By: Ayatrohaedi*
Aku melangkah ke luar gapura dan tertegun di bawahnya:
Gerbang yang pernah menerima kedatanganku,
kini hendak kutinggalkan.
Alangkah kecil diriku,
memandang keluasan dunia di luar lingkungan kampus.
Sekian tahun yang lalu,
Sekian tahun yang lalu,
aku melangkah memasuki gapura ini,
dan tertegun di bawahnya:
Di dalam,
Di dalam,
telah siap api menyala untuk menggodogku.
Alangkah bangga hatiku,
menjadi anak-didiknya.
Dan tahun-tahun berlalu,
Dan tahun-tahun berlalu,
sekian kali telah berlalu.
Kemudian tibalah ketika,
Kemudian tibalah ketika,
aku harus melangkahkan kaki ke luar gapura.
Dengan bekal yang kubawa sedikit pengetahuan,
sesusun pengalaman,
dan yang terpenting, seberkas nasihat:
"Anakku, kulepas kau pergi,
adalah dengan keyakinan telah bisa berdiri sendiri.
Ku relakan kau berjalan,
dan yang selalu musti kau ingat,
sekolahmu belum lagi selesai, tapi malah baru mulai.
Karena di luar lingkungan Alma matermu ini,
gerbang sekolah paling besar terbuka:
masyarakat, lingkungan yang harus kau masuki,
dunia yang wajib kau datangi,
di mana kau musti hidup dan menghidupinya.
Karena di luar lingkungan Alma matermu ini,
gerbang sekolah paling besar terbuka:
masyarakat, lingkungan yang harus kau masuki,
dunia yang wajib kau datangi,
di mana kau musti hidup dan menghidupinya.
Ia telah siap menerima kedatanganmu.
Ia menagih janjimu,
Ia menagih janjimu,
menuntut bakti dari segala yang pernah kau tuntut di sini.
Pergilah kau, berjalanlah dengan tabah, anakku."
Pergilah kau, berjalanlah dengan tabah, anakku."
*Mengenang 9 tahun lalu, Ayatrohaedi meninggal
dunia pada 18 Februari 2006, di usia 66 tahun.