Monev Kinerja PNS Jakarta Timur 2023

Jakarta | Rabu, 20 Desember 2023 - Kepada yang terhormat, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur.

Pembuatan Pesan Izin GDPR

Rabu, 1 November 2023 - Admin berniat ingin membuka google adsense guna mengecek penghasilan dari adsense,...

Asphalt 9: Ares S1 Grand Prix - Greenland Coastal Ice

Senin, 16 Oktober 2023 - Setelah mencoba tes rekam video melalui software Clipchamp, akhirnya gw mencoba kembali merekam video game.

Claim Daily Events Asphalt 9

Senin, 16 Oktober 2023 - Testing record video pake software Clipchamp.

Penginputan EKIN Bulan Juli 2023

Selasa, 1 Agustus 2023 - Info PTK memberitahukan kepada seluruh PNS dan CPNS di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

PT. HIJAS LINE TUJUH TUJUH - HIJAS TRANS 77

Kolaborasi Dahsyat Creative UINPreneurs

Berita Acara - Pusat Ekonomi Kreatif (PEKRAF) Universitas Islam Negeri dan UINPreneurs mempersembahkan acara yang bertajuk "CREATIVE UINPRENEURS". Rangkaian acara akan disajikan dengan beberapa kegiatan, yakni:
  • Grand launching PEKRAF.
  • Pelantikan UINPreneurs.
  • Seminar dan Talkshow.
  • Bazar Expo yang akan diisi oleh 100 pengusaha mahasiswa UIN dan sekitarnya.
  • Hiburan-hiburan seru, seperti Social Walfare Percussion dan Calung Himalaya.
  • Pembagian Doorprize.
Dengan kolaborasi 10 pakar, 500 peserta seminar, 100 pengusaha UIN, 50 stand bazar, dan 5000 pengunjung akan ikut serta dalam acara ini. Akan dihadiri dan diresmikan juga oleh pembicara hebat papan atas, diantaranya:
  1. Dr. Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif).
  2. Zainul Bahar Noor (Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional).
  3. Dr. Anggito Abimanyu (Ketua Pemberdayaan Ekonomi Bank Rakyat Indonesia).
  4. Nadiem Makarim (Founder Gojek).
  5. Zaskia Mecca (Artis dan Owner Boutique Muslimah Meccanism).
  6. Irfan Amali (Founder Peace Generation / Mizan Digital).
  7. Andrew Darwis (Founder Kaskus).
  8. Haykal Kamil (Produser / Pemain Film).
  9. Ir. H. Mahatma Gandhi (Owner D'Music Cafe dan Kopi Tiam).
Jangan sia-siakan kesempatan emas ini atau Anda akan menyesal, karena terdapat bonus spesial bagi yang ingin mendaftar dalam acara ini dalam bentuk fasilitas:
  • Tiket masuk gratis.
  • Sertifikat.
  • Ebook entrepreneurship senilai Rp 1.250.000,-
  • Konsumsi.
  • Doorprize menarik.
Acara ini akan diselenggarakan pada 10 Desember 2015 pukul 08.00 WIB s/d 16.00 WIB bertempat di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ikuti dan ramaikan juga acara ini dengan mengisi stand bazar yang telah disediakan oleh panitia. Stand bazar ini dikenakan biaya sebesar Rp 100.000,- untuk umum, dengan fasiltas yang diperoleh sudah termasuk tenda, 1 buah meja, 2 buah kursi, dan listrik yang mendukung.

Informasi pendaftaran sebagai:
  • Peserta Seminar dapat melalui @cde2031r (LINE Official) atau melalui 085780907919 (WhatsApp Only), dengan format: Daftar CUP_Nama Lengkap_Asal Institusi/Sekolah_Jurusan.
  • Peserta Bazar, pembayaran stand dapat ditransfer melalui rekening 900-00-0766658-0 atas nama Delima Nabila Cahyani. Konfirmasi pembayaran dapat menghubungi 085710334573 (Delima). Informasi lebih lanjut mengenai stand bazar hubungi Lita (085718971485).
Batas akhir pendaftaran pada Sabtu, 05 Desember 2015 pukul 20.00 WIB.

Foreign Languages Association Expo

Berita Acara - Unit Kegiatan Mahasiswa Bahasa FLAT (Foreign Languages Association) UIN Syarif Hidayatullah mempersembahkan "FLAT EXPO" yang akan diadakan pada Selasa, 8 Desember 2015 pukul 13.00 WIB s/d 17.00 WIB di Gedung Olahraga Student Centre UIN Syarif Hidayatullah.

Disana nantinya akan ada informasi mengenai apa itu FLAT, Talkshow on "Experiences Abroad", dan registrasi FLO (Foreign Language Orientation).

Kegiatan acara ini tidak dipungut biaya alias gratis, tetapi kuota tempat duduk terbatas. Bagi anda yang berminat menghadiri acara ini, dapat langsung memesan dengan format SMS:
Nama/Nomor Telpon/Fakultas
Kirim ke Syifa (085211854556) atau Fira (089529392483)

See you!
Bravo Bahasa! Bravo FLAT!

Lowongan Musrifah Rumah Tahfidz Laskar UI

Hibah Jasa - Dibuka lowongan untuk Musrifah atau Ustadzah di Rumah Tahfidz Laskar UI (Universitas Indonesia), dengan kriteria:
  • Wajib Perempuan.
  • Hafidzahullah (Hafal Al-Qur'an 30 juz, minimal 20 juz).
  • Dapat menginap / bermukim di wilayah Depok 1.
Fasilitas dan benefit yang didapatkan, antara lain:
  1. Ruang tidur ber-AC.
  2. Makan sehari 3 kali + snack + kopi/susu.
  3. Pendapatan gaji sebesar Rp 1.500.000,- di luar bonus dan makan.
Bagi teman-teman atau saudara-saudara yang berminat dapat mendaftarkan diri Anda melalui SMS ke nomor:
Kak Elok (085774137601)
PIN BB: 2BE34554
Format SMS:
Musrifah_Nama_Universitas_Usia

Informasi ini didapat dari Laskar UI (Renita)

Customer Relation Officer PT. First Media

Hibah Jasa - Dibutuhkan segera "Customer Relation Officer (Sales Cavasing / Door to Door)" di PT. First Media, dengan kualifikasi sebagai berikut:
  1. Pria / Wanita.
  2. Pendidikan minimal SMA/Sederajat.
  3. Tekun.
  4. Pekerja keras dan siap dengan target yang ketat.
  5. Mampu berkomunikasi dengan baik.
  6. Penempatan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
  7. Mempunyai motor pribadi dan SIM C.
  8. Diutamakan yang mempunyai pengalaman di bidang sales.
Fasilitas yang didapat:
  • Gaji pokok sebesar Rp 2.700.000,- (2,7 juta).
  • Insentif sampai 85% dari total omset.
  • Jenjang karir.
Bagi yang berminat dapat menghubungi: 
Steven Firstmedia Regional Bekasi (081808493408)

Rasa Syukur dan Ucapan Terima Kasih

Perpustakaan Hibah - Ini merupakan kisah inspiratif tentang rasa syukur dan ucapan terima kasih dari seorang murid kepada gurunya.

Pak Hamid duduk termangu. Dipandanginya benda-benda yang berjajar di depannya dengan masygul. Bertahun-tahun dimilikinya dengan penuh kebanggaan. Dirawat dengan baik hingga selalu bersih dan mengkilap. Jika ada orang yang bertanya, Pak Hamid akan bercerita dengan penuh kebanggaan.

Siapa yang tidak bangga memiliki benda-benda itu? Berbagai plakat penghargaan yang diterimanya selama 35 tahun pengabdiannya sebagai guru di daerah terpencil. Daerah terisolasi yang tidak diminati oleh guru-guru yang lain. Namun Pak Hamid ikhlas menjalaninya, walau dengan gaji yang tersendat dan minimnya fasilitas sekolah. Cinta Pak Hamid pada anak-anak kecil yang bertelanjang kaki dan rela berjalan jauh untuk mencari ilmu, mampu menutup keinginannya untuk pindah ke daerah lain yang lebih nyaman.

Kini masa itu sudah lewat. Masa pengabdiannya usai sudah pada usianya yang keenam puluh. Meskipun berat hati, Pak Hamid harus meninggalkan desa itu beserta keluarganya. Mereka tinggal di rumah peninggalan mertuanya di pinggir kota. Jauh dari anak didik yang dicintainya, jauh dari jalan tanah, sejuknya udara dan beningnya air yang selama ini menjadi nafas hidupnya.

"Hei, jualan jangan sambil melamun!" teriak pedagang kaos kaki di sebelahnya. Pak Hamid tergagap.
"Tawarkan jualanmu itu pada orang yang lewat. Kalau kamu diam saja, sampek elek ra bakalan payu!" (sampai butut gak akan laku) kata pedagang akik di sebelahnya.

"Jualanmu itu menurutku agak aneh," ujar pedagang kaos kaki lagi. "Apa ada yang mau beli barang-barang seperti itu? Mungkin kamu mesti berjualan di tempat barang antik. Bukan di kaki lima seperti ini."

Pak Hamid tak menjawab. Itu pula yang sedang dipikirkannya. Siapa yang tertarik untuk membeli plakat-plakat itu? Bukanlah benda-benda itu tidak ada gunanya bagi orang lain, sekalipun sangat berarti baginya?

"Sebenarnya kenapa sampai kau jual tanda penghargaan itu?" tanya pedagang akik. "Saya butuh uang."
"Apa isteri atau anakmu sedang sakit?"

"Tidak. Anak bungsuku hendak masuk SMU. Saya butuh uang untuk membayar uang pangkalnya."
"Kenapa tidak ngutang dulu. Siapa tahu ada yang bisa membantumu."
"Sudah. Sudah kucoba kesana-kemari, namun tak kuperoleh juga."
"Hei, bukankah kau punya gaji...eh... pensiun maksudku."

"Habis buat nyicil motor untuk ngojek si sulung dan buat makan sehari-hari."

Penjual akik terdiam. Mungkin merasa maklum, sesama orang kecil yang mencoba bertahan hidup di kota dengan berjualan di kaki lima .

"Kau yakin jualanmu itu akan laku?" Penjual kaos kaki bertanya lagi setelah beberapa saat. Matanya menyiratkan iba.

"Insya Allah. Jika Allah menghendaki aku memperoleh rejeki, maka tak ada yang dapat menghalanginya."

Siang yang panas. Terik matahari tidak mengurangi hilir mudik orang-orang yang berjalan di kaki lima itu. Beberapa orang berhenti, melihat-lihat akik dan satu dua orang membelinya. Penjual akik begitu bersemangat merayu pembeli. Rejeki tampaknya lebih berpihak pada penjual kaos kaki. Lebih dari dua puluh pasang kaos kaki terjual. Sedangkan jualan Pak Hamid, tak satupun yang meliriknya.

Keringat membasahi tubuh Pak Hamid yang mulai renta dimakan usia. Sekali lagi dipandanginya plakat-plakat itu. Kegetiran membuncah dalam dadanya. Berbagai penghargaan itu ternyata tak menghidupinya. Penghargaan itu hanya sebatas penghargaan sesaat yang kini hanya tinggal sebuah benda tak berharga.

Sebuah ironi yang sangat pedih. Tak terbayangkan sebelumnya. Predikatnya sebagai guru teladan bertahun yang lalu, tak sanggup menghantarkan anaknya memasuki sekolah SMU. Sekolah untuk menghantarkan anaknya menggapai cita-cita, yang dulu selalu dipompakan ke anak-anak didiknya.

Saat kegetiran dan keputusasaan masih meliputinya, Pak Hamid dikejutkan oleh sebuah suara.

"Bapak hendak menjual plakat-plakat ini?" Seorang lelaki muda perlente berjongkok sambil mengamati jualan Pak Hamid. Melihat baju yang dikenakannnya dan mobil mewah yang ditumpanginya dengan supirnya, ia sepertinya lelaki berduit yang kaya raya.

Pak Hamid tiba-tiba berharap.

"Ya...ya..saya memang menjual plakat-plakat ini," jawab Pak Hamid gugup.

"Berapa bapak jual setiap satuannya?"

Pak Hamid berfikir, "Berapa ya? Bodoh benar aku ini. Dari tadi belum terpikirkan olehku harganya."
"Berapa, Pak?"

"Eee...tiga ratus ribu."

"Jadi semuanya satu juta lima ratus. Boleh saya beli semuanya?"

Hah?? Dibeli semua, tanpa ditawar lagi! Kenapa tidak kutawarkan dengan harga yang lebih tinggi? Pikir Pak Hamid sedikit menyesal. Tapi ia segera menepis sesalnya. Sudahlah, sudah untung bisa laku.

"Apa bapak punya yang lain. Tanda penghargaan yang lain misalnya ..."

Tanda penghargaan yang lain? Pak Hamid buru-buru mengeluarkan beberapa piagam dari tasnya yang lusuh. Piagam sebagai peserta penataran P4 terbaik, piagam guru matematika terbaik se Kabupaten, bahkan piagam sebagai peserta Jambore dan lain-lain piagam yang sebenarnya tidak begitu berarti. Semuanya ada sepuluh buah.

"Bapak kasih harga berapa satu buahnya?"

"Dua ratus ribu." Hanya itu yang terlintas di kepalanya.

"Baik. Jadi semuanya seharga tiga juta lima ratus ribu. Bapak tunggu sebentar, saya akan ambil uang di bank sana itu.” kata lelaki perlente itu sambil menunjuk sebuah bank yang berdiri megah tak jauh dari situ.

"Ya...ya..saya tunggu," kata Pak Hamid masih tak percaya.

Menit-menit yang berlalu sungguh menggelisahkan. Benarkah lelaki muda itu hendak membeli plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaannya? Atau dia hanya penipu yang menggoda saja? Pak Hamid pasrah.

Tapi nyatanya, lelaki itu kembali juga akhirnya dengan sebuah amplop coklat di tangannya. Pak Hamid menghitung uang dalam amplop, lalu buru-buru membungkus plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaan miliknya dengan kantong plastik, seakan-akan takut lelaki muda itu berubah pikiran.

Dipandangnya lelaki muda itu pergi dengan gembira bercampur sedih. Ada yang hilang dari dirinya. Kebanggaan atau mungkin juga harga dirinya. Pak Hamid kini melipat alas dagangannya dan segera beranjak meninggalkan tempat itu, meninggalkan pedagang akik dan kaos kaki yang terbengong-bengong. Entah apa yang mereka pikirkan. Namun, ia tak sempat berfikir soal mereka, pikirannya sendiri pun masih kurang dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi.

"Lebih baik pulang jalan kaki saja. Mungkin sepanjang jalan aku bisa menata perasaanku. Sebaik mungkin. Aku tidak ingin istriku melihatku merasa kehilangan plakat-plakat itu. Aku tidak ingin ia melihatku menyesal telah menjualnya. Karena aku ingin anakku sekolah, aku ingin dia sekolah!" Pak Hamid bertutur panjang dalam hati.

Ia melangkah gontai menuju rumah. Separuh hatinya begitu gembira, akhirnya si bungsu dapat sekolah. Tiga setengah juta cukup untuk membiayai uang pangkal dan beberapa bulan SPP. Namun, separuh bagian hatinya yang lain menangis, kehilangan plakat-plakat itu, yang sekian tahun lamanya selalu menjadi kebanggaannya.

Jarak tiga kilometer dan waktu yang terbuang tak dipedulikannya. Sesampainya di rumah, istrinya menyambutnya dengan wajah khawatir.

"Ada apa, Pak? Apa yang terjadi denganmu? Tadi ada lelaki muda yang mencarimu. Dia memberikan bungkusan ini dan sebuah surat. Aku khawatir sampeyan ada masalah."

Pak Hamid tertegun. Dilihatnya kantong plastik hitam di tangan istrinya. Sepertinya ia mengenali kantong itu. Dibukanya kantong itu dengan terburu-buru. Dan...plakat- plakat itu, tanda penghargaan itu ada di dalamnya! Semuanya! Tak ada yang berkurang satu bijipun! Apa artinya ini? Apakah lelaki itu berubah pikiran? Mungkin ia bermaksud mengembalikan semuanya. Atau mungkin harga yang diberikannya terlalu mahal.

Batin Pak Hamid bergejolak riuh. Segera dibukanya surat yang diangsurkan istrinya ke tangannya. Sehelai kartu nama terselip di dalam surat pendek itu.

"Pak Hamid yang saya cintai, Saya kembalikan plakat-plakat ini. Plakat-plakat ini bukan hanya berarti untuk Bapak, tapi juga buat kami semua, murid-murid Bapak. Kami bangga menjadi murid Bapak. Terima kasih atas semua jasa Bapak." Suryo, lulusan tahun 76.

Tak ada kata-kata. Hanya derasnya air mata yang membasahi pipi Pak Hamid.

*******

Terima kasih tak terhingga untukmu guru-guruku, ustadz-ustadzku (dosen-dosenku) tercinta..., jasamu sungguh tak ternilai bagi kami..... Semoga pahala terus mengalir kepadamu para guruku, ustadzku (baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada) sampai hari persidangan nanti di padang mahsyar karena engkau telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kami.

Kisah inspiratif ini didapat dari grup WhatsApp Kopma UIN Syahid 1 pada Jum'at, 20 Nopember 2015 pukul 12.47 WIB yang diposting kembali oleh Hadi Nugraha (Ketua Umum Asosiasi Koperasi Mahasiswa).

Mutiara Sehat Itu Harta Terindah

Hibah Jasa - Apa manfaat dan mengapa kita butuh pijat? Menurut ilmu kedokteran dan hasil penelitian di Barat membuktikan bahwa pijat dapat melancarkan darah dan getah bening serta membuang racun. Pijat juga memperbaiki sistem syaraf yang rusak dan menjaga kulit tetap elastis sehingga menunda penuaan dini. Dengan mengikuti terapi pijat yang teratur dan benar, dapat membantu membangkitkan kecantikan dan kecerahan wajah dari dalam (inner beuty) karena terapi pijat mampu memperlambat proses penuaan kulit wajah menjadi segar serta menampilkan aura yang baik..

Lebih lanjut terapi pijat berfungsi mengurangi rasa sakit secara alami tanpa efek samping dan terbukti terapi pijat dapat mengurangi rasa cemas, depresi, tidak percaya diri, serta kelainan hormon dan syaraf akibat beberapa jenis penyakit.

Pijat, urut atau massage sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia dalam memulihkan fungsi-fungsi anggota badan yang terganggu, karena pijat dan unit memiliki peranan penting untuk melancarkan peredaran darah putih dan darah merah. Bila peredaran darah seluruh tubuh normal, maka semua kotoran yang berupa asam urat dan karbondioksida nafas yang dikeluarkan melalui hidung, keringat, air seni akan lancar. Untuk kelancaran itu, semua anggota tubuh memerlukan pasokan udara dan air yang cukup.

Kotoran yang tidak bisa terbuang (tidak bisa diangkat oleh darah) dan akan mengendap berbentuk kristal, yang akan menyumbat aliran darah. Kondisi demikian merupakan awal sebuah penyakit. Selain itu, lancarnya peredaran darah putih menjadi semua penyakit yang berupa virus, baksil, kuman penyakit, bisa dicegah dan diberantas secara tuntas.

Bagaimana pelayanan Pijat Mutiara Sehat? Hasil survei membuktikan bahwa standarisasi pijat Mutiara Sehat mampu menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit umum yang diderita masyarakat, yang mana tingkat aktivitasnya tinggi. Karena setiap tenaga Mutiara Sehat memiliki pengalaman dan kemampuan teknis pijat yang menjamin rasa kepuasan bagi pelanggannya. Lebih dari itu, setiap anggota Mutiara Sehat selalu bekerja dengan hati nurani, ketulusan, dan kebersihan hati yang menjadikan profesi pijat sebagai profesi yang mulia dan terhormat.

Pelayanan yang disajikan di pijat Mutiara Sehat, yakni:
  • Pijat Tradisional.
  • Pijat Paket Keluarga.
  • Pijat Lulur Tradisional.
  • Pijat Terkilir / Keseleo.
  • Pijat Pasca Melahirkan.
Mutiara Sehat memliki komitmen untuk memberikan pelayanan pijat yang terbaik dari apa yang pernah anda dapatkan. Pastikan anda mendapatkan pelayanan pijat Mutiara Sehat di tempat yang diinginkan selama 18 jam, cukup dengan menghubungi melalui telepon:

081384766457 - 087882274997 - 02195878120