Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Amlodipine Besilate Tablet - Dexa

Komposisi

Tiap tablet mengandung Amlodipine Besilate setara dengan Amlodipine 5 mg.

Farmakologi

Amlodipine adalah inhibitor influks ion kalsium (slow-channel blocker atau antagonis ion kalsium) dan menghambat influks transmembran ion-ion kalsium ke dalam otot jantung dan otot polos vaskular.

Mekanisme kerja antihipertensi amplodipine adalah karena efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular.

Mekanisme yang tepat dari amlodipine untuk meredakan angina belum sepenuhnya diketahui, tetapi amlodipine memperkecil beban iskemia total dengan 2 dua cara sebagai berikut:

  1. Amplodipine menimbulkan dilatasi ateriol perifer sehingga menurunkan tahanan perifer total (afterload), di mana kerja jantung adalah melawan tahanan ini. Karena denyut jantung tetap stabil, keadaan tidak bertambahnya beban jantung ini (unloading) menurunkan konsumsi energi miokardium dan kebutuhan oksigen, hal ini dapat meningkatkan efektivitas amlodipine terhadap iskemia miokardium.
  2. Amlodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriol koroner, baik pada daerah yang normal maupun yang mengalami iskemia. Dilatasi ini meningkatkan penyampaian oksigen miokardium pada penderita dengan spasme arteri koroner (angina Prinzmetal atau angina varian).

Pada pasien hipertensi, pemberian dosis sekali sehari memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri selama interval waktu 24 jam.

Karena mula kerja yang lambat, maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine.

Pada pasien angina, pemberian dosis sekali sehari memperlama waktu total untuk dapat melakukan kegiatan fisik dan menurunkan frekuensi serangan angina, serta konsumsi tablet nitrogliserin.

Amlodipine tidak berhubungan dengan efek-efek metabolik yang tidak diinginkan atau perubahan-perubahan lemak dalam plasma dan cocok untuk digunakan oleh pasien dengan asma, diabetes, dan gout.

Farmakokinetika

Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amlodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai 6-12 jam setelah pemberian.

Bioavailabilitas absolut diperkirakan berkisar antara 64 dan 80%. Volume distribusi amlodipine kira-kira 21 liter/kg (liter per kilogram).

Absorpsi amlodipine tidak terpengaruh oleh adanya makanan. Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35-50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari.

Kadar plasma pada keadaan lunak tercapai setelah 7-8 hari pemberian secara terus-menerus.

Amlodipine sebagian besar dimetabolisme oleh hati menjadi metabolit tidak aktif, di mana 10% senyawa asal dan 60% metabolit diekskresikan melalui urin.

Studi in vitro memperlihatkan bahwa sekitar 97,5% amlodipine dalam sirkulasi berikatan dengan protein plasma.

Indikasi

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan dapat digunakan sebagai obat tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar pasien.

Pasien-pasien yang tidak terkontrol dengan baik bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal dapat memperoleh manfaat dengan penambahan amlodipine, yang diberikan dalam kombinasi dengan diuretik thiazide, inhibitor 𝛃-andrenoseptor, atau inhibitor angiotensin-converting enzyme.

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan lini pertama iskemia miokardium, baik yang disebabkan obstruksi menetap (angina stabil) dan/atau vasospasme/vasokonstriksi (angina Prinzmetal atau angina varian) dari pembuluh darah koroner.

Amlodipine dapat digunakan bila gambaran klinik menunjukkan suatu kemungkinan komponen vasospastik/vasokonstriksi tetapi lokasi vasospasme/vasokonstriksi belum dapat dipastikan.

Amlodipine dapat digunakan tunggal sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan obat-obat antiangina lainnya pada pasien angina yang refrakter terhadap nitrat dan/atau dengan 𝛃-blocker pada dosis yang memadai.

Kontraindikasi

Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui sensitif terhadap dihydropyridines.

Dosis dan Cara Pemberian

Dewasa:

Baik untuk hipertensi maupun angina, dosis lazim adalah 5 mg amlodipine satu kali sehari, dapat ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg tergantung respons pasien secara individual dan berat penyakit.

Pasien yang lemah dan lanjut usia dapat dimulai dengan 2,5 mg amlodipine satu kali sehari dan dosis ini dapat digunakan ketika amlodipine ditambahkan pada terapi antihipertensi lain.

Sebagian besar pasien hipertensi dengan dosis pemakaian 5 mg/hari (mg per hari) tidak memerlukan peningkatan dosis. Bagi mereka yang memerlukan dosis tinggi, amlodipine dapat ditingkatkan 7,5 mg/hari dengan dosis maksimum 10 mg/hari.

Dosis yang dianjurkan untuk angina stabil yang kronik atau angina vasospastik adalah 5-10 mg, dengan dosis yang lebih rendah untuk pasien lanjut usia dan pasien dengan insufisiensi hati.

Untuk pasien dengan gangguan fungsi: lihat pada bagian peringatan dan perhatian.

Tidak perlu dilakukan penyesuaian dosis amlodipine, bila diberikan bersamaan dengan penyerta diuretik thiazide, 𝛃-blocker, atau inhibitor angiotensin-converting enzyme.

Anak-anak:

Sampai saat ini penggunaan amlodipine untuk anak-anak tidak pernah dilaporkan.

Peringatan dan Perhatian

Penggunaan pada pasien dengan gagal ginjal

Amlodipine sebagian besar dimetabolisme menjadi metabolit yang tidak aktif di mana 10% diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urin.

Tidak ada korelasi perubahan-perubahan kadar amlodipine dalam plasma dengan derajat gangguan ginjal. Amlodipine dapat digunakan pada pasien tersebut dengan dosis normal. Amlodipine tidak daat didialisis.

Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati

Seperti semua antagonis kalsium yang lain, waktu paruh amlodipine lebih panjang pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan rekomendasi dosis belum ditetapkan.

Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dalam memberikan obat ini kepada pasien dengan gangguan fungsi hati.

Penggunaan pada kehamilan dan laktasi

Keamanan penggunaan amlodipine pada ibu hamil dan menyusui belum dibuktikan.

Amlodipine tidak menunjukkan toksisitas pada janin ataupu potensi teratogenik dalam penelitian reproduktif pada binatang, selain menunda partus dan memperlama persalinan pada tikus percobaan yang diberi 50 kali dosis maksimum yang direkomendasikan pada manusia.

Berdasarkan hal tersebut, penggunaan pada ibu hamil dan menyusui hanya direkomendasikan bila tidak ada alternatif lain yang lebih aman dan bila penyakitnya sendiri membawa risiko yang lebih besar terhadap ibu dan janin.

Penggunaan pada pasien lanjut usia

Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dari amlodipine dalam plasma serupa pada subjek lanjut usia dan yang lebih muda.

Bersihan amlodipine cenderung menurun yang berakibat pada meningkatnya AUC dan waktu paruh eliminasi pada pasien lanjut usia.

Amlodipine yang digunakan pada dosis serupa, baik pada pasien lanjut usia maupun pasien yang lebih muda, sama-sama ditoleransi dengan baik. Oleh karena itu, direkomendasikan pemberian dosis normal untuk pasien lanjut usia.

Efek pada kemampuan mengendarai dan menggunakan mesin

Tidak dapat ditentukan.

Efek Samping

  • Amlodipine ditoleransi dengan baik. Pada uji klinik dengan kontrol plasebo yang melibatkan pasien dengan hipertensi atau angina, efek samping yang paling umum terjadi adalah sakit kepala, edema, lelah, mual, flushing, dan pusing.
  • Somnolence, palpitasi, pruritus, ruam, dispnea, astenia, kram otot, dispepsia, hiperplasia, gingiva, serta eritema multiforme.
  • Seperti calcium channel blockers lainnya, efek samping berikut jarang dilaporkan dan tidak dapat dipisahkan dari riwayat penyakitnya sendiri, seperti: infark miokardium, aritmia (termasuk bradikardia, takikardia ventrikular, dan fibrilasi atrial), serta nyeri dada.
  • Tidak ada kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis berkaitan dengan amlodipine.

Interaksi Obat

Amlodipine aman diberikan bersama-sama diuretik thiazide, 𝛃-blocker, atau inhibitor angiotensin-converting enzyme, nitrat kerja panjang, nitrogliserin sublingual, obat-obat anti-inflamasi nonsteroid, antibiotika, dan hipoglikemik oral.

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian amlodipine bersamaan dengan digoxin tidak mengubah kadar digoxin dalam serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada relawan normal, dan pemberian bersamaan dengan cimetidine tidak mengubah farmakokinetika amlodipine.

Data in vitro dari penelitian dengan plasma manusia menyebutkan bahwa amlodipine tidak mempunyai efek pada ikatan protein dari obat-obat yang diuji (digoxin, phenytoin, warfarin, atau indomethacin).

Overdosis

Pada manusia, pengalaman overdosis yang disengaja adalah terbatas. Pada beberapa kasus, bilas lambung dapat membantu. Data yang ada menunjukkan bahwa overdosis yang berat dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang berlebihan diikuti dengan hipotensi sistemik yang nyata dan mungkin terjadi dalam waktu yang lama.

Hipotensi yang signifikan secara klinik karena overdosis amlodipine memerlukan dukungan kardiovaskular aktif termasuk pemantauan fungsi jantung dan pernapasan, peningkatan ekstremitas, serta perhatian terhadap volume cairan sirkulasi dan pengeluaran urin.

Vasokonstriktor dapat membantu memulihkan tanos vaskular dan tekanan darah, diberikan bila tidak ada kontraindikasi terhadap penggunaannya. Pemberian calcium gluconate secara IV dapat bermanfaat untuk melawan efek blokade calcium channel. Karena amlodipine sebagian besar terikat protein, dialisis tampaknya tidak akan memberikan manfaat.

Kemasan dan Nomor Registrasi

Kotak, 5 blister x 10 tablet : GKL0705042510A1.

Kotak, 10 blister x 10 tablet : GKL0705042510A1.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN PADA SUHU 30⁰C, TERLINDUNGI DARI CAHAYA.

Jadwal Pendaftaran Seleksi Guru PPPK Tahun 2021

Info yang saat ini sedang ditunggu-tunggu oleh para sarjana pendidikan adalah PPPK. PPPK merupakan Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja, yang lahir sebagai pengganti status PNS. Semua fasilitas yang diberikan oleh rakyat melalui negara, akan diberikan kepada PPPK yang lolos seleksi. Namun, tidak semua diberikan dan hanya 1 (satu) yakni tidak ada tunjangan pensiun.

Rencana Jadwal Pendaftaran Seleksi Guru PPPK Tahun 2021

  • Januari : Informasi Pendaftaran.
  • Februari : Materi Pembelajaran Persiapan dapat diakses.
  • Mei : Ujian Seleksi untuk Guru TK, SD, SMP, SLB.
  • Juni : Ujian Seleksi untuk Guru SMA, SMK.
  • September : Ujian Seleksi kesempatan kedua.
  • Desember : Ujian Seleksi kesempatan ketiga.

Untuk guru swasta bisa mendaftar dengan usia maksimal 59 tahun.

Seleksi ASN 2021

  1. ASN (Aparatur Sipil Negara) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu PNS dan PPPK.
  2. Seleksi ASN 2021, CPNS dengan formasi Guru ditiadakan dan dialihkan ke PPPK.
  3. Adanya syarat pendaftaran PPPK.

Syarat Pendaftaran PPPK:

  1. Telah mengajar minimal 2 (dua) tahun dan terdata di DAPODIK. Usia minimal 20 - 59 tahun.
  2. Tidak mengajar, tetapi telah lulus PPG, dibuktikan dengan Sertifikat Pendidik.
  3. Honorer K-II (yang telah lama mengajar) lebih dengan usia lebih dari 35 tahun.
  4. Seleksi PPPK akan diadakan 3x berturut-turut (tahun 2021, 2022, 2023), dan penempatan sesuai kuota formasi yang tersedia. Apabila gagal 3x berturut-turut, masih bisa ikut seleksi, tetapi penempatan di daerah terpencil (3T).
  5. Seleksi PPPK tidak sebanyak tes CPNS, dengan rincian Tes SKB dan Tes Wawancara Tertulis.
  6. ASN PPPK akan dikontrak minimal 1 tahun, maksimal 5 tahun, dan dapat diperpanjang sesuai kinerja pegawai dan kebutuhan instansi.
  7. Gaji dan tunjangan antara PNS dengan PPPK, sama saja, hanya berbeda tidak ada Tunjangan Jaminan Hari Tua dan Pensiunan.

Rincian Tes PPPK

  1. Tes SKB: Manajerial 40 soal, Sosio-Kultural 10 soal, dan Teknis 40 soal.
  2. Tes Wawancara Tertulis sebanyak 10 soal.

Ayo, semangat rekan-rekanku..

Pendaftaran PPPK akan dibuka mulai Maret 2021.

Depresi

Depresi dalam IPS / Ilmu Pengetahuan Sosial yakni mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

Depresi bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan, sehingga lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya.

Depresi juga bisa dimaksudkan sebagai penurunan tanah atau pemerosotan akibat terbentuknya suatu antiklinal dan sinklinal pada waktu yang sama.

Palung Laut

Pengertian palung laut (trog) adalah lembah di dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang curam membentuk corong dan memanjang, disebabkan karena ingresi. Kedalaman palung laut lebih dari 5.000 meter. Palung laut disebut juga trench. Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.

Palung samudera memiliki ciri khas yang berbeda dengan batas konvergen. Palung yang terdalam di Bumi adalah palung Mariana, berada di barat laut Samudera Pasifik, tepatnya berada di kedalaman Challenger yang memiliki kedalaman sekitar 10.923 meter.

Lubuk Laut

Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi. Contohnya lubuk laut sulu dan lubuk laut Sulawesi.

Punggung Laut

Punggung laut atau punggung bukit lautan adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya.

Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise. Bentuk dari punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dari punggung laut ada juga yang muncul di atas permukaan air laut. Misalnya Punggung Laut Sibolga dan Punggung Laut Snehus.

Gunung Laut

Gunung laut adalah sebuah gunung yang naik dari dasar laut yang tidak sampai naik hingga permukaan laut, dan dengan demikian bukanlah juga sebuah pulau. Umumnya ditemukan terbentuk dari proses pembentukan gunung berapi dan muncul pada kedalaman mulai dari 1.000 - 4.000 meter dari kedalaman dasar laut.

Setidaknya terdapat sebanyak 30.000 gunung laut yang tersebar di seluruh dunia, dan hanya terdapat pembagian beberapa jenis gunung laut, yakni Gunung Laut (seamount) dengan ciri ketinggian lebih dari 1.000 meter (1 km) dari dasar laut; Bukit dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter dari dasar laut; serta Pinnacle yang berbentuk pilar yang lebih kecil.

Umumnya Gunung Laut terisolasi dan berbentuk kerucut dan berasal dari proses vulkanik. Mempelajari secara khusus gunung laut sangatlah menarik, karena memuat beberapa alasan: tingkat keanekaragaman hayati pada gunung laut sangat bervariasi dan beraneka ragam, juga sebagai batu loncatan untuk penyebaran spesies pesisir.

Ambang Laut

Ambang laut adalah bagian dasar laut dangkal yang memisahkan dua laut yang lebih dalam. Contohnya Ambang Laut Sulu, yang sebagian dikelilingi pulau-pulau dan laut dangkal di Sulawesi yang dipisahkan oleh ambang yang ada di Kepulauan Talaud.

Dangkalan / Shelf / Paparan Benua

Dangkalan atau paparan atau shelf adalah laut dangkal yang luas dengan kedalaman kurang dari 200 meter dan merupakan kepanjangan dari benua atau daratan pulau. Contoh paparan atau dangkalan yaitu Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.

Shelf is the area along the continents and islands between the shore line and approximately 200 meters depth.

Dangkalan/paparan adalah dasar laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter yang dianggap sebagai bagian daratan yang masuk ke dalam laut.

Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

Jenis-jenis tanah di Indonesia diantaranya sebagai berikut:

  1. Tanah Aluvial.
  2. Tanah Andosol.
  3. Tanah Entisol.
  4. Tanah Grumusol.
  5. Tanah Humus.
  6. Tanah Inceptisol.
  7. Tanah Laterit.
  8. Tanah Latosol.
  9. Tanah Litosol.
  10. Tanah Kapur.

Tanah Aluvial

Tanah Aluvial termasuk jenis tanah yang termasuk lantaran adanya endapan lumpur. Aliran-aliran sungai membawa endapan lumpur kemudian membentuk tanah ini. Tanah tersebut pada umumnya dijumpai di bagian hilir, sebab dibawa dari hulu. Tanah tersebut lazimnya berwarna cokelat sampai kelabu.

Ciri-ciri tanah tersebut amat sesuai buat pertanian, baik pertanian padi ataupun palawija kayak jagung, tembakau serta macam tanaman sebagainya. Sebab teksturnya yang lembut serta gampang dikerjakan, maka tak harus memerlukan kerja yang ekstra untuk dicangkul.

Persebaran tanah tersebut sebagian besar tersebar di Indonesia, mulai Kalimantan, Sumatera, Papua, Jawa, dan Sulawesi.

Tanah Andosol

Tanah Andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang mana tercipta sebab terdapat proses vulkanisme gunung berapi. Tanah tersebut amat subur serta bagus terhadap tanaman.

Karakteristik tanah andosol memiliki warna cokelat keabu-abuan. Tanah tersebut benar-benar tinggi kandungan, seperti unsur hara, mineral, dan air, maka amat bagus bagi pertumbuhan tanaman. Tanah tersebut cocok sekali untuk berbagai macam tanaman yang terdapat di dunia ini.

Persebaran tanah andosol lazimnya ada di wilayah yang berdekatan di sekitar lokasi gunung berapi. Di Indonesia sendiri yang termasuk area cincin api, sebagian besar ada tanah andosol misalnya di daerah Bali, Nusa Tenggara, Jawa, dan Sumatera.

Tanah Entisol

Tanah entisol memiliki kesamaan dengan tanah andosol, namun biasanya adalah hasil pelapukan oleh substansial yang dihasilkan dari letusan gunung berapi, misalnya pasir, debu, dan lapili.

Karakteristik tanah tersebut pula subur sekali dan termasuk jenis tanah yang masih belum matang. Tanah tersebut lazimnya dapat kita jumpai tak jauh-jauh dari lokasi gunung berapi, dapat berwujud permukaan tanah tipis yang belum mempunyai lapisan tanah, serta berbentuk gundukan pasir seperti yang terdapat di Pantai Parangteritis Yogyakarta.

Persebaran tanah entisol tersebut lazimnya dekat dengan lokasi gunung berapi, layaknya di Pantai Parangteritis Yogyakarta, juga wilayah Jawa lain yang terdapat gunung berapi.

Tanah Grumusol

Tanah Grumusol terbentuk oleh adanya pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah terdapat kandungan organik yang rendah lantaran berasal dari batuan kapur. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan, bahwasanya jenis tanah ini tidak begitu subur dan tidak sesuai jika digunakan untuk menanam tumbuhan.

Ciri-ciri tanahnya tersebut bertekstur kering dan rentan pecah, terlebih lagi ketika datang musim kemarau dan mempunyai warna hitam. Memiliki tingkat Ph yang netral sampai alkalis. Tanah tersebut pada umumnya ada di permukaan yang tingkatannya di bawah 300 meter dari permukaan laut dan mempunyai bentuk topografi yang datar sampai ada gelombangnya. Pergantian suhu di wilayah yang ada tanah grumusol amat nyata ketika datang musim panas dan hujan.

Kebanyakan persebaran jenis tanah ini tersebar di wilayah Indonesia yang banyak terdapat tumbuhan jati, lantaran teksturnya yang kering. Beberapa wilayah itu tersebar di daerah Jawa Timur (Madiun, Ngawi), Jawa Tengah (Jepara, Demak, Pati), dan Nusa Tenggara Timur.

Tanah Humus

Tanah Humus adalah tana yang tercipta dari pelapukan tanaman. Tanah ini termasuk jenis tanah yang sangat subur lantaran banyak akan kandungan unsur hara dan mineral.

Karakteristik tanah humus sangat bagus untuk dilakukan cocok tanam lantaran tanah ini benar-benar produktif dan juga bermanfaat bagi tanaman. Tanah ini mempunyai unsur hara dan mineral sebagai hasil dari tanaman yang membusuk sampai warnanya sedikit kehitam-hitaman.

Persebaran tanah jenis ini ada di berbagai wilayah yang memiliki daerah hutan luas. Di Indonesia tersebar di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa, Papua, serta beberapa wilayah di Sulawesi.

Tanah Inceptisol

Inceptisol tercipta karena pelapukan metamorf atau batuan sedimen yang memiliki warna sedikit kehitaman, kecokelatan, dan ada campuran yang sedikit keabu-abuan. Tanah ini bisa mendukung pembuatan hutan yang rindang.

Karakteristik atau ciri-ciri tanah ini yaitu terdapat horizon kambik, yang mana horizon ini berukuran jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 25% horizon berikutnya yang berarti amat unik.

Tanah ini sangat pas jika digunakan untuk media tanam kebun, misalnya perkebunan kelapa sawit, dan juga selain itu bisa digunakan untuk perkebunan karet.

Persebaran tanah inceptisol ada di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Tanah Laterit

Tanah Laterit berwarna merah bata lantaran terdapat banyak kandungan aluminium dan zat besi. Di Indonesia tanah ini kayaknya lumayan dikenal pada beberapa daerah, terlebih lagi beberapa daerah di perkampungan atau pedesaan.

Karakteristik tanah ini tergolong dari jenis tanah yang termasuk tua, makanya tidak sesuai jika digunakan untuk menanam setiap jenis tumbuhan, serta kandungan yang terdapat di dalamnya juga.

Persebaran terdapat pada beberapa daerah di Indonesia, yaitu diantaranya Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung.

Tanah Latosol

Tanah jenis ini termasuk diantara tanah yang dapat dijumpai di Indonesia. Tanah ini tercipta akibat dari pelapukan batuan metamorf dan batuan sedimen.

Ciri-ciri tanah jenis ini memiliki warna merah, dan beberapanya terdapat juga yang kuning. Mempunyai solum horizon dan teksturnya bersifat kasar. Tanah ini tersebar di beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi, tingkat kelembaban yang tinggi, dan juga tingginya mencapai 300 sampai 1.000 meter dari permukaan laut. Lantaran mengandung aluminium dan zat besi, tanah ini tidak subur, sehingga tidak cocok jika digunakan untuk bercocok tanam.

Persebaran tanah ini tersebar di beberapa daerah Indonesia, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lampung, Sulawesi, dan Papua.

Tanah Litosol

Tanah litosol termasuk tanah yang masih muda dan tergolong baru yang sedang berkembang. Salah satu penyebab terbentuknya tanah ini yaitu pergantian iklim, adanya vulkanisme dan topografi.

Ciri-cirinya terdapat beberapa cara supaya tanah ini terus berkembang, diantaranya yaitu dengan melakukan penanaman pohon agar memperoleh unsur hara dan mineral yang memadai. Tanah ini memiliki tekstur berbagai macam, adanya yang kasar atau bebatuan, lembut, dan adanya yang berpasir.

Persebaran tanah ini biasanya tersebar di beberapa wilayah yang terdapat kecuraman yang tinggi, misalnya Bukit Tinggi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi.

Tanah Kapur

Tanah kapur seperti dengan namanya yang berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.

Karakteristik tanah ini karena terbentuk dari tanah kapur, maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.