Tahun 2013 merupakan tahun budaya bagi kota Jakarta dimana Bapak Gubernur mengadakan pesta budaya untuk para raj, sultan, pemangku adat, penglingsir untuk berkumpul di Jakarta dengan mempresentasikan budaya lokalnya masing-masing. Pagelaran budaya tersebut berupa prosesi raja, sultan, pemangku adat, penglingsir dihadapan para undangan dengan pakaian kebesaran. Selain itu, ada tarian, kuliner, pameran benda pusaka, dan lain sebagainya.
Acara tersebut melibatkan kerajaan-kerajaan yang ada di dunia yang masih aktif berhubungan dengan masyarakat. Hal ini penting sebagai pembelajaran bangsa Indonesia, terhadap kerajaan-kerajaan lain, selain yang berada di Solo dan Yogyakarta. Untuk itu, Bapak Gubernur memprogramkan acara tersebut akan diadakan setiap 2 tahun sekali. Dengan harapan peserta dari luar negeri jauh lebih banyak.
Akan tetapi pada kenyataannya ketika proses pesta 2013 berlangsung, peserta kerajaan dari luar negeri hanya sedikit, karena waktu persiapannya sangat pendek (3 bulan), sehingga tidak sesuai dengan harapan.
Setelah acara pesta 2013 selesai, kemudian diadakan evaluasi, akhirnya pemerintah dapat merumuskan kembali langkah-langkah yang harus dilakukan ketika akan mengadakan pesta raja-raja tahun 2015 sesuai programnya DKI. Salah satunya adalah waktu persiapan dan program yang harus tersusun rapi 1 tahun sebelumnya. Sehingga korespondensi dengan kerajaan-kerajaan di luar negeri mempunyai waktu yang cukup.
Untuk menunjang kegiatan tersebut diperlukan kegiatan awal berupa lokakarya, dengan pembicara dan narasumber yang dapat mewakili kebutuhan informasi kegiatan pesta 2015, serta para Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di seluruh Indonesia, dimana bekas-bekas kerajaan masa lalu berada. Dengan harapan pengelola kerajaan dan Dinas dapat bekerjasama untuk menampilkan budayanya pada pesta 2015 secara prima.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 12, 13, dan 14 Desember 2014 yang lalu di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.