setelah selama satu bulan umat Islam menjalankan ibadah puasa.

Namun, seketika suara-suara itu perlahan mulai melenyap, anak-anak yang menyalakan kembang api atau berlari-lari mulai mulai berdiam kembali, mereka kembali ke kediamannya masing-masing. Dari beberapa orang mulai mengobrol seputar kapan lebaran?

Dari obrolan tersebut, seorang ibu berteriak, enggak jadi Lebaran dengan perasaan kecewanya. Obrolan tersebut terlontar setelah keputusan Kementerian Agama (Kemenag) yang memutuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada hari Rabu (31/6), dan tak hanya itu, para warga ikut-ikutan memberikan komentar terhadap sidang Istbat digelar di Kementrian Agama, Jl Lapangan Banteng, Senin, (29/8). [Read More]

*Sumber: Warta Angkringanwarta.

”Celana yang Tergantung Itu…!”

Oleh Abdullah Alawi* 

”Astaga….,” pekikku dalam hati ketika melihat benda yang tergantung di cantelan daun pintu toilet ini. Aku mengusap muka beberapa kali. Aku menarik nafas panjang; antara percaya dan tidak akan pandangan mataku: Celana itu mengingatkanku pada peristiwa naas beberapa puluh tahun silam ketika aku masih muda belia. 

Waktu itu aku menumpangi bus. Sesampai di terminal, aku langsung berlari seperti dikejar syetan. Tujuanku: toilet di pojok terminal. Seumur hidup baru merasakan: kebelet BAB itu menyiksa. Beruntung toilet sepi. Aku langsung masuk ruangan pertama. Membuka celana tergesa. Kemudian ambil posisi yang dahsyat. 

Tapi kurang ajar, syetan alas! Entah sebab apa, sontak kebelet itu hilang. Mungkin “mereka” mengurungkan niatnya melongok dunia baru. Masih betah di perut. Sialan! Beberapa saat aku hanya melamun tak jelas juntrungnya. Pada waktu itulah sudut mataku melirik celana tergantung di cantelan. Entah kenapa, aku memperhatikan dengan seksama sambil menunggu “mereka” keluar.

Setelah dipastikan “mereka” benar-benar mengurungkan niatnya, aku pergi. Dan tetap bayar sesuai tarif. Sialan! 
***

*Sumber: Fiksi Angkringanwarta.

Pasar Tradisional, Nasibmu

Oleh Dede Supriyatna*

Malam itu, entah apa penyebabnya yang membuat saya putuskan pergi ke kost teman. Sesampainya, saya dapatkan sedang asik bermain game, sambil mengisap sebatang rokok. Langsung saja saya berujar “Rokok mana?” “Di atas monitor,” jawabnya, masih asik dengan permainan gamenya. Tanpa basa-basi lagi, kuambil sebatang rokok, dan langsung saya nyalakan.

Makian terkadang terdengar darinya, sambil asik tangan menggerakan sedikit mouse agar bola yang keluar dari mulut si katak tepat pada sasarannya, nama permainan adalah Zuma, jadi bagi orang yang pernah memainkannya, tentu mengetahui jenis permainan tersebut.

Di sampingnya telah terdapat secangkir kopi hitam yang cukup kental, dan kusambar kopi tersebut untuk kuseruput cairan hitam, sambil menggoda konsentrasinya, “Ke depannyu, natap langit.” “Tawaran yang menarik,” jawabnya. “Ayu.” “Entar dulu.” Sambil tetap asik dengan permainannya.

Setelah beberapa lama akhirnya, ia pun menyelesaikan permainana tersebut. Lalu menyusul saya yang lebih dahulu ke luar kost berukuran kurang lebih 3x4M. “Di sini, jangan keras-keras, engga enak ama tetangga.” “Aku pun memelankan kata-kataku.” “Jalan ajayu, siapa tahu dapat memberikan pencerahan, atas kepusingan yang sedang dihadapi. “Ke mana?” tanyaku. “Terserah.” [Read More]

*Sumber: Celoteh Angkringanwarta

Hitamnya Dunia

By : Wafi

Ketika bulan sedang kelam
Perasaan takut yang menyelimuti
Di malam yang gelap
Tidak ada cahaya
Bagaikan lampu padam