Pasar Tradisional, Nasibmu

Oleh Dede Supriyatna*

Malam itu, entah apa penyebabnya yang membuat saya putuskan pergi ke kost teman. Sesampainya, saya dapatkan sedang asik bermain game, sambil mengisap sebatang rokok. Langsung saja saya berujar “Rokok mana?” “Di atas monitor,” jawabnya, masih asik dengan permainan gamenya. Tanpa basa-basi lagi, kuambil sebatang rokok, dan langsung saya nyalakan.

Makian terkadang terdengar darinya, sambil asik tangan menggerakan sedikit mouse agar bola yang keluar dari mulut si katak tepat pada sasarannya, nama permainan adalah Zuma, jadi bagi orang yang pernah memainkannya, tentu mengetahui jenis permainan tersebut.

Di sampingnya telah terdapat secangkir kopi hitam yang cukup kental, dan kusambar kopi tersebut untuk kuseruput cairan hitam, sambil menggoda konsentrasinya, “Ke depannyu, natap langit.” “Tawaran yang menarik,” jawabnya. “Ayu.” “Entar dulu.” Sambil tetap asik dengan permainannya.

Setelah beberapa lama akhirnya, ia pun menyelesaikan permainana tersebut. Lalu menyusul saya yang lebih dahulu ke luar kost berukuran kurang lebih 3x4M. “Di sini, jangan keras-keras, engga enak ama tetangga.” “Aku pun memelankan kata-kataku.” “Jalan ajayu, siapa tahu dapat memberikan pencerahan, atas kepusingan yang sedang dihadapi. “Ke mana?” tanyaku. “Terserah.” [Read More]

*Sumber: Celoteh Angkringanwarta