Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Dimensi Politik Menjijikan di Istana Bogor pada Hari Raya


"Sangat prihatin. Kok terjadi saat momen idhul fitri yang harusnya dipakai sebagai wahana saling memaafkan. Sebagai bangsa kita memang belum dewasa, ya?" Begitulah kutipan note pada channel tersebut.

Open House yang dilakukan oleh Presiden Jokowi pada hari pertama perayaan Idul Fitri 1439 H yang dilaksanakan di Istana Bogor tercoreng, oleh perilaku memalukan dan tidak terpuji para pendukung rezim yang menyoraki kedatangan Gubernur DKI Anis Rasyid Baswedan yang ingin bersilaturrahim dengan Presiden Jokowi.

Momentum hari raya seharusnya dijadikan sebagai ajang untuk saling bermaaf-maafkan oleh semua pihak, karena dengan perayaan Idul Fitri tersebut seluruh umat manusia di muka bumi ini kembali kepada kesucian dirinya yaitu menjadi fitrah seperti orang yang kembali baru dilahirkan di dunia ini.

Sorakan yang dilakukan oleh para pendukung Presiden Jokowi di Istana Bogor, terhadap Gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan, pada hari raya Idul Fitri adalah sesuatu tindakan tidak terpuji dan sangat mempermalukan kita semua sebagai sebuah bangsa, yang sedang merayakan hari kemenangan bagi ummat Islam.

Jelas sudah perilaku memalukan tersebut sepertinya sudah menjadi budaya bagi para pendukung rezim, sebagai akibat dari kekalahan ahok pada pilkada di tahun yang lalu, dan sebagai ketakutan para pendukung rezim apabila Anis Rasyid Baswedan berpasangan dengan Prabowo Subiyanto untuk maju sebagai penantang Presiden Jokowi pada pilpres di tahun 2019.

Perilaku memalukan yang terjadi di Istana Negara tersebut, seharusnya dapat dicegah oleh pihak Paspampres atau pun pihak keamanan lainnya dengan memberikan teguran keras terhadap orang atau pun kelompok yang meneriaki Gubernur Anis. Karena dampak dari cemoohan mereka terhadap Gubernur Anis pada akhirnya semakin membuat tuan Presiden tergerus citranya di hadapan publik.

Di era digital society seperti saat ini, perilaku seperti itu seharusnya dapat dihindari, sebab pada akhirnya publik akan menilai para pendukung rezim saat ini bukanlah orang-orang terpuji yang memiliki jiwa dan karakter kenegarawanan, karena menjadi manusia pembenci dan selalu menyimpan dendam serta permusuhan di saat seluruh ummat Muslim di seluruh dunia bermaaf-maafan dan saling bersilaturrahim.

Miris sekali perilaku para pendukung rezim yang mengaku paling Pancasialis dan paling mencintai Indonesia, serta merasa paling bhinneka, ternyata itu semua bohong belaka. Karena jelas sudah perilaku yang mereka pertontonkan di hadapan publik di saat Idul Fitri, bukanlah cerminan dari sikap seorang yang Pancasialis, mencintai NKRI, dan sama sekali tidak menghargai kebhinekaan yang seringkali mereka suarakan.

Secara pribadi saya ingin menyatakan, perilaku intoleran yang dilakukan oleh pendukung rezim terhadap Gubernur Anis Rasyid Baswedan saat perayaan hari kemenangan tersebut, adalah hal paling menjijikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Para pendukung rezim sepertinya tidak tahu bagaimana memaknai Idul Fitri dan menjalin silaturrahim di hari yang dipenuhi rahmat dan karunia sang Khaliq.

Untuk itu sudah selayaknya pihak Istana untuk membuat pernyataan kepada publik dengan meminta maaf kepada Gubernur Anis terhadap sikap konyol yang dilakukan oleh para pendukung tuan Presiden Jokowi, yang sudah sangat keterlaluan dan berlebihan tersebut karena telah sangat mencoreng lembaga kepresidenan, karena hal tersebut dilakukan di dalam Istana Bogor.

Sebagai pesan penutup, semoga saja agenda Open House di acara hari raya di tahun yang akan datang tidak terjadi hal yang seperti saat ini. Dan berharap para pendukung maupun relawan #2019GantiPresiden tidak mengikuti perilaku tidak terpuji seperti yang dilakukan oleh para pendukung rezim saat ini.

Wallaahul Muafiq Illa Aqwa Mithoriq,
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

Oleh: Pradipa Yoedhanegara
Sepinggan, 15 Juni 2018

Sayur Mayur Segar Benjoy

Toko sayur mayur segar yang berada di jalan Pasar Koneng Kedoya Utara menyediakan beragam sayur mayur segar yang distok langsung oleh produsen. Harga sayur mayur tersebut tergolong murah meriah, dari toko sayur mayur yang ada di wilayah Kedoya Utara. Sayur mayur tersebut diantaranya:

  1. Tomat.
  2. Ketimun.
  3. Wortel.
  4. Bawang Merah.
  5. Bawang Putih.
  6. Bawang Bombay.
  7. Daun Bawang.
  8. Cabe Merah Keriting.
  9. Cabe Merah Besar.
  10. Cabe Rawit Hijau.
  11. Cabe Hijau Besar.
  12. Cabe Rawit Merah.
  13. Kembang Kol.
  14. Kol.
  15. Kentang Besar.
  16. Kentang Kecil.
  17. Oyong.
  18. Sawi Putih.
  19. Sawi Asin.
  20. Labu Acar.
  21. Labu Siem.
  22. Jagung Acar.
  23. Kacang Panjang.
  24. Kacang Merah.
  25. Buncis.
  26. Terong.
  27. Kunyit.
  28. Langkuas.
  29. Jahe.
  30. Salam / Sere.
  31. Pare.
  32. Brokoli.
  33. Tangkil.
  34. Daun Tangkil.
  35. Kelapa.
  36. Kemiri.
  37. Kencur.
  38. Tomat Kecil.
  39. Sesim.
  40. Slada.
  41. Jeruk Nipis.
  42. Jeruk Limo.
  43. dan lain-lain.
Lokasi toko tersebut beralamat di Jl. Pasar Koneng Kedoya Utara No. 39, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Bagi yang ingin memesan tanpa ke toko bisa menghubungi di nomor 0858 8272 6546 atau 0815 8606 3999.

Dua Tahun Bersama, Berbagi Bersama

"Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga."
(HR. Tirmidzi No. 807, Ibnu Majah No. 1746, dan Ahmad 5: 192)

Dalam rangka "Perayaan Ulang Tahun Papers" yang ke-2, team Papers bekerjasama dengan Forum Anak Jakarta Barat mempersembahkan kegiatan Bakti Sosial 2018 dengan tema "Dua Tahun Bersama, Berbagi Bersama", yang telah dilaksanakan pada Jum'at, 01 Juni 2018 di Rumah Singgah Al-Abror Jakarta.

Acara kegiatan ini diantaranya pembagian 2000 takjil yang telah diselenggarakan selama 5 hari berturut-turut ini mulai tanggal 28 Mei sampai 01 Juni 2018 di berbagai wilayah Jakarta Barat, santunan untuk anak-anak rumah singgah, serta buka puasa bersama pada hari puncak acara.

Wilayah yang menjadi tempat pembagian 2000 takjil, yaitu:
  • Tanggal 28 Mei 2018 di Jl. Lebak Sari, Tanjung Barat.
  • Tanggal 29 Mei 2918 di Lampu Merah Jati Baru.
  • Tanggal 30 Mei 2018 di Lampu Merah Relasi, Kebon Jeruk.
  • Tanggal 31 Mei 2018 di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi.
  • Tanggal 01 Juni 2018 di Rumah Singgah Al-Abror, Palmerah, Jakarta Barat.
Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Jatibaru

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Dokumentasi di Lampu Merah Pejompongan, Apartemen Semanggi

Sumber: Tajuddin Hilmi
Siswa SMP Negeri 61 Jakarta

Liciknya Tim Sukses "Si Tukang Sruduk"

"Kami menolak rencana e-voting pada Pileg dan Pilpres 2019," begitu celoteh yang dilontarkan dari berbagai pihak.

Persiapan untuk kecurangan Pilpres 2019 sedang disusun oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan sistem E-Voting, karena pemilihan langsung Pilgub (Pemilihan Gubernur) DKI Jakarta di putaran ke-2 kemarin mereka tidak bisa berbuat curang.

Dahulu yang mereka mainkan adalah sistem Noken di Papua, dimana hak suara 300 orang dari sebuah suku bisa diwakilkan oleh Kepala Suku bersangkutan. Inilah kebobrokan dan kebodohan KPU (Komisi Pemilihan Umum), dimana sistem pemilihan model ini dianggap sah, padahal bertentangan dengan Undang-Undang.

Berangkat dari sistem Noken, Jokowi dan PDIP jadi sangat diuntungkan. Mendatang sistem Noken ini tidak boleh dibiarkan, lebih baik mereka tidak ikut mencoblos daripada merusak sistem pemilu yang telah diatur sedemikian rupa.

Melihat sistem pilgub DKI yang mulai rusak dan robohnya reputasi PDIP dan Jokowi, menjadi pertanda bahaya bagi mereka untuk melenggangkan kekuasaan Jokowi pada periode berikutnya. Untuk itu, dipaksakanlah sistem pilpres E-voting pada tahun depan untuk mendulang suara melalui kecurangan demi kecurangan sistem IT yang telah mereka siapkan.

Jika sistem e-voting benar-benar diterapkan, maka sangat berbahaya bagi demokrasi kita, karena kita tidak bisa mendeteksi dan memproteksi pencurian suara melalui IT, lantaran SDM KPU dan tim sukses tidak secanggih warga etnis Cina yang ahli di bidang itu.

Tolaknya rencana e-voting pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden mendatang menuai polemik di berbagai kalangan.

# Mari tolak wacana pileg dan pilpres 2018 dan 2019 dengan sistem e-voting karena semua infrastruktur kita belum siap untuk mengarah ke sana.

# Percayalah ini taktik PDIP yang disokong oleh komunitas IT mereka untuk melanggengkan kekuasaan Jokowi yang mulai rapuh dan mulai runtuh.

# Terlalu beresiko pemilihan dengan sistem E-voting tersebut, soalnya rekap data di laman website KPU saja mudah dibajak.

# Dapat dipastikan tim ahli dan pakar IT termasuk sistem jaringan untuk E-voting pasti dari Cina!

# Ide untuk E-voting yang direncanakan dan akan diterapkan oleh penguasa sekarang adalah strategi licik untuk bisa berkuasa kembali setelah melihat sistem pemilihan langsung tidak dapat dirusak dengan cara curang.

# Anda bantu membagikan ini berarti Anda turut serta mengantisipasi kecurangan yang akan dilakukan penguasa!

# Mari mengganti Presiden dengan sistem pemilihan langsung, bukan dengan sistem E-voting yang syarat permainan dan kecurangan berbasis IT.

Sumber : Solihin Bachtiar
MGMP PAI Jakarta Barat