Hidup Bukan Tempat Pelarian

Innaalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun.. Belum lama kita mendapat kabar duka cita dari SMK Lingga Kencana Depok yang sedang melakukan karya wisata. Rombongan karya wisata tersebut menaiki bus tour pariwisata "Putera Fajar" yang mengalami kecelakaan maut beruntun di Ciater, Subang. 

Bus tersebut mengalami rem blong sampai menabrak motor dan mini bus hingga terguling. Tragisnya banyak korban yang tergeletak di jalan, hingga sebelas orang dinyatakan meninggal dunia. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bus rombongan SMK tersebut tak berizin dan status uji berkala sudah kadaluwarsa. 

Banyak teriakan yang terdengar dari video live streaming salah satu rombongan karya wisata. Bukan itu saja, bahkan ada yang sudah merasakan sebelumnya sampai membuat postingan dari Adenabilla sebelum meninggal dunia. Wallaahu a'lam bish showwaab... 

Berikut postingan terakhirnya: 

Hidup ini adalah tanggung jawab, bukan pelarian. 

Berlari sekencang apapun, menghindar sejauh apapun, yang namanya hidup tetaplah hidup. Dan ia akan selalu penuh dengan tanggung jawab (bagi yang menyadari, dan kuharap kita semua menjadi sadar akan esensi hidup itu). 

Dalam berjuang menggaungkan kebenaran, rasanya jalan itu panjang sekali, bukan? Namun aku pernah membaca serangkaian wacana yang cukup menyentil hatiku. 

"Tanggung jawab berjuang dalam jalan kebenaran itu sebenarnya singkat. Kamu hanya perlu berjuang sampai mati. Jika kamu mati besok, maka tanggung jawab mu selesai sampai besok saja. Sudah sesingkat itu." 

Kita tak pernah tau kapan atma ini akan diambil oleh Si Pencipta sekaligus Si Pemberi tanggung jawab. Kehidupan ini penuh ketidakpastian. Kamu bisa saja mati saat tertidur, kamu bisa saja mati saat sedang makan makanan favoritmu, kamu juga bisa mati saat sedang tidak melakukan apa-apa. 

Hidup begitu singkat, tidak ada yang bisa menjamin kamu akan tetap hidup satu menit ke depan. Selagi diberi masa, maka berjuanglah sekuat tenaga dalam jalan yang benar. Tidak ada waktu untuk berlari meninggalkan apa yang sudah diamanahi. 

*** 

Begitulah yang disampaikan dalam postingan terakhir tersebut. Kesimpulannya, kita sebagai manusia tidak bisa mengatur Tuhan, kapan kita mati atau bisa hidup selamanya di dunia ini. Tetapkan dalam hati selalu teguh dalam pendirian, khususnya tanggung jawab dalam beribadah. 

Marilah kita panjatkan do'a terhadap para korban, dan yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan. AL-FAATIHAH... 

Editor: ALBOZ.

0 comments:

Posting Komentar