Ditulis Oleh Putu Wijaya / Budayawan
Egy adalah keturunan orang Bugis yang menjadi anggota Teater Mandiri sejak 1983, sampai kini masih tetap anggota Teater Mandiri meskipun sudah menjadi eksekutif muda yang berhasil dan calon anggota legislatif DPR RI Partai Golkar Daerah Pemilihan DKI Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri). Ia tetap mempraktekkan ethos kerja teater "Bertolak Dari Yang Ada", sehingga bergulat di lapangan becek, mengucurkan keringat, dalam segala kekurangan dan kesulitan baginya tak sulit.
Terlebih saat harus menyambangi sejumlah konstituennya yang berada di Malaysia, Jepang, Jerman, Perancis, Ceko, Belanda, Korea Selatan, Austria, Singapore, dan Australia untuk konsentrasi Dapilnya di Luar Negeri. Hal itu merupakan sebuah tantangan menyenangkan baginya. Ia sudah menyerap dan kini meyakini, dengan kerja keras di balik setiap kesulitan dan kemalangan selalu ada janji dan harapan. Karena itu ia percaya komunitas teater bukan hanya tempat bermain dan bertemu, tetapi juga mengasah dan menempa manusia menjadi mandiri, berdisiplin, punya arah dan paham bekerja sebagai sebuah tim.
Ambisi Egy untuk menjadikan teater sebagai kantong yang mengolah generasi muda Indonesia untuk siap pakai dalam membangun NKRI yang baru dan satu menjadi menarik. Kehidupan dan negara sendiri adalah sebuah panggung teater yang memerlukan pekerja-pekerja yang ulet, setia dan terlatih. Tak hanya cerdas, tetapi juga bijak, gesit dan memiliki kepekaan yang tinggi pada kemanusiaan.
Teater yang mencakup hampir seluruh cabang kesenian dan juga berbagai aspek dari disiplin lain (psikologi, filsafat, sejarah, politik, hukum bahkan ekonomi dan sebagainya) akan menjadi bengkel pelatihan bukan saja bagi mereka yang ingin menjadi pekerja teater, tetapi seluruh kemungkinan profesi dari kelas pekerja maupun pemimpin.
Begitu pula Egy yang melatari karirnya sebagai penulis lepas di sejumlah surat kabar, yang kemudian secara resmi bergabung di sebuah harian umum lalu berpindah ke sebuah tabloid mingguan dengan jabaran terakhirnya redaktur Pelaksana. Dulu di sela tugas-tugas jurnalistik, Egy juga menulis cerpen, puisi, essay dan lain-lain. Prestasi atas kreativitasnya juga telah ia buktikan dengan memenangi lomba penulisan essay Diplomasi Kebudayaan Indonesia-Amerika dalam rangka KIAS pada tahun 1987 serta menulis buku antara lain Srikandi : Sejumlah Wanita Indonesia; Top Eksekutif Indonesia; dan Top Pengusaha Indonesia.
Bila saja Egy punya kesempatan dan berhasil konsisten dengan mimpinya yang indah dan menyala-nyala ini, kita mungkin dapat sedikit menolong menyelamatkan generasi muda dari jilatan neraka kehidupan yang terjulur dari liang narkoba. Dan itu pasti akan terjadi kalau kita memberi dia kesempatan sekaligus menjaga langkah-langkahnya agar tidak terjerumus ke arah yang keliru, mengingat dunia politik memilik seribu peta buta.
Informasi lebih lanjut silahkan klik link
EGY MASSADIAH.