Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Daftar Sponsorship Event

Perpustakaan Hibah - Dari sekolah sampai tingkat universitas, bahkan sampai perusahaan-perusahaan swasta sering mengadakan acara-acara kegiatan yang pastinya akan membutuhkan sponsorship, guna kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.


Nah, para pencari dana sponsorship tidak usah khawatir lagi. Karena admin akan membagikan informasi perusahaan-perusahaan yang dapat menerima proposal kegiatan acara. Perusahaan-perusahaan tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Perseroan:
  1. PT. Unilever.
Perusahaan elektronik:
  1. Acer Inc.
  2. Smart.
  3. PT. Panasonic Gobel Indonesia.
Perusahaan Bank:
  1. Bank Negara Indonesia (BNI).
  2. Bank Central Asia (BCA) Prioritas.
  3. Bank CIMB Niaga.
  4. Bank Central Asia (BCA).
  5. PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Perusahaan maskapai penerbangan:
  1. Air Asia.
  2. Garuda Indonesia.
Perusahaan telekomunikasi:
  1. Indosat.
  2. PT. XL Axiata, Tbk.
  3. Telkom Flexi.
  4. Esia.
  5. PT. Bakrie Telecom, Tbk.
  6. Satelindo.
Perusahaan makanan dan minuman:
  1. PT. Mayora Indah, Tbk.
  2. PT. Aqua Golden Mississppi, Tbk.
  3. PT. Nutrifood.
  4. Group Danone.
  5. Kratingdaeng.
  6. Jack N Jill.
  7. PT. Sido Muncul.
  8. PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk.
  9. PT. Sinar Sosro.
  10. PT. Nestle Indonesia.
  11. Campfood.
  12. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
  13. Milo Nestle.
  14. PT. Coca Cola Indonesia.
  15. Pocari Sweat.
  16. HiLo Teen Nutrifood.
  17. Teh Pucuk Harum.
  18. Hydro Coco (Kalbe Farma).
  19. SilverQueen.
  20. Nutrijell.
  21. Brand Essence ID.
  22. Tango (Orang Tua Group).
Perusahaan penyedia peralatan dan perlengkapan:
  1. PT. Standardpen Industries.
  2. Gramedia.
  3. Zalora Indonesia.
  4. Post-It Indonesia.
Perusahaan otomotif:
  1. Honda Motor Company.
  2. Nissan Motor Company.
  3. PT. Astra International, Tbk.
Perusahaan entertainment:
  1. Sony Music Entertainment.
Perusahaan farmasi:
  1. PT. Kalbe Farma, Tbk. (Kalbe Nutritionals).
Perusahaan kecantikan:
  1. PT. Mustika Ratu, Tbk.
  2. Marina Natural.
Perusahaan jaringan TV:
  1. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).
  2. Trans 7.
Perusahaan pakaian:
  1. Bloopenders Store atau Urbie Store
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para pencari donatur.

Memoir - Mohammad Hatta

Gambar ini sengaja diunggah dan didapat dari kiriman via media sosial LINE.
Perpustakaan Hibah (27/9) - Berawal dari seorang adik organisasi yang meminta jasa pencarian buku langka, yang berjudul "MOHAMMAD HATTA - MEMOIR" dengan terbitan UI-Press.

Ternyata buku tersebut memang sangat sulit dicari, bahkan ketika sudah dapat informasi, buku itu sudah terjual habis dengan berbagai macam harga, mulai dari Rp60.000,- s/d Rp200.000,- yang diberikan oleh sang penjual.

Buku yang berjudul Memoir ini merupakan karangan asli wakil presiden RI pertama (Bpk. Moh. Hatta). Dalam buku ini menceritakan mengenai kehidupan beliau dari masih kecil hingga peranannya dalam memerdekakan Republik Indonesia. Buku ini dilengkapi dengan berbagai foto jadul peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan RI. 

Berikut ini sebagian kecil daftar isi buku:
  1. Keluargaku,
  2. Sekolah Belanda,
  3. Melanjutkan Sekolah ke Betawi,
  4. Ke negeri Belanda,
  5. Melawat ke Jepang,
  6. Jepang menyerah kepada sekutu, dll.
Dan sebagian kecil daftar foto jadul dalam buku ini:
  1. Bung Karno,
  2. 1932,
  3. Dr Soetomo,
  4. Rumah tempat lahir,
  5. Ditempat pembuangan di Digul,
  6. Proklamasi RI,
  7. Ketika sekolah ke Mulo, Hari pernikahan, dll.

Berikut hasil link pencarian yang berkaitan dengan buku "Mohammad Hatta - Memoir", pencarian ini menggunakan metode googling.
Referensi buku "Mohammad Hatta - Memoir":
  • 1979, Cet. 1, Bandung: PT. Tintamas Indonesia, Percetakan PT. Suwarnadwipa, 597 halaman.
  • 2002, Cetakan Khusus Satu Abad Bung Hatta, Cet. 1, Jakarta: Yayasan Hatta, 599 halaman.

Jasa Kurir Logistik Terbesar di Indonesia

Di 5.000 titik perwakilan, JNE menjadi penyedia jasa kurir logistik terbesar di Indonesia. Tahun ini mereka menyiapkan Rp 300 miliar untuk memperbesar kapasitas pengiriman hingga empat kali lipat.

Modal memang bukan masalah buat JNE. Setelah membukukan pendapatan Rp 2,5 triliun tahun lalu, target pendapatan mereka tahun ini dipatok di angka Rp 3,9 triliun. "Setelah itu, kami ada rencana go public pertengahan tahun depan," ujar Johari.

Meski masih dalam porsi sangat kecil, PT. Pos Indonesia juga turut menikmati kue besar yang dibawa toko online. Tahun lalu perusahaan pelat merah ini baru mendapat bagian Rp 2 miliar dari jasa pengiriman barang e-commerce. Kini mereka menjajaki kerja sama dengan sejumlah pelaku besar, seperti Lazada dan Tokopedia.

Tak cukup jadi tukang kirim, PT. Pos ikut-ikutan membuka toko online, yang mereka namakan GaleriPos. Tentu saja mereka tak perlu jasa pihak lain untuk mengantar barang dagangannya. "Belum setahun, jadi masih sedikit, mungkin 10-20 paket sehari," kata Kepala Proyek e-Commerce PT. Pos, Kemal Syafta Wijaya.

Sebaliknya, beberapa perusahaan e-commerce besar juga mulai melihat jasa pengiriman sebagai lahan menjanjikan. Itu sebabnya sebagian dari mereka kini membuka divisi baru untuk menanganinya. Lazada, misalnya, punya Lazada Express (LEX), yang khusus menangani antaran di sekitar Jakarta. "Untuk wilayah lain, kami masih menggandeng perusahaan-perusahaan logistik rekanan," ujar Senior Vice President Operational Lazada, Ryn Hermawan.

Perusahaan yang belum lama ini mendapat suntikan US$ 250 juta atau lebih dari Rp 3 triliun dari Temasek itu menyewa gudang seluas 12 ribu meter persegi di Cakung, Jakarta Timur. Tiap hari, 50-100 ribu paket keluar-masuk gudang untuk diantarkan ke konsumen. Kini mereka berencana merentangkan usaha dengan membuka gudang-gudang baru di kota lain.

Langkah serupa dijalankan toko online khusus fashion, Zalora, dengan mendirikan Zalora Express (Zedex). Seperti halnya Lazada, mereka baru bisa mengantar barang sebatas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selebihnya Zalora masih mengandalkan lima perusahaan mitra untuk melayani pemesanan dari seluruh Nusantara. "Tidak ada masalah dengan mitra. Kami mendirikan Zedex lebih karena peluang bisnisnya," kata juru bicara Zalora, Afdita Sari.

Bagi para kurir seperti Reza, peluang bisnis yang mengalir ke perusahaan berarti pula rezeki besar buat dapurnya. Dengan model insentif per paket yang dia antarkan, saban bulan ia membawa pulang pendapatan rata-rata dua kali lipat dari gaji pokoknya. Itu di luar jatah beras yang dibagikan dua kali sebulan serta asuransi kesehatan diri dan keluarga. "Tahun lalu istri saya melahirkan dengan bedah caesar. Ongkosnya Rp 15 juta. Semua dibayar kantor," ujarnya.

Kue Besar Logistik Indonesia

Berdasarkan data Frost & Sulliven, hingga akhir 2014, omset pasar logistik di Indonesia mencapai kisaran Rp 1.800 triliun, hampir setara dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 (Rp 1.816,7 triliun).

Angka itu tercapai dengan estimasi pertumbuhan bisnis logistik sebesar 14,7 persen dibanding pada 2013, yang nilainya Rp 1.600 triliun.

Ada beberapa cabang usaha dalam dunia logistik, yaitu pengapalan, kargo, angkutan truk, hingga jasa kurir.

Yang terakhir disebut itulah yang paling banyak mendapat untung dari merebaknya perdagangan online di Indonesia.

Pemain Besar Jasa Kurir Logistik di Indonesia

  • Nasional: JNE, Tiki, PT. Pos Indonesia, Pandu Logistics
  • Asing: TNT Express Indonesia, DHL, Cardig Express, FedEx/RPX

Perusahaan nasional diuntungkan karena adanya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos. Auran itu membatasi perusahaan asing dari wilayah operasional, hanya sampai kota yang memiliki pelabuhan atau badar udara internasional.

Sumber : Majalah Tempo Edisi 15 Maret 2015 halaman 103
Pingit Aria

Janji Manis Smelter Papua

Pemerintah daerah Papua yakin bisa membangun smelter konsentrat tembaga dalam lima tahun. Belum ditopang infrastruktur dan industri pendukung.

Sorak-sorai terdengar dari salah satu ruang besar di Hotel Rimba Papua di pusat Kota Timika, Papua, Ahad siang medio Februari 2015 lalu. Riuh tepuk tangan menambah ramai suasana. Rapat yang digelar sejak pukul delapan pagi dengan topik utama rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga di Bumi Cendrawasih itu mencapai kata sepakat.

Menurut ketua tim penelaah kapasitas nasional smelter nasional, Muhammad Said Didu, yang turut hadir, rapat dipimpin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. "Pak Menteri bilang seluruh permintaan daerah akan dipenuhi, termasuk memasok kebutuhan konsentrat untuk smelter Papua," kata Said Didu kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Kesepakatan ini menjawab desakan pemerintah Papua yang meminta hasil tambang utama wilayah itu tak perlu diangkut ke luar pulau untuk diolah. Mereka menolak keras rencana PT. Freeport dan pemerintah pusat yang hendak membangun pabrik smelter berskala besar di Gresik, Jawa Timur, untuk keperluan itu.

Hadir dalam pertemuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara R. Sukhyar, Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsudin, dan anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Toni Wardoyo. Rombongan dari Papua adalah Gubernur Papua Lukas Enembe dan beberapa bupati, antara lain Bupati Mimika Eltinus Omaleng.

Saat menuturkan, kesepakatan itu meliputi penyediaan lahan oleh pemerintah daerah sekaligus tanggung jawab mencari investor. Satu hal tambahan dipesan Menteri Sudirman, yakni agar hanya pemain kredibel yang diberi kesempatan membangun smelter disana.

Selama hampir lima jam, persamuhan berjalan lancar. Said menuturkan, pembicaraan berlangsung cair dengan pemaparan dari pemerintah daerah mengenai road map proyek, lengkap dengan penentuan lokasi pembangunan pabrik berkapasitas 900 ribu ton konsentrat di Pomako, Mimika.

Rombongan Sudirman berkunjung ke Papua menyusul permintaan pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Persoalannya, sejak mula PT. Freeport sudah menyampaikan posisi mereka mengenai proyek smelter di tanah Papua. Presiden Dikrektur Freeport Maroef Sjamsudin memastikan perusahaannya tak ikut campur dalam rencana investasi tersebut. Dana pembangunan smelter murni dari anggaran pemerintah sendiri. "Kami hanya memasok konsentrat untuk Papua," ujarnya.

Belakangan, pemerintah daerah menyanggupi membangun sendiri smelter itu. Mereka menerima alasan bahwa pembangunan di dua lokasi sekaligus oleh perusahaan itu tak ekonomis. Masalah juga akan timbul karena pasti akan melampaui batas waktu yang ditetapkan pemerintah bagi Freeport, agar pemurnian di dalam negeri harus sudah ada pada 2017.

Smelter itu akan menjadi bagian dari rencana kawasan industri di Timika, meliputi pembangunan pabrik pupuk, petrokimia, dan pabrik pengantongan semen. Untuk tahap pertama, kawasan yang akan menampung industri hilir ini akan dibangun di lahan seluas 650 hektare. Tahap selanjutnya diperluas dengan tambahan 2.000 hektare.

Walaupun di atas kertas seolah-olah tak ada masalah, seorang pejabat pemerintah ragu rencana itu bisa terwujud seperti dijanjikan. Alasan utamanya adalah belum memadainya jalan raya, kelistrikan, air, dan industri pendukung sampingan dari smelter. Juga masalah lahan yang belum pasti.

Dari pemantauan di lapangan, lahan di Pomako kenyataannya masih jauh dari siap. "Ada bagian tanah gambut yang dipenuhi hutan bakau," ujar pejabat itu. Menurut dia, masih diperlukan banyak izin untuk mengalihfungsikan lahan tersebut menjadi kawasan industri. Topografi wilayah yang di dominasi rawa merupakan persoalan lain yang dianggap cukup merepotkan.

Yang juga belum meyakinkan adalah siapa investor yang bakal menjadi rekanan pemerintah daerah. Dalam beberapa kesempatan, pemerintah provinsi mengatakan sudah ada investor dari Cina, yakni... [Klik Selengkapnya]

Sumber : Majalah Tempo Edisi 15 Maret 2015 hal. 104
*M. Agung Rajasa (ANTARA)