Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Himbauan MUI DKI Jakarta Tentang Sholat Gerhana Matahari

Berdasarkan informasi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016 bertepatan dengan tanggal 29 Jumadil Ula 1437H, di wilayah Indonesia akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) yang diprediksi terjadi di 10 provinsi dan sejumlah daerah lain terjadi Gerhana Matahari Sebagian (parsial), di antaranya Ibu Kota Jakarta, dimana gerhana di wilayah DKI Jakarta ini mulai pukul 06.19 dan akan berakhir pada pukul 09.43.41.

Terkait Gerhana Matahari tersebut, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta K.H. A. Syarifuddin A. Gani, M.A. (Ketua Umum) dan K.H. Zulfa Mustofa MY. (Sekretaris Umum) menyampaikan tausiyah (himbauan) kepada seluruh umat Islam di DKI Jakarta pada tanggal 3 Maret 2016 M / 23 Jumadil Ula 1437H, sebagai berikut:

Pertama, umat Islam di DKI Jakarta agar melaksanakan shalat sunnah Gerhana Matahari (Shalat Kusuf) dan disunnahkan mandi terlebih dulu sebelum shalat. Para wanita dianjurkan untuk ikut Shalat Gerhana, karena Aisyah dan Asma` ikut Shalat Gerhana pada waktu Rasulullah SAW melakukan Shalat Gerhana.

Kedua, Shalat Gerhana sunnah dilaksanakan berjama`ah di masjid atau mushalla, tanpa Adzan dan Iqomah sebelumnya, tetapi jama`ah hanya diseru dengan, “Asholatu Jaamiah“.

Ketiga, waktu pelaksanaan Shalat Gerhana Matahari dimulai saat terjadinya gerhana sampai gerhana berakhir. Apabila telah melaksanakan shalat dan khutbah gerhana, sementara gerhana masih berlangsung, umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak dzikir dan meminta ampun kepada Allah sampai berakhirnya gerhana.

Keempat, Shalat Gerhana dilakukan dengan tuntunan sebagai berikut:
Berniat saat takbirat al-ihram. Misalnya, niat melakukan Shalat Gerhana Matahari (kusufisy-syams), menjadi Imam atau Ma`mum.
Takbirat al-ihram, yaitu bertakbir untuk pertama kali guna mengawali shalat dan dilanjutkan membaca do`a iftitah, membaca surat Al-Fatihah, dan surat Al-Qur`an.
Kemudian ruku`, bangkit dari ruku` (i’tidal), setelah i’tidal kembali membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Qur`an, lalu ruku` untuk yang kedua, kemudian bangkit dari ruku` (i`tidal). Kemudian mengerjakan dua sujud sebagaimana shalat Fardlu.
Selanjutnya bangkit dari sujud untuk mengerjakan raka`at kedua. Raka`at dikerjakan seperti halnya raka`at pertama, namun durasi bacaan suratnya lebih singkat dari raka`at pertama.
Selesai mengerjakan raka`at kedua dilanjutkan dengan duduk tasyahud dan salam.
Kelima, hendaknya Shalat Gerhana diikuti dengan baik setelah Shalat Gerhana, jama`ah tetap duduk tenang untuk mendengarkan Khutbah Gerhana sampai selesai.

Demikian himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, agar Shalat Gerhana tahun 2016 ini dapat dilaksanakan umat Islam di DKI Jakarta dengan khidmat dan khusyu`, dan menjadi ibadah yang diridlai Allah SWT.

Takut Berbuat Dosa

Perpustakaan Hibah - Rizki adalah seorang rajin dan sholeh. Pada hari Jum'at, berpulang sekolah ia langsung ke musholla sekolah. Dia mengajak Dani untuk mengerjakan sholat Jum'at. Rizki mengatakan, "Dani! Ayo kita melaksanakan sholat Jum'at."

Tetapi sebaliknya, Dani menyuruh Rizki untuk tidak melaksanakan sholat Jum'at dan Dani mengatakan, "Rizki! Kamu jangan melaksanakan sholat Jum'at, lebih baik kita bermain saja."

Lalu Rizki merasa gelisah karena dia bingung untuk memilih sholat Jum'at atau bermain dengan Dani.

Dani mengatakan lagi, "Mengapa kamu diam, sudah kita bermain saja, tidak perlu sholat Jum'at karena hanya membuang-buang waktu saja."

"Aku tidak bisa, aku takut untuk meninggalkan sholat Jum'at, karena bagiku sholat Jum'at itu penting." Rizki menjawab.

"Baiklah jika kamu ingin sholat Jum'at, silahkan saja. Tetapi aku ingin bermain bersama teman-teman yang lain." Dani menjawab.

"Baiklah jika kamu ingin bermain, tetapi apakah kamu tidak takut dengan siksaan api neraka di akhirat nanti, hanya kamu lebih memilih bermain dibanding sholat." Rizki menjawab.

"Apakah itu benar Rizki?" Dani menjawab dengan nada gelisah dan muka cemas.

"Iya, apalagi kamu sudah meninggalkan sholat selama hidupmu." Jawab Rizki.

"Baiklah jika begitu, aku berjanji tidak akan meninggalkan sholat lagi." Ucap Dani.

"Alhamdulillah kalau begitu, mari kita melaksanakan sholat Jum'at berjama'ah." Kata Rizki.

"Baiklah, ayo kita sholat." Dani jawab.

Amanat yang dapat diambil sebagai kesimpulan adalah semoga teman-teman semua dapat mengikuti akhlaq Rizki yang sholeh dan rajin.

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 4 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Erika Paripurna (Penulis)
Nindhira Annisa Putri Setiadi (Ketua)
Nabilla Hasna Putri Kusuma (Juru Bicara)
Nabila (Anggota)
Nida Safira (Anggota)
Yuda Hari Pratama (Anggota)
Khairan Khamil Afnal (Anggota)

CRO - Iris Worldwide

Hibah Jasa - Dibutuhkan Customer Relations Officer (CRO) untuk perusahaan Irish Worldwide dengan persyaratan (requirements):

  • Pria / Wanita.
  • Minimal lulusan D3.
  • Umur 20 - 30 tahun.
  • Menyukai dunia digital dan gadget.
  • Familiar dengan teknologi dan mobile apps.
  • Dapat berkomunikasi dengan baik dan suka berinteraksi dengan orang banyak.
  • Pengalaman di dunia Customer Service menjadi nilai plus.
Kebutuhan lowongan ini untuk wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makasar.

Bagi yang berminat dan memenuhi kualifikasi di atas, silahkan kirim CV (Curriculum Vitae) ke: citra.novi@id.iris-worldwide.com

Anak Kecil yang Taqwa Kepada Allah SWT

Perpustakaan Hibah - Suatu hari Abu Yazid Al-Busthami menunaikkan ibadah sholat Tahajud. Tiba-tiba anaknya yang masih kecil berdiri, sholat di sampingnya. Abu Yazid merasa kasihat melihat anaknya yang masih kecil itu ikut sholat bersamanya, karena umumnya anak sekecil seusianya tidur di saat malam yang larut. Apalagi malam itu udara terasa begitu dingin, orang-orang dewasa pun akan merasa berat meninggalkan tempat tidur mereka.

Abu Yazid berkata pada anaknya, "tidurlah wahai anakku, malam masih panjang."
Anaknya mengatakan, "lalu mengapa ayah sholat?"

Abu Yazid mengatakan, "Anakku, aku memang dituntut sholat malam."
Anaknya malah menjawab dengan ayat Al-Qur'an yang ia hafal, "Aku telah menghafal firman Allah SWT yang berbunyi Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa kamu berdiri sholat kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan orang-orang yang bersama kamu (Nabi). Lalu siapa orang-orang yang berdiri sholat bersama Nabi SAW?"

Abu Yazid menjawab, "tentu saja para sahabat beliau."
Anak Abu Yazid kembali mengatakan, "jangan menghalangiku untuk meraih kemuliaan menyertaimu dalam ketaatan kepada Allah SWT."

Abu Yazid dengan penuh kekaguman berkata, "Anakku kamu masih kecil dan belum mencapai usia dewasa."
Anaknya menjawab, "Ayah, aku melihat ibu sewaktu menyalakan api. Dia memulai dengan potongan-potongan kayu kecil untuk menyalakan kayu-kayu yang besar, maka aku takut Allah SWT memulai dengan kami para anak kecil sebelum orang-orang dewasa pada hari kiamat nanti. Jika kita lalai dari ketaatan kepada-Nya."

Abu Yazid tersentak dengan ucapan anaknya itu dan kagum dengan rasa takut kepada Allah SWT yang dimiliki anaknya, walaupun masih sangat kecil. Abu Yazid berkata, "Anakku berdirilah, kamu lebih berhak dengan Allah SWT daripada bapakmu."

Maha Suci Allah SWT, yang mengubah keadaan. Hari ini anak-anak kita jauh dari Allah SWT, mereka sibuk dengan hal-hal yang menjauhkan mereka dari Allah SWT, mereka sibuk dan terbiasa dengan akhlak dan budi pekerti yang rendah. Kalau generasi dahulu, sejak kecil mereka telah mengenal ketaatan. Mungkin tidak berlebihan apabila kita katakan anak-anak sekarang sejak kecil telah mengenal kemaksiatan, kecuali yang diselamatkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya menjadi teladan bagi anak-anak mereka, mencontohkan perbuatan ketaatan, dan program yang memuat akhlak yang hina, karena anak-anak meniru apa yang mereka saksikan.

Mudah-mudahan Allah SWT memberi taufiq kepada kita dan keluarga kita untuk selalu menaatinya. Amanat yang akan disampaikan adalah belajarlah sholat dari usia dini dan jangan meninggalkan sholat, walaupun hukumnya sunnah maupun wajib.

Kisah ini ditulis pada Jum'at, 29 Januari 2016 guna memenuhi tugas kelompok 3 mata pelajaran Agama Islam kelas VII-4 SMP Negeri 61 Slipi Jakarta.

Disusun oleh:
Dyah Retnani Trimaulidya Sari (Penulis)
Bunga Oktaviani Fasillah (Ketua)
Abadi Pratama (Juru Bicara)
Aida Syahrani (Anggota)
Ananda Reneisha Putri Wibowo (Anggota)
Arief Isnandar (Anggota)
Daniel Mukhtar (Anggota)