Efek Budaya Barat

Oleh Yusuf

Di Indonesia banyak sekali beredar budaya barat yang kebanyakan merusak tatanan kehidupan keberagamaan generasi muda kita. Salah satu budaya yang selalu dirayakan begitu memasuki pertengahan bulan Februari adalah hari Valentine yang oleh sebagian masyarakat, tanggal tersebut diagungkan sebagai hari kasih sayang. Momentum ini sering dijadikan ajang para remaja untuk melampiaskan kasih sayang dalam bentuk yang salah, yakni berhubungan seksual sesama remaja yang belum menikah, dengan alibi bentuk kasih sayang.

Kita mungkin masih ingat tahun lalu, ketika menjelang tanggal 14 Februari, ditemukan di beberapa minimarket di sekitar Jakarta, paket parcel yang isinya berbagai cokelat, termasuk dalam paket tersebut terdapat produk kondom. Tentu saja orang dengan mudah bisa mengerti, kalangan remaja lah yang menjadi objek sasaran dari penjualan paket tersebut, karena faktanya di lapangan, memang yang banyak merayakan hari kasih sayang adalah dari kalangan remaja.

Dua kenyataan tersebut di atas, menggambarkan betapa kondisi masyarakat kita saat ini sangat memprihatinkan. Generasi muda kita sepertinya menjadi objek kebobrokan moral dari sebuah upaya sistematis dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya demi mengeruk uang. Rela dan tega mengorbankan nasib generasi muda kita, yang merupakan tumpuan harapan dan calon pemimpin di masa depan.

Hal ini harus menjadi perhatian khusus kita, khususnya orang tua dan para pendidik, untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mendampingi anak-anak remaja di kedua momentum tersebut. Tentu maksudnya bukan berarti bahwa kita hanya mewaspadai anak-anak kita dari kemungkinan buruk tersebut. Yang lebih penting lagi adalah membekali anak-anak kita sejak dini dengan kesadaran adanya pengawasan dari Allah SWT. (muraqabatullah).

Kesadaran inilah yang akan mengantarkan anak-anak kita pada perilaku yang baik, yang sejalan dengan norma-norma agama. Mereka tidak hanya menjadi orang baik ketika ada di samping orang tuanya, atau ketika diawasi oleh orang tuanya, tapi selalu sadar adanya pengawasan Allah SWT. sehingga tingkah lakunya akan terkontrol.

NB: Tulisan ini pernah dimuat dalam Buletin Mimbar Jum'at - Menggali Khazanah Islam - No. 09 Th. XXVI 18 Rabiul Akhir 1434 H - 1 Maret 2013 Jum'at I.

0 comments:

Posting Komentar