Giat Kerja Bakti Warga Rw. 16 Cililitan

Minggu, 8 Desember 2024 - Komunitas

LPJ Triwulan 3 Kopma UIN Jakarta 2024

Jum'at, 6 Desember 2024 - Koperasi

LMS UNJ Error, Menyulitkan Pejuang Sarjana

Rabu, 4 Desember 2024 - Teknologi Kampus

Munas Dekopin Menuju Indonesia Emas

Minggu, 1 Desember 2024 - Koperasi

Beli Isuzu Sekarang Juga! Sebelum Menyesal

Jum'at, 29 November 2024 - Otomotif

Kulit Melinjo, Obat Asam Urat Ampuh

Oleh Julyasman

Banyak dari kita yang telah merasakan sakitnya asam urat di usia 40 tahun ke atas, bahkan pola makan dan pola hidup "modern" jaman sekarang membuat derita asam urat dialami oleh orang berusia 30 tahunan. Sebenarnya apa yang disebut Asam Urat?

Asam Urat adalah rasa sakit yang timbul akibat penumpukan zat purin di tubuh, yang tidak terbuang keluar karena terhentinya pertumbuhan manusia di usia 25 tahunan.

Purin sendiri adalah zat yang dikandung oleh makanan, yang berfungsi untuk mensintesa (syntesa) Deoxyribose-Nucleic Acid (DNA) yang sangat bermanfaat untuk membangun tubuh dalam masa pertumbuhan. Karena tidak terbuang, zat purin menumpuk di persendian, sehingga menimbulkan rasa sakit, bahkan jika telah meradang (Gout) dapat merubah struktur tulang sendi. Sehingga banyak kita lihat penderita asam urat kronis ada yang jari, tangan atau kakinya bengkok (deformitas). Lebih bahaya lagi apabila asam urat menumpuk di ginjal sehingga membentuk Batu Ginjal.

Seorang dikatakan mengalami asam urat, apabila kadar purin ditubuhnya melewati ambang batas. Untuk wanita dewasa antara 3,5 - 5,7; sedangkan pria dewasa antara 3,5 - 7. Kalau sudah 8,4 kecenderungan sudah mengalami batu ginjal.

Di masyarakat sudah beredar luas penggunaan obat Allopurinol atau obat kimia lainnya untuk menghambat Xantin Oksidase-Enzim Pesintesis Asam Urat, namun efeknya tidak permanen sehingga penggunaan secara jangka panjang dikhawatirkan mengganggu fungsi ginjal dan tubuh secara keseluruhan.

Ternyata ada obat alami yang mudah didapat dan murah harganya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pencegah dan pengobatan gejala asam urat, obat tersebut adalah KULIT MELINJO.

"Bukankah buah Melinjo (Gnetum-Gnemon) adalah sumber Asam Urat?" Begitu pasti yang ada di pikiran kita.

Ternyata penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Subandi, MSi., dari jurusan Kimia Universitas Negeri Malang menyebutkan sebaliknya.

Riset empiris membuktikan ekstrak ethanol kulit melinjo muda rebus 100 ppm dapat menghambat dan menghancurkan kinerja Xantin Oksidase-Enzim Pesintesis asam urat sama seperti cara kerja Allopurinol. Namun memiliki daya hambat 54,55 %, diatas Allopurinol 10 ppm dengan daya hambat 27,28 %. Namun tidak memiliki efek membahayakan pada ginjal.

Hal ini dibuktikan penulis sendiri, setelah mengalami nyeri pada sendi tangan selama 3 bulan lebih. Saya melakukan tes asam urat dan hasil tes menunjukkan angka 7,7! Setelah 6 bulan mengkonsumsi Allopurinol dan obat herbal mahal lainnya tanpa hasil, setelah praktisi kesehatan menyampaikan hal ini, setelah dicoba hasilnya luar biasa.

2 Minggu mengkonsumsi olahan kulit melinjo (dengan cara ditumis atau disayur) rasa sakit di persendian hilang dan setelah di cek, kadar purin turun sampai 5,5 dan seterusnya stabil. Untuk maintenance, penulis biasa menyantap olahan kulit melinjo sebulan sekali.

Ternyata di balik makanan berkadar purin tinggi (Melinjo), terdapat zat anti asam urat yang luar biasa.

Silahkan disebarkan! Semoga bermanfaat bagi keluarga dan kenalan yang menderita Asam Urat.

"Barangsiapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." (HR. Muslim: 3509)

Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI

Oleh Prof. Rhenald Kasali (UI)

Mungkin kita semua sepakat, anak-anak yang pintar di sekolah belum tentu pintar dalam kehidupan.

Sayangnya banyak orang tua yang masih berpikir, kalau anaknya juara kelas, pintar di sekolah, pasti akan pintar dalam menjalani hidup.

Untuk itulah sering kita lihat orang tua yang amat protektif, membuat anak merasa sudah belajar walau itu hanya di sekolah. Sedangkan perjalanannya menuju sekolah, pergaulannya, kebiasaannya mengambil keputusan dalam keadaan sulit, selalu disterilisasi orang tua.

Apalagi bila orang tua punya kuasa, banyak koneksi, punya uang, maka semua itu akan disterilisasi lebih luas lagi. Padahal yang membentuk orang tuanya hari ini sukses sudah jelas: orang tua mereka tak seprotektif mereka.

Kalau sudah begitu, apa hasilnya?

Anda lihat sendiri, banyak anak-anak pandai di sekolah tak berdaya saat di-bully kawan-kawannya, kurang bergaul, dan bila dikejar anjing di kampung, ia tidak bisa melompat, larinya tercekat.

Dan di usia dewasa, ia bisa menjadi sosok yang sulit bagi teman-teman, pasangan, dan kolega-koleganya. Ia akan merasa terus pandai, seakan-akan kecerdasannya tetap tak berubah.

Ke Luar Negeri Bagus

Pepatah mengatakan, dunia ini ibarat sebuah buku. Mereka yang tak melakukan perjalanan (hanya kuliah saja), hanya membaca satu halaman.

Terilhami oleh Susi Pudjiastuti, saya pun menugaskan mahasiswa ke mancanegara. Tidak main-main. Satu orang satu negara.

Menteri Kelautan dan Perikanan ini, sejak remaja sudah menyewa truk dari kampungnya di Pangandaran, hanya bersama seorang sopir, ia pergi membeli ikan ke Cirebon atau Indramayu, lalu berjualan ke Pasar Ikan di Jakarta.

Bila dulu saya menugaskan tiga orang satu negara, sejak kehadiran Ibu Susi di kelas itu, saya mengubahnya menjadi satu negara-satu orang.

Syaratnya, tidak boleh di antar, dan tak boleh ada yang menjemput. Itu pun harus pergi ke negara yang tak berbahasa Melayu.

Anda tahu siapa musuh program ini?

Para mahasiswa melaporkan, ada dua pihak. Pertama adalah orang tua yang selalu beranggapan anaknya bak princess. Orang tua bahkan merespon dengan negatif, takut anaknya kesasar. Padahal doktrin kelas itu sejak awal sangat jelas, "Berpikir karena kesasar."

Setiap kali orang tua protes, saya selalu bilang, "Memang kalau tersasar, mengapa?"

Dari situ, sebagian tiba-tiba tersentak dan tertegun sendiri karena hampir semua orang tua pasti pernah kesasar, dan toh akhirnya pulang juga dengan selamat. Malah menjadi semakin pandai, lebih percaya diri.

Sebagian lagi, responnya begitulah, memindahkan anaknya ke kelas lain. Mereka mengambil keputusan untuk anaknya yang sudah dewasa dengan menghentikan sebuah proses belajar yang penting untuk membangun hidup mereka.

Orang tua juga mengatur banyak hal. Tiket pesawat, rute tujuan, menginap di mana, siapa yang jemput, makan apa, pakaian dan perlengkapan, sampai SIM Card dan obat-obatan.

Padahal anaknya gaul, sehat, senang berpetualang. Dan kalau diatur, ia malah menjadi merasa tak dipercaya, bahkan malu dengan kawan-kawannya.

Bagi saya, ini semua bisa membuata anak kurang terlatih menghadapi kesulitan. Sebab setiap kali menghadapi persoalan kecil saja, mereka bisa menghindar dan cepat-cepat minta bantuan.

Dan musuh kedua adalah, para dosen sendiri. Ya, para akademisi percaya anak pintar itu tak boleh banyak bermain. Baca, baca, baca, buat tugas. Padahal anak-anak pintar itu terlalu serius, terlalu steril, dan kurang bermain.

Anda tahu apa yang dilakukan orang tua agar anak-anaknya diterima di perguruan tinggi yang bagus?

Mungkin Anda bisa lihat bagaimana treatment orang tua sejak anaknya masih kecil. Jangankan untuk menuju perguruan tinggi, untuk diterima di SMP yang bagus saja, sejak kelas 5 SD anak-anak itu sudah dilatih pulang sore atau malam hari, ikut les ini dan itu. Katanya untuk diterima di SMP A harus ikut bimbingan belajar di B.

Kemendikbud Pastikan Program Sertifikasi dan TPG Tetap Berjalan

Jakarta, Berita Acara - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, kebijakan positif terkait guru dan tenaga pendidikan akan terus berlanjut, termasuk Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan program sertifikasi profesi guru. Hal tersebut ditegaskannya terkait isu yang beredar, bahwa Kemendikbud akan menghapus program sertifikasi guru yang di dalamnya termasuk kegiatan pelatihan guru.

"Untuk kegiatan guru yang sudah berjalan masih dapat terus dijalankan," ujar Mendikbud Muhadjir, Jum'at (29/7/2016), di Jakarta.

Tunjangan profesi guru merupakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Mendikbud mengatakan, kedua peraturan tersebut mengamanatkan tunjangan profesi guru diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan dan telah tersertifikasi.

"Sudah jelas diamanatkan dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut. Amanat ini harus kita laksanakan," katanya.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Sumarna Surapranata mengatakan, untuk tahun 2016, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk tunjangan profesi guru, baik guru PNS maupun bukan PNS.

Tahun ini, kata Dirjen GTK, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar 71 triliun untuk guru PNS Daerah, dan hampir 8 triliun untuk guru bukan PNS yang memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan administrasi, antara lain telah mengajar 24 jam. "Pemilik sertifikat pendidik yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan berhak memperoleh tunjangan profesi setara dengan gaji pokok," tutur pria yang akrab disapa Pranata itu.

Sumber: Siaran Pers, tertanggal 02 Agustus 2016 oleh Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berjumpa Sejenak, Berusaudara Selamanya

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam Koperatif...!!!

Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan mengadakan Halal Bihalal bersama alumni dengan tema "Berjumpa Sejenak Bersaudara Selamanya dalam Silaturrahim Lintas Generasi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta."

Acara ini akan dilaksanakan pada 24 Juli 2016 pukul 09.00 WIB s/d selesai, bertempat di Perumahan Griya Jakarta Blok J2 No. 33 Pamulang, Tangerang Selatan.

Dimohon kehadirannya, khususnya bagi para Alumni untuk mempererat silaturrahim antar generasi koperasi mahasiswa.

Bagi yang berminat untuk menghadiri acara tersebut, silahkan daftar melalui SMS/WA dengan format Nama_Angkatan Kopma. Pendaftaran ditunggu sampai tanggal 22 Juli 2016.

Informasi lebih lanjut dpaat menghubungi:
Yulis (085719372276) dan Shalahuddin Al-Qadr (085695456921)