Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Menyesal Karena Masuk ISIS

Oleh Sarli Amri

Fulan: Abah, akhirnya kita ketemu lagi. Aku kangen sama abah.

Abah: Kamu siapa ya?

Fulan: Aku Fulan anakmu bah, masa abah lupa?

Abah: Fulan, kamu kok gosong begini nduk, mana tangan sama kaki kamu berpisah dari badan lagi.

Fulan: Aku habis melakukan bom syahid bah.

Abah: Maksudnya? Bom bunuh diri?

Fulan: Bom syahid bah, bukan bom bunuh diri.

Abah: Syahid ndasmu! Yang kamu lakukan itu bunuh diri nduk, dan mencelakakan orang lain.


Fulan: Oh jadi abah lebih berpihak pada para kafir dan thoghut itu daripada mujahidin seperti fulan?


Abah: Bentar, sejak kapan kamu jadi gampang kofar kafir begitu? Perasaan pas dulu abah mati kamu masih anggota geng motor?

Fulan: Bah, sejak abah mati, fulan taubat, fulan ngaji dan jadi mujahidin, sampai fulan melakukan bom syahid.

Abah: Emang siapa guru ngaji kamu?

Fulan: Itu bah, ustadz nganu bin ngono, terkenal dengan sebutan ustadz abu gosok.

Abah: Nganu bin ngono, kok sepertinya abah gak asing ya sama nama itu. Loh sejak kapan dia jadi ustadz?

Fulan: Emang kenapa bah?

Abah: Dia kan intel, dulu pas abah jadi tukang demo sering ketemu.

Fulan: Waduh, sebenarnya ustadz abu gosok itu intel ya bah, berarti fulan ketipu donk?

Abah: Lah iya, makanya jadi orang jangan lugu banget. Disuruh bom bunuh diri kok mau. Haha.

Fulan: Aduh sialan, liat aja kalau fulan bisa hidup lagi, mau fulan tonjok muka si abu gosok itu.

Abah: Emang dia ngajarin apa aja ke fulan?

Fulan: Dia ngajarin fulan supaya bai'at ke daulah islamiyah, dan selain daulah islamiyah kafir dan halal darahnya.

Abah: Maksud kamu ISIS?

Fulan: Iya bah.

Abah: Aduh kamu ini, kan masih ada NU, Muhammadiyah, Tarbiyah, Salafi, Hizbut Tahrir, Jama'ah Tabligh, dan lain-lain. Kenapa kamu malah ngaji sama ISIS?

Fulan: Fulan kan dulu anak geng motor bah, jadi ISIS sesuai sama passion fulan. Haha. Yang lain gak seru gak ada doktrin jihadnya.

Abah: Nduk, jihad itu bukan bom bunuh diri gini caranya, kamu belajar yang sungguh-sungguh, kamu bekerja dengan sungguh-sungguh itu jihad.

Fulan: Abah menyimpangkan nama jihad, itu konspirasi orang kafir melemahkan Islam bah.

Abah: Ok gini, emang kamu fikir dengan teror gini peradaban Islam akan jaya? Coba baca sejarah, peradaban Islam maju karena sains dan ekonominya maju.

Fulan: Tapi kan, dulu Nabi juga perang bah?

Abah: Ya, tapi perang Nabi gak kayak ISIS sekarang, perang Nabi dalam rangka membela diri bukan menginvasi, itupun ada etikanya. Lah kalian ngebom dalam suasana damai bukan perang, emang Nabi pernah contohkan?

Fulan: Iya bah, fulan menyesal, fulan salah.

Abah: Lan, tau gak, dulu tempat tinggal kita itu sekelilingnya tukang mabuk dan pelacuran. Lalu abah bangun musholla, dan perlahan-lahan mereka pada taubat. Abah ingin kamu melanjutkan dakwah abah, bukan kayak sekarang gini.

Fulan: Maafin fulan  bah, fulan ingin gentayangan, dan memberitahu bahaya ISIS ke temen-temen fulan yang masih hidup. Fulan gak mau mereka jadi seperti fulan nasibnya.

Abah: Wkwkwkwk... gentayangan, emang suster valak bisa gentayangan? Kita dah beda dunia nduk.

Fulan: Loh kok abah tau valak? Emang di akhirat ada film conjuring bah?

Abah: Wis gak usah dibahas. Intinya hari ini kita butuh yang berani hidup daripada berani mati. Kata KH. AHMAD DAHLAN, jangan kamu bilang siap mengorbankan jiwamu untuk Islam, karena suatu saat pasti kamu mati juga. Namun yang penting siapkah kamu mengorbankan hartamu untuk Islam?

10 Sunnah di Hari Raya 'Idul Fitri

Oleh Yuni Marlina

Berikut merupakan 10 sunnah pada hari raya 'Idul Fitri:
  1. Bangun pagi.
  2. Mandi pagi, ini sesuai dengan HR. Al-Baihaqi.
  3. Berpakaian rapih sesuai sunnah, sesuai dengan HR. Bukhari dan Muslim.
  4. Makan sebelum shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. Bukhari.
  5. Jalan kaki ke tempat shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. At-Tirmidzi.
  6. Takbir ketika menuju tempat shalat 'Idul Fitri, sesuai dengan HR. Al-Baihaqi.
  7. Shalat 'Idul Fitri berjama'ah, sesuai dengan HR. Bukhari.
  8. Dengarkan khutbah, sesuai dengan HR. Abu Dawud.
  9. Ucapkan Tahniah, sesuai dengan HR. Ibnu Rajab.
  10. Pulang shalat 'Idul Fitri dengan rute berbeda, sesuai dengan HR. Bukhari.
HR. merupakan singkatan dari Hadits Riwayat, maksudnya hadits yang diriwayatkan.

Do'a yang Dipanjatkan Malaikat Jibril

Oleh Isfahani Fadhil

Do'a yang dipanjatkan Malaikat Jibril dan diaminkan Rasulullah SAW setelah Rasulullah SAW turun dari mimbar usai menyampaikan khutbah 'Idul Fitri:

  1. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya dan tidak mau meminta maaf kepada keduanya. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
  2. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya, orang yang jahat kepada tetangganya dan mereka tidak mau meminta maaf. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
  3. Ya Allah, jangan Engkau terima puasanya seorang isteri yang durhaka kepada suaminya dan dia tidak mau meminta maaf. (Rasulullah SAW menjawab: "Aamiin").
Karena itu pada moment 'Idul Fitri ini kita manfaatkan untuk saling meminta maaf dan bersilaturrahim kepada kedua orangtua (bagi yang keduanya atau salah satunya masih hidup), kepada tetangga, dan kepada pasangan hidup.

Mudah-mudahan kita tidak menjadi orang yang dido'akan Malaikat Jibril dan diaminkan Rasulullah SAW, jika puasanya tidak diterima oleh Allah SWT.

Aamiin Allahumma Aamiin.

Puasa Syawal Tanda Kesempurnaan Puasa Ramadhan

Oleh Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi

Ibadah puasa memang sudah selesai, tapi bukan berarti ibadah juga selesai, karena ibadah itu sampai maut menjemput.

Oleh karenanya, jangan lupa, untuk kesempurnaan puasa Ramadhan kita, semangatlah untuk puasa sunnah 6 hari Syawal, sebagaimana dalam hadits Abu Ayyub al-Anshari:

Dari Abu Ayyub al-Anshari -radhiyallahu 'anhu-bahwasanya Rasulullah-shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh." (HR. Imam Muslim dalam shahihnya 1164).

Hadits ini menunjukkan disyari'atkannya puasa enam hari pada bulan Syawwal, baik bagi kaum pria maupun wanita. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ahli ilmu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ka'b al-Akhbar, Sya'bi, Thawus, Maimun bin Mihran, Abdullah bin Mubarok, Ahmad bin Hanbal, dan Syafi'i.

Ingatlah saudaraku, membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki beberapa faedah yang cukup banyak, diantaranya:

  1. Puasa enam hari Syawwal setelah Ramadhan berarti meraih pahala puasa setahun penuh.
  2. Puasa Syawwal dan Sya'ban seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu, untuk sebagai penyempurna kekurangan yang terdapat dalam fardhu.
  3. Puasa Syawwal setelah Ramadhan merupakan tanda bahwa Allah menerima puasa Ramadhannya, sebab Allah apabila menerima amal seorang hamba, maka Dia akan memberikan taufiq kepadanya untuk melakukan amalan shaleh setelahnya.
  4. Puasa Syawwal merupakan ungkapan syukur setelah Allah mengampuni dosanya dengan puasa Ramadhan.
  5. Puasa Syawwal merupakan tanda keteguhannya dalam beramal shaleh, karena amal shaleh tidaklah terputus dengan selesainya Ramadhan, tetapi terus berlangsung selagi hamba masih hidup.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa puasa sunnah enam hari Syawwal itu tidak harus berturut-turut setelah Idul Fitri, kapan itu selagi masih di bulan Syawwal, maka boleh hukumnya.

Ash-Shon'ani berkata: "Ketahuilah bahwa pahala puasa ini bisa didapatkan bagi orang yang berpuasa secara berpisah atau berturut-turut, dan bagi yang berpuasa langsung setelah hari raya atau di tengah-tengah bulan."

Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah maupun di akhir bulan Syawwal. Namun, yang lebih utama adalah bersegera melakukannya usai hari raya.

Dengan demikian, maka kita dapat mengetahui kesalahan keyakinan sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa puasa sunnah syawwal harus pada hari kedua setelah hari raya, bila tidak maka sia-sia puasanya!!

Namun, jika engkau wahai saudaraku masih punya tanggungan puasa Ramadhan, maka lunasilah terlebih dahulu sebelum puasa sunnah Syawwal.

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata: "Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan, kemudian dia memulai puasa enam Syawwal, maka dia tidak mendapatkan keutamaan pahala orang yang puasa Ramadhan dan mengiringnya dengan enam Syawwal, sebab dia belum menyempurnakan puasa Ramadhan."

Catatan: Sebarkanlah ilmu ini kepada yang lainnya, siapa tahu ada yang bersemangat melaksanakannya. Karena sebab dirimu sehingga engkau pun meraih pahala dengan sebab tersebut.