Kembali lagi instansi pendidikan dijadikan sebagai kambing hitam oleh para oknum demi kepentingan politik, oleh salah satu media televisi terkemuka di Indonesia, yakni Metro TV. Diberitakan jika Universitas Negeri Jakarta mendukung atau pro terhadap RUU TNI (Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia).
Padahal waktu itu sedang ada diskusi yang notabenenya itu kontra. Tapi digoreng sebaliknya, karena ada dua orang dosen dan mahasiswa yang diduga pro terhadap aturan ini. Jadi, yang disorot, diwawancarai yang satu mahasiswa ini, yang padahal dia itu mahasiswa non aktif, jadi gak bisa mewakili suara UNJ. Jadi tolong Metro TV itu klarifikasi.
Lagian juga ngapain sih maksain citra, kalau ada yang ngedukung peraturan itu. Kemarin Tempo dikirimin kepala pemerintah... eh kepala piggy, kalau Tempo itu tukang tipu mah nggak apa-apa. Tapi kan apa yang diliput itu sesuai dengan fakta, diyakini valid.
Artinya apa? Artinya pelakunya pun itu jijik ketika mendengar dan melihat perbuatannya sendiri. Dari sini akhirnya kita bertanya, yang kita hadapi adalah mereka yang sebenarnya nggak tahu atau mereka yang penjahat?
Belum lagi kawan-kawan kita yang berada di Bandung pun sekarang tengah dibantai, ditangkap, diseret oleh sekelompok orang yang tidak dikenal, dengan memakai sajam (senjata tajam) dan balok. Di Jakarta kemarin, kawan kita semua mendapati luka bocor kepala, patah tulang, pingsan, dan memar karena disiksa oleh aparat penegak hukum.
Hari telah berubah sejak RUU TNI disahkan, pembantaian dimana-mana. Maka kami tak beralasan untuk diam! Harap laporkan sudut kota mana lagi yang dijadikan perang kota oleh aparat hukum, yang seharusnya mengayomi malah sebaliknya sebagai pembantai.
Sumber: Adrian Fandra.
0 comments:
Posting Komentar